Fluent Fiction - Indonesian: A Reunion Amid Rain: Healing Bonds at Borobudur
Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.com/id/episode/2025-01-29-23-34-02-id
Story Transcript:
Id: Ayu berdiri di depan Candi Borobudur, mengagumi keindahan batu-batu tua yang mengisahkan sejarah.
En: Ayu stood in front of Candi Borobudur, admiring the beauty of the ancient stones that tell a story of history.
Id: Pohon-pohon hijau yang rimbun mengelilinginya, menciptakan suasana yang tenang di tengah keramaian perayaan Imlek.
En: Lush green trees surrounded her, creating a serene atmosphere amid the bustling Imlek celebration.
Id: Aroma hujan dan dupa menggantung di udara, seakan mengantarkan doa-doa.
En: The scent of rain and incense hung in the air, as if carrying prayers.
Id: Hari ini adalah hari yang spesial.
En: Today was a special day.
Id: Ayu berkumpul dengan kakak dan adiknya, Budi dan Citra, di tempat yang penuh kenangan ini.
En: Ayu gathered with her siblings, Budi and Citra, in this place full of memories.
Id: Dulu, hubungan mereka dekat, tetapi jarak dan kesalahpahaman memisahkan mereka.
En: In the past, their relationship was close, but distance and misunderstandings tore them apart.
Id: Ayu merasa bersalah dan ingin memperbaiki keadaan.
En: Ayu felt guilty and wanted to rectify the situation.
Id: Namun, ketakutan membuatnya ragu-ragu.
En: However, fear made her hesitate.
Id: Kerumunan orang yang merayakan Imlek memberikan warna merah dan emas di setiap sudut.
En: The crowd celebrating Imlek painted every corner in red and gold.
Id: Suasana meriah, namun Ayu merasa kesepian dalam keramaian itu.
En: The atmosphere was festive, yet Ayu felt lonely in that crowd.
Id: Dia terus mencari waktu yang tepat untuk berbicara dengan Budi dan Citra.
En: She kept looking for the right time to talk to Budi and Citra.
Id: Kakaknya sibuk mengobrol dengan tamu lain, sementara adiknya mengabadikan momen-momen dalam foto.
En: Her brother was busy chatting with other guests, while her sister captured moments in photographs.
Id: Saat itu, awan gelap menyelimuti langit dan hujan turun tanpa ampun.
En: At that moment, dark clouds enveloped the sky and rain poured down mercilessly.
Id: Semua orang bergegas mencari tempat berlindung.
En: Everyone hurried to find shelter.
Id: Ayu, Budi, dan Citra akhirnya berkumpul di bawah sebuah pavilion.
En: Ayu, Budi, and Citra finally gathered under a pavilion.
Id: Kilatan petir menyinari wajah gelisah Ayu.
En: Flashes of lightning lit up Ayu's anxious face.
Id: Ini kesempatannya.
En: This was her chance.
Id: “Aku ingin bicara,” kata Ayu, suaranya terdengar gemetar.
En: "I want to talk," Ayu said, her voice trembling.
Id: Budi dan Citra menoleh padanya.
En: Budi and Citra turned toward her.
Id: Keheningan sejenak, hanya suara hujan yang memecah kesunyian.
En: A brief silence, only the sound of rain broke the quiet.
Id: “Aku minta maaf kalau dulu aku salah.
En: "I'm sorry if I was wrong in the past.
Id: Aku ingin kita bisa dekat lagi,” lanjut Ayu.
En: I want us to be close again," Ayu continued.
Id: Matanya memohon pengertian dari kedua saudaranya.
En: Her eyes pleaded for understanding from her siblings.
Id: Budi menghela napas panjang.
En: Budi took a deep breath.
Id: “Ayu, kita juga salah.
En: "Ayu, we were wrong too.
Id: Kita semua sibuk dan lupa satu sama lain.
En: We all got busy and forgot each other."
Id: ” Citra mengangguk setuju.
En: Citra nodded in agreement.
Id: “Kita keluarga.
En: "We're family.
Id: Tidak ada kata terlambat untuk memulai lagi,” tambah Citra dengan lembut.
En: It's never too late to start again," added Citra gently.
Id: Kata-kata sederhana itu seperti menyalakan lilin harapan di hati Ayu.
En: Those simple words were like lighting a candle of hope in Ayu's heart.
Id: Mereka berbicara panjang lebar, saling berbagi cerita dan tawa, meski kenangan pahit masih menyisip di antaranya.
En: They talked at length, sharing stories and laughter, even though bitter memories still lingered among them.
Id: Hujan di luar pavilion menjadi musik latar, membersihkan rindu yang tertutupi debu waktu.
En: The rain outside the pavilion became a soundtrack, washing away longing that had been covered by the dust of time.
Id: Saat hujan mereda, ketiga saudara itu keluar dari pavilion.
En: As the rain eased, the three siblings stepped out of the pavilion.
Id: Langit perlahan cerah, matahari muncul malu-malu di ufuk.
En: The sky gradually cleared, the sun timidly peeking at the horizon.
Id: Ayu merasakan kedamaian dalam hatinya.
En: Ayu felt at peace in her heart.
Id: Hubungan mereka memang masih perlu waktu untuk sembuh sepenuhnya, namun langkah awal telah diambil.
En: Their relationship indeed still needed time to fully heal, but the first step had been taken.
Id: Ayu menyadari bahwa kejujuran adalah kunci untuk sembuh dari luka lama.
En: Ayu realized that honesty was the key to healing old wounds.
Id: Dengan tangan saling bergandengan, mereka berjalan mengitari Borobudur, meninggalkan masa lalu yang penuh kesalahpahaman dan memasuki babak baru sebagai keluarga yang saling mendukung.
En: With hands held together, they walked around Borobudur, leaving behind a past full of misunderstandings and entering a new chapter as a supportive family.
Id: Di tengah suasana perayaan Imlek, Ayu, Budi, dan Citra kembali merasakan kehangatan dari arti kata “keluarga.
En: In the midst of the Imlek celebration atmosphere, Ayu, Budi, and Citra once again felt the warmth of what it means to be a "family."
Vocabulary Words: