Fluent Fiction - Indonesian: Rekindling Family Traditions: A Beachside Galungan Celebration
Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.com/id/episode/2025-11-07-23-34-02-id
Story Transcript:
Id: Pasir putih Kuta Beach terasa hangat di bawah kaki Ayu.
En: The white sand of Kuta Beach felt warm under Ayu's feet.
Id: Udara pagi beraroma garam dan bunga cempaka yang terbawa dari altar-altar persembahan di sepanjang jalan.
En: The morning air carried the scent of salt and cempaka flowers from the offering altars along the street.
Id: Hari ini, Bali merayakan Galungan, dan Ayu merasa gundah.
En: Today, Bali celebrated Galungan, and Ayu felt uneasy.
Id: Ayu berdiri di pinggir pantai, mengamati ombak yang berdebur.
En: Ayu stood at the beach's edge, watching the waves crash.
Id: Di sekelilingnya, penduduk lokal dan wisatawan memenuhi pantai.
En: Around her, locals and tourists filled the beach.
Id: Bendera warna-warni menghiasi jalanan, menari tertiup angin.
En: Colorful flags decorated the streets, dancing in the wind.
Id: Ayu menoleh ke arah saudaranya, Budi dan Dewi, yang duduk di dekatnya.
En: Ayu turned toward her siblings, Budi and Dewi, who sat nearby.
Id: "Budi, Dewi, ingat waktu kita membuat penjor bersama Ayah?" tanya Ayu, mencoba membuka percakapan.
En: "Budi, Dewi, do you remember when we made penjor with Dad?" Ayu asked, trying to start a conversation.
Id: Suara Ayu hampir tertelan oleh riuhnya pantai.
En: Her voice was nearly drowned out by the beach's bustle.
Id: Budi, yang sibuk dengan ponselnya, mengangkat wajah.
En: Budi, busy with his phone, lifted his face.
Id: "Ya, tapi aku harus segera balik ke kantor. Kerjaan menumpuk," jawabnya singkat.
En: "Yeah, but I need to get back to the office soon. Work's piling up," he replied shortly.
Id: Dewi, di sisi lain, mengangkat alis. "Apa semua ini masih relevan di jaman sekarang, Kak?" tanyanya dengan skeptis.
En: Dewi, on the other hand, raised an eyebrow. "Is all of this still relevant these days, Sis?" she asked skeptically.
Id: Ayu merasa sedih.
En: Ayu felt sad.
Id: Mereka sudah lama tidak berkumpul.
En: They hadn't gathered for a long time.
Id: Tradisi keluarga terancam dilupakan.
En: Family traditions were at risk of being forgotten.
Id: Dia tahu harus melakukan sesuatu.
En: She knew she had to do something.
Id: Ayu punya ide.
En: Ayu had an idea.
Id: Sepanjang siang, Ayu sibuk mempersiapkan kejutan untuk sore hari.
En: All afternoon, Ayu was busy preparing a surprise for the evening.
Id: Dia menyiapkan makanan kecil yang dulu sering mereka makan saat Galungan: nasi tumpeng, lawar, dan sate lilit.
En: She prepared the snacks they often ate during Galungan: nasi tumpeng, lawar, and sate lilit.
Id: Dia juga membuat kembali satu penjor kecil di antara bendera-bendera pantai.
En: She also made a small penjor among the beach flags.
Id: Saat sore tiba, Ayu mengajak Budi dan Dewi ke tempat yang dia siapkan.
En: When evening came, Ayu invited Budi and Dewi to the place she had prepared.
Id: "Makanlah, ini makanan yang dulu kita buat bersama ibu," kata Ayu sambil menyuguhkan hidangan.
En: "Eat, these are the foods we used to make with Mom," Ayu said while presenting the dishes.
Id: Budi menatap makanan itu, ingatan masa kecil kembali.
En: Budi looked at the food, childhood memories returning.
Id: "Aku ingat ini. Kita dulu bergantian mengaduk adonan lawar," ujarnya sambil tersenyum.
En: "I remember this. We used to take turns stirring the lawar mixture," he said with a smile.
Id: Dewi tersentuh melihat makanan-makanan itu.
En: Dewi was touched seeing the foods.
Id: "Aku lupa betapa serunya membuat ini semua," katanya perlahan.
En: "I forgot how fun it was to make all of this," she said slowly.
Id: Untuk momen itu, Ayu bercerita.
En: For that moment, Ayu shared a story.
Id: "Ingat waktu kita membuat ketupat? Ayah selalu bilang, budaya itu akar kita.
En: "Remember when we made ketupat? Dad always said, culture is our root.
Id: Kalau kita lupa, kita akan terombang-ambing seperti daun," kata Ayu.
En: If we forget, we'll drift like leaves," Ayu said.
Id: Kata-kata Ayu membuat Budi dan Dewi terdiam.
En: Ayu's words left Budi and Dewi silent.
Id: Mereka merasa tersentuh.
En: They felt moved.
Id: Kenangan masa kecil mereka kembali hidup.
En: Their childhood memories came back to life.
Id: Akhirnya, Budi melihat hasil dari pertemuan ini.
En: Finally, Budi saw the outcome of this meeting.
Id: "Kamu benar, Ayu. Keluarga dan tradisi ini penting.
En: "You're right, Ayu. Family and this tradition are important.
Id: Aku ingin lebih banyak waktu bersama kalian," katanya mantap.
En: I want to spend more time with you," he said firmly.
Id: Dewi tersenyum ke arah Ayu.
En: Dewi smiled at Ayu.
Id: "Akar kita mungkin kuno, tapi mereka membentuk siapa kita sekarang. Aku mengerti sekarang," ujarnya tulus.
En: "Our roots might be old-fashioned, but they shape who we are now. I understand now," she said earnestly.
Id: Ayu merasa lega.
En: Ayu felt relieved.
Id: Lihatlah, kebersamaan ini berhasil mengingatkan mereka.
En: Look, this togetherness succeeded in reminding them.
Id: Mereka berjanji untuk terus menjaga tradisi Galungan yang indah.
En: They promised to continue preserving the beautiful Galungan tradition.
Id: Malam itu, mereka bertiga duduk di pantai, memandangi bintang-bintang.
En: That night, the three of them sat on the beach, gazing at the stars.
Id: Ayu, kini lebih tenang. Dia tahu mereka akan menjaga jati diri mereka sebagai keluarga yang padu dalam tradisi.
En: Ayu, now calmer, knew they would maintain their identity as a united family in tradition.
Id: Hampir seperti mantra, ombak terus berbisik di Kuta Beach yang abadi.
En: Almost like a mantra, the waves continued to whisper at the eternal Kuta Beach.
Vocabulary Words: