Fluent Fiction - Indonesian: The Watermelon Heist: Outwitting the Principal's Rules
Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.com/id/episode/2025-08-29-22-34-02-id
Story Transcript:
Id: Adi mengerutkan kening sambil menatap benda besar berwarna hijau di depannya.
En: Adi furrowed his brow while staring at the big green object in front of him.
Id: "Kita harus bisa," katanya penuh semangat, matanya bersinar dengan ide.
En: "We have to do this," he said enthusiastically, his eyes gleaming with ideas.
Id: Di sebelahnya, Made tampak ragu tapi tersenyum, siap membantu sahabatnya.
En: Beside him, Made looked doubtful but smiled, ready to help his friend.
Id: Mereka berdiri di tengah halaman sekolah asrama yang rindang, matahari sore menyorot terik, memberikan nuansa khas musim kemarau.
En: They stood in the middle of the shady boarding school yard, the afternoon sun shining brightly, giving a distinctive nuance of the dry season.
Id: Pak Budi, kepala sekolah yang dikenal tegas, baru saja memperkenalkan aturan ketat tanpa makanan besar di dalam asrama.
En: Pak Budi, the principal known for his strictness, had just introduced a strict rule against large meals in the dormitory.
Id: Ini semua karena kejadian terakhir ketika sekantong durian membuat seluruh koridor berbau menyengat selama seminggu.
En: This was all due to the last incident when a bag of durian made the entire corridor smell pungent for a week.
Id: Namun, Adi, terpacu oleh tantangan dari teman-teman sekelasnya, ingin membuktikan keterampilannya dengan menyelundupkan semangka raksasa ini ke dalam kamar asrama mereka.
En: However, Adi, driven by a challenge from his classmates, wanted to prove his skills by smuggling this giant watermelon into their dorm room.
Id: "Rencananya sederhana," kata Adi sambil menggulirkan semangka itu pelan-pelan agar tak terlihat.
En: "The plan is simple," said Adi, slowly rolling the watermelon so it wouldn't be seen.
Id: "Kita pakai kardus besar ini. Kamu bawa, dan aku akan mengalihkan perhatian Pak Budi."
En: "We use this big box. You carry it, and I'll distract Pak Budi."
Id: Made mengangguk, meski hatinya berdebar. "Baik, aku di belakangmu."
En: Made nodded, although his heart was pounding. "Alright, I'm right behind you."
Id: Dengan langkah hati-hati, mereka menuju gedung asrama yang terbuat dari kayu kuno yang tetap kokoh meski sudah usang.
En: With cautious steps, they approached the dormitory building made of ancient wood that remained sturdy despite being old.
Id: Ruangannya luas tapi minimalis, tanpa banyak perabot.
En: The room was spacious yet minimalistic, without much furniture.
Id: Tepat saat mereka mendekat, terdengar suara Pak Budi dari kejauhan, membuat mereka terjingkat.
En: Just as they got close, they heard Pak Budi's voice from a distance, making them jump.
Id: "Ayo, cepat!" desis Adi.
En: "Hurry, quick!" whispered Adi.
Id: Made dengan sigap mengangkat kardus berisi semangka dan menyusul Adi, menyelinap masuk ke pintu belakang yang lebih jarang digunakan.
En: Made swiftly lifted the box containing the watermelon and followed Adi, sneaking in through the rarely used back door.
Id: Hampir sampai di kamar, tiba-tiba pintu terbuka lebar.
En: Almost at the room, suddenly the door swung open.
Id: Pak Budi berdiri di ambang pintu, memeriksa dengan cermat.
En: Pak Budi stood in the doorway, inspecting carefully.
Id: Jantung kedua anak itu serasa berhenti sejenak.
En: The hearts of the two boys seemed to stop for a moment.
Id: Namun, tak mau menyerah, otak Adi berputar cepat mencari alasan.
En: However, not wanting to give up, Adi's brain whirled quickly seeking an excuse.
Id: "Ah, Pak Budi! Kami... ini untuk proyek seni dan sains," katanya dengan yakin, meski suaranya sedikit gemetar.
En: "Ah, Pak Budi! We... this is for an art and science project," he said confidently, though his voice was slightly trembling.
Id: Pak Budi memandang semangka itu dengan alis terangkat. "Oh? Jelaskan."
En: Pak Budi looked at the watermelon with a raised eyebrow. "Oh? Explain."
Id: Adi memulai penjelasan spontan tentang sesuatu yang dia sebut "prediksi kerapatan melon dan daya apung".
En: Adi began a spontaneous explanation about something he called "melon density prediction and buoyancy."
Id: Dia menunjuk semangka, menjelaskan bagaimana mereka akan memotong, mengukur, dan menghitung untuk melihat apakah teorinya benar.
En: He pointed to the watermelon, explaining how they would cut, measure, and calculate to see if his theory was correct.
Id: Made, yang awalnya khawatir, tiba-tiba mendukung Adi, menambahkan improvisasinya tentang eksperimen terkait.
En: Made, who was initially worried, suddenly supported Adi, adding his improvisation about related experiments.
Id: Beberapa menit yang menegangkan berlalu sebelum Pak Budi mengangguk perlahan.
En: A few tense minutes passed before Pak Budi slowly nodded.
Id: "Baiklah, pastikan itu bersih kembali dan tak ada yang rusak," katanya, berbalik meninggalkan ruangan.
En: "Alright, make sure it’s clean afterwards and nothing is damaged," he said, turning to leave the room.
Id: Saat pintu tertutup, keduanya nyaris tak percaya.
En: As the door closed, they could hardly believe it.
Id: Dengan lega, mereka tertawa geli, merasa berhasil melampaui tantangan besar hari itu.
En: With relief, they laughed quietly, feeling like they had overcome the big challenge of the day.
Id: Adi merasa puas, menyadari bahwa berpikir cepat dan kreatif bukan hanya menyelamatkan dia hari ini, tetapi juga memberi pelajaran berharga.
En: Adi felt satisfied, realizing that quick thinking and creativity not only saved him today but also offered a valuable lesson.
Id: Sementara Made, dengan semangat baru, menemukan kemampuan berimprovisasi yang tak pernah dia tahu dia miliki.
En: Meanwhile, Made, with newfound enthusiasm, discovered improvisational abilities he never knew he possessed.
Id: Asrama kembali tenang saat malam menjemput, hanya suara tawa pelan dari kamar Adi dan Made, memecah keheningan.
En: The dormitory returned to calm as night fell, only the quiet laughter from Adi and Made's room breaking the silence.
Id: Mereka berhasil, dan semangka yang kini sudah dipotong, dinikmati bersama teman-teman lainnya, sebuah kemenangan kecil yang tak akan terlupakan.
En: They had succeeded, and the watermelon, now cut, was enjoyed with their other friends, a small victory that would not be forgotten.
Vocabulary Words: