Look for any podcast host, guest or anyone

Shows

HIRUPHIRUP04. Cencala...Bau kematian bersama kenangan kelamnya. Konon busuk di aroma tapi baik di Sang Maha. Menyengat, mengingat, menyayat, merapat...2020-03-0500 minHIRUPHIRUP13. Kau Menjadi Dia...Yang membakarmu habis dan ia tak kembali. Lalu kau hirup racun yang semalam ia bagi. Kau habis termakan dirimu yang serupa ia. Tercekik tajam racun yang kau sebut tanda cinta...2020-03-0500 minHIRUPHIRUP12. Maka Akan...Setiap busuk derita yang kau keluh. Tidak ada amis yang baik-baik saja...2020-03-0500 minHIRUPHIRUP11. Kurang Suka...Coba dulu hirup bir dan pertemuan. Lantas beku dalam perumpamaan. Akhirnya kita bilang, kita ini kurang suka penderitaan. Tapi bau mayatnya lekat sekujur badan...2020-03-0500 minHIRUPHIRUP10. Ku Bilang...Ibu teriak kematian itu menusuk ingatannya. Ibu mohon hadirku untuk singgah lebih lama. Ku bilang pada ibu gelap malam sudah datang. Ku bilang pada ibu bagi udara agar lebih lapang...2020-03-0500 minHIRUPHIRUP09. Sarang Karang...Tumpukan bekas makan jadi karang. Juga kotoran yang dibuang sembarang. Lekat pada tubuh jadi timbunan bayang. Busuk menyatu dari ufuk sampai petang...2020-03-0500 minHIRUPHIRUP08. Racik Rona...Ku racik malam jadi macam aroma. Sengat anyir lahir dari sapaannya. Hangus terbakar gosong dibuatnya. Tajam menusuk dihirup tak kuasa...2020-03-0500 minHIRUPHIRUP07. Semerbak Bangkai...Katanya ini bau setumpuk dusta dan pengkhianatan. Tapi ku terka sarangnya menyengat serupa kotoran. Ku telusuri bersama memori landasnya perasaan. Ditemani kuatnya jejak telisik aroma bayangan. Semakin jelas busuknya dekat dengan alam...2020-03-0501 minHIRUPHIRUP06. Bukti Usaha...Kutandai dari bau asap jalanan di tubuhnya. Katanya bukti bahwa dirinya sudah berusaha. Bau limbah gedung tua memperkuat sengitnya. Bukan hanya keringat di punggung kekarnya...2020-03-0500 minHIRUPHIRUP05. Kononnya Gila...Makanan membusuk dari dalam perutnya. Rambut tebal hangus terbakar deritanya. Cerita lalu tinggal dan tumbuh di tubuhnya. Pertanda betapa kuat benteng pertahanannya. Terus berjalan sampai tak tahu lagi harus apa. Tak punya siapa selain diri serta liangnya...2020-03-0501 minHIRUPHIRUP14. Bila Nanti...Apa lagi baunya memenuhi lahat yang dulu kau kutuk. Kau caci, kau teriaki, kau pukuli saat pulang dari mabuk. Bila nanti kau sanggup menjadi diriku, bisa kau sebutkan apa lagi yang belum ku tahu? Selain bau mulutmu yang sebusuk sampah...2020-03-0501 minHIRUPHIRUP03. Serupa...Katanya semua yang hidup mungkin berakhir sama. Bangkai mayatnya abadi dalam penantian tak berusia. Baik atau buruk meninggalkan busuk tak jauh beda.2020-03-0501 minHIRUPHIRUP02. Bau Ibu Kota...Pun sesak yang tak karuan lagi rasanya. Udara menusuk polusi sebabnya. Busuk limbah erat memeluk pekerja. Bertambah timbunan sampah ibu kota. Basi makanan jadi sumber lainnya...2020-03-0501 minHIRUPHIRUP01. Pukul Tiga...Yang membekaskan jejak bau tak beda. Sejak wangi liang di atas makamnya. Kini ia tinggalkan bekas luka lama. Serupa bangkai menusuk hingga kepala. Sesak rasa tak tangkap udara pun cahaya...2020-03-0501 minRABARABA08. Abuk Yang Menghidupi...Ku ingin kau menyentuhnya, menghelainya, menyanyanginya. Aku yakin kau tak akan kecewa. Jemarimu kian bahagia aku percaya. Abuk ini menghangatkan sekali...2020-03-0500 minRABARABA07. Kenikmatan...Gumpalan bubuk kau lerai perlahan. Dengan jari-jemari berkali sentuhan. Sesekali kau hirup jadi kenikmatan...2020-03-0500 minRABARABA06. Sepasang...Semakin jauh kau menjelajah. Semakin lembut kau ku jamah. Semakin sering kau terluka. Semakin kerap kau ku jaga...2020-03-0500 minRABARABA05. Jenteraku...Jiwa kuat dan suka bernaung. Di bawah namun menghidupi. Kau rendah namun mengatasi. Jangan peduli akan tusuk berduri. Tebas mereka dengan gerigi nyali...2020-03-0501 minRABARABA04. Bentangan Dari Negeri...Ditangisi sang fakir lantas diludahi. Dipijak sehari-hari tanpa ragu dijajaki. Tak henti ku pertanyakan. “Sebenarnya kau baik atau tidak?”. “Kenapa seolah kau ini berpihak?”. “Kenapa terasa alam ini kau rusak?”...2020-03-0501 minDENGARDENGAR06. Dengar Angan...Tak ada waktu bersedih. Tak ada ruang merintih. Tak ada waktu memilih. Tak ada ruang berkasih. Kau dengar angan-angan...2020-03-0500 minDENGARDENGAR15. Sebelum Sepenuhnya...Sunyi adalah bunyi padam abadi. Sunyi adalah ledakan di kepalaku. Tak seorang mendengar pun aku. Suaraku pergi meninggalkanku. Suaraku merindukan aku dan diriku...2020-03-0501 minDENGARDENGAR14. Perihal Tidur...Ini cukup ini sungguh cukup berulang kau bilang. Tapi tak cukup yakin apa benar yang ku dengar. Karena sungguh yang kita dekap hanya debar.2020-03-0501 minDENGARDENGAR13. Oh Sang Maha...Damai tanpa henti tetap saja sunyi. Datang tanpa pergi tetap saja sunyi. Oh, Sang Maha Segala. Rupanya bukan perkara mati, sepi, henti, dan pergi...2020-03-0501 minDENGARDENGAR12. Bila Tak Kau...Bila masih tak kau dengar angin hadir. Jaga kakimu tegak jangan terkilir. Coba kau ulangi tanpa melipir. Siapa sangka waktu bergulir. Dan bila memang tak kau dengar angin hadir...2020-03-0501 minDENGARDENGAR11. Tak Jamah...Hening kau dengar tanpa debur. Mengantarmu larut dalam tidur. Tenang tak kau biarkan kabur. Jangan lupa ucap syukur dan doa. Pejam mata dan pasang telinga. Kini akan ku mulai bercerita. Lewat lirih hembusan udara. Sekarang tak bisa kau jamah suara...2020-03-0501 minDENGARDENGAR10. Kepulangan...Yang ku ingat hanya getar bisu percakapan. Deras terdengar tumbuh dalam kehampaan. Jejak balita tersamar bengis kedewasaan. Pengap hinggap memenuhi ruang pikiran...2020-03-0500 minDENGARDENGAR09. Tukar Peran...Detak nadi pun larut dalam dekapan. Senyap tanpa tanggap pendengaran. Lalu siapa yang kini akan kau salahkan. Bila mereka saja acuh tanpa beri alasan. Menyumbat lubang dengan kedua tangan...2020-03-0500 minDENGARDENGAR08. Dungu dan KamuSepi kita bermula. Bersiap jadi kecewa. Mungkin sunyi perlu terjadi....2020-03-0500 minDENGARDENGAR07. Bumi dan Langit...Bumi dan langit tumbuh perlahan di dalam. Merapalkan doa yang larut bersama pejam. Membungkam resah yang terus ku pendam...2020-03-0500 minRABARABA03. Berbagi Kisah...Hitam menyengat memeluk beban ketahanan. Pekat mengikat padat batuan permukaan. Ku nikmati setiap unsur dari lapisan tebalnya. Daya tahannya juga murni khas aromanya...2020-03-0500 minDENGARDENGAR05. Penuntasan Jarak...Melahirkan senyap berbuah kecupan. Juga ragam percakapan lewat ingatan. Dingin malam lantas memeluk pelan...2020-03-0500 minDENGARDENGAR04. Tanpa Nama...Detaknya hilang tertimbun sepinya riuh. Kosong, sunyi, kelam lantas tenggelam. Berani-beraninya ia melahirkan bungkam...2020-03-0500 minDENGARDENGAR03. Bahaya Manusia...Pesan terlewat tanpa singgah begitu saja. Hanya terdengar suara tanpa ada makna. Senyap sekali seperti jiwa tak bernyawa. Bebal akal untuk sekedar ingat tertawa...2020-03-0500 minDENGARDENGAR02. Kamu Kataku...Tapi kata ku, diammu terus membatu. Kata ku, tiadamu semakin menghantu. Kata ku, sunyimu jelas mendekapku...2020-03-0500 minDENGARDENGAR01. Tanpa Penghuni...Meninggalkan bunyi, menyisakan sunyi. Jalan jauh dan jatuh hati serta lari-lari. Dari segala hal yang mengutuk pasti. Aku terus dengar bayangan mimpi. Lantas ibuku tidur memeluk sunyi...2020-03-0501 minHIRUPHIRUP17. Sepertinya Lupa...Ku ingat lagi sejak terakhir kali hampir mati. Siapa sosok yang mengeluarkanku dari peti. Yang baunya busuk menyengat seperti ini...2020-03-0501 minHIRUPHIRUP16. Tanpa Henti...Menghirup racun tanpa henti. Katamu itu semua bukan apa-apa. Karena kau dapat dari belahan jiwa. Katamu bau pekatnya biasa-biasa saja...2020-03-0500 minHIRUPHIRUP15. Tuanku...Tuanku, masih ku ingat betul sesak yang kuhirup sampai dahak. Lantas kau malah mempercepat lajunya tak berotak. Kau lihat aku sekarat tercekik dan tersedak. Tanpa sedikit pun hatimu tergerak...2020-03-0501 minRASARASA10. Tumbuh Dewasa...Seolah padam seluruh sebab yang bahagiakanmu. Kau pendam pecah tangis dalam lengkung senyummu. Pilu lah sebagai orang yang tumbuh dewasa di usiamu...2020-03-0501 minRASARASA19. Sebab Patah...Sayang, ibu tidak muluk berjanji menjagaku. Karena ia tahu aku cukup mandiri melakukan itu. Ia yang diam-diam dari belakang menyaksikanku. Sayang, kau tahu masalahnya bukan itu...2020-03-0500 minRASARASA18. Pergi Tak Kembali...Tapi sudah berhari-hari kosong ini belum terisi. Berharap ibu datang memeluk lagi berkali-kali. Tapi yang ada ketakutan semakin menjadi-jadi. Resah diri karena belum terbentuk sosok pribadi. Ingin jadi seseorang yang dulu ibu sering impi...2020-03-0500 minRASARASA17. Aku Bicara...Aku bicara saat kamu menangis. Diteriaki ini itu yang keji dan bengis. Aku bicara saat kamu ingin tidur. Saat kamu mau peluk dan mulai melantur. Aku bicara saat kamu bangun pagi. Yang kamu mau cuma aku untuk obati...2020-03-0501 minRASARASA16. Pesan Ibu...Digilai sepi pun sudah langganan. Ibu pernah berpesan perihal patah hati. Tapi bodoh ku melangkah tak hati-hati...2020-03-0500 minRASARASA15. Sungguh Biasa...Jelas aku juga ingin punya waktu lebih lama. Tapi kali ini memang egoisnya sedikit berbeda. Ini untuk selamanya atau benar sekalian tiada....2020-03-0500 minRASARASA14. Keparat...Tak tahu lagi kapan akan sembuh. Kalau tangisku lagi-lagi diseduh. Terus dibiarkan mendidih. Terus dibakar dengan gigih...2020-03-0500 minRASARASA13. Menyambut Sepi...Berpikir harus berjalan sendiri. Tapi sepi menyambut esok hari. Aku sudah kehilangan jejak. Berpikir masa depan hingga sesak...2020-03-0500 minRASARASA12. Sepasang Berbatas...Pada dinding waktu dan angan. Berakhir kita sepasang berbatas. Berkilau redup lantas berbekas...2020-03-0500 minRASARASA11. Sengal Napas...Aku terisak dalam diam di pelukannya. Ku tenggelamkan wajahku dalam dekapnya. Tangan mungilnya perlahan lepas dari kepala. Sengal napasnya hilang untuk selamanya.2020-03-0501 minRASARASA20. Sebentar...Cemas berlebih sedih membrutal. Depresi karena kurang minum air. Tapi memang esnya susah mencair. Menahun sama-sama kita tunggu. Yang ada malah kita yang beku...2020-03-0500 minRASARASA09. Rata Di Tinta...Tak waras kau pikir aku berlari ke kamu. Akan memuncak yang dipendam-pendam. Akan berbahaya si api yang dipaksa padam. Ingin marah tapi kau bilang gila...2020-03-0500 minRASARASA08. Manusia Atau Apa...Katanya ini masih waktu ia berpeluk manja. Pada tubuh baru yang membuatnya bahagia. Hati juga sudah mati dua kali. Tak ku biarkan tiga kali ku ulangi. Diam masih melekat tak berhenti. Semakin hari semakin ku nikmati. Seharusnya tak ada maaf untukmu...2020-03-0501 minRASARASA07. Jadi Satu...Bila perhatian melahirkan kata sayang. Pada musim tertentu aku akan hilang. Seringkali harus tinggal demi pergi perang. Katamu singgah itu bukan abadi....2020-03-0501 minRASARASA06. Aku Ini...Lalu aku arungi lagi semua sepi yang ada. Kita tak perlu awal yang baru. Sudah banyak luka di bahu. Juga jauhnya riuh menggebu...2020-03-0501 minRASARASA05. Erat Urat...Pantas tergulat erat mendekap. Kerap tertangkap urat menguap. Tajam menikam jiwa keberanian. Terkam mendekam jadi ketakutan.2020-03-0500 minRASARASA04. Kaca Malam...Kembali telinga dibungkam habis oleh diam. Dipatahkan lantas digerus senyap mati tajam. Deras tuju tak seiring dengan hati terdalam...2020-03-0500 minRASARASA03. Getir Magis...Di satu hari lain jadi terasa sedikit manis. Meringis, menangis, mengais, mengikis. Getir hati tergerus badai bermula gerimis. Koyak mimpi terderai berujung mengemis...2020-03-0500 minRASARASA02. Penakut Akut...Aku teriak mampus sampai mati. Tak juga melahirkan kata berani. Juga mimpi dicintai sedalam ini...2020-03-0500 minRASARASA29. Waktunya Pergi...Orang-orang berangkat dan menunggu. Hiruk pikuk pikiran meniadakanmu. Pada waktu terluka mereka melagu. Di dalam hatimu kau terlambat menyadari...2020-03-0500 minRABARABA02. Surai...Biarkan terurai dan melambai saja. Biar harumnya hambur kemana-mana. Jangan ada yang berani menjamahnya...2020-03-0500 minRABARABA01. Jangan Berhenti...Lantas ku belai lembut hitam rambutmu. Ku sisir pelan dengan jemari mungilku. Menelanjangi mahkota yang masih sama. Sejak pertama kali harumnya memesona...2020-03-0500 minRASARASA35. Perempuan Dan Laki-laki...Perempuan itu masa mudanya dibalut resah. Dulunya ia pernah bermimpi kelewat indah. Membangun bahtera yang abadi tanpa celah. Lantas sekarang ia biarkan bahteranya terbaring. Di bawah tumpukan kesedihan yang beriring...2020-03-0502 minRASARASA34. Rumah Ibu...Melakukan banyak gerakan kecil yang mewah. Menyisir rambut, menyeduh kopi, tertawa renyah. Tiada hari yang tak rindu waktu berserah. Saat kau rasa meraba aspal melahirkan lelah...2020-03-0501 minRASARASA33. Melipat Jarak...Menahun ku butakan dengarku. Tak kunjung hadir suara beratmu. Ku tutup erat riuh sunyi bertemu. Agar tenang kau bungkam rindu...2020-03-0501 minRASARASA32. Berbagi Sendiri...Puisi jadi anak kecil di mana rekreasi kata jadi nama-nama. Ku harap-harap temukan setitik, tak ada kata merintik. Ku cari-cari barangkali ada di antara bangkai cantik. Tetapi tak ku temukan apa-apa, tak punya siapa-siapa. Dirimu hanya, bayangmu saja, bersama banyak derita...2020-03-0501 minRASARASA31. Sebab-Sebab Sepi...Pagi tadi aku berpaspasan dengan kata bangkai. Pada jalan yang sama kami menguntai bingkai. Kali ini tak terendus bau busuk dalam angin. Sebab tanpa diminta aku sendiri tak ingin. Ku lihat di kejauhan ada sepasang yang jatuh...2020-03-0501 minRASARASA30. Bosan Datang...Berpindah dari halaman-halaman buku dan deret lagu. Semula ku pikir kemampuanku menikmati senang itu hilang. Tapi nyatanya temu pelarian menuntun jalanku untuk pulang...2020-03-0501 minRASARASA01. Memeluk Diri...Ku panggil sepi selagi masih bisa aku usahakan. Menelanjangi diri setelah menapaki persinggahan. Tak mampu menghalangi yang ingin ku tinggalkan. Ia sudah tinggal sejak lama dalam album kenangan. Menetap abadi dalam hampa dan jejak kesendirian...2020-03-0500 minRASARASA28. Melawan Kehidupan...Melintas di atasmu dengan sangat cepat. Habis saja digempur hari-hari tak hebat. Besi pun lekang waktu, manisku. Berusaha mengingat siapa dirimu. Kau pun lekang mengenang aku...2020-03-0501 minRASARASA27. Semoga Kamu...Musik di telingamu kau pikir akan abadi. Padahal temanmu itu patah hati. Dijatuhkan pun sudah berkali-kali. Jari-jemarimu masih sudi menemani. Rambutmu masih terikat dengan rapi. Luka itu katamu makanan sehari-hari...2020-03-0501 minRASARASA26. Itu Kamu...Aku pun masih tidak tahu. Apa penyebabnya itu kamu. Karena apa yang kamu lakukan. Masih ku ingat di barisan depan. Tidak membentak. Aku tidak dijadikan samsak...2020-03-0501 minRASARASA25. Bunga Yang Malang...Tapi kenapa aku jadi meluruh. Tengah bicara lantas mengeluh. Perasaanku tumbuh tak penuh. Lantas salah karena tak utuh. Ternyata salah ku titip percaya...2020-03-0500 minRASARASA24. Si Depresi...Otak tak bisa lagi ku ajak diskusi. Hilang inspirasi untuk susun puisi. Hilang gairah sekedar jalani hari. Memang jahat si depresi ini. Duniaku ditusuk berkali-kali. Katanya tak semua sesuai janji...2020-03-0501 minRASARASA23. Takut Gila...Sesungguhnya benar kekasih. Yang ku takutkan hanya bersedih. Jalan pikiran pun alasan kau tebas habis. Lantas kau marah kalau aku menangis. Tapi sayang kamu tidak boleh lupa. Aku berpijak karena tak tahu ini semua...2020-03-0500 minRASARASA22. Tak Ada...Dibuat olehnya ku rasa sendiri. Karenanya ku berhenti mencari. Otakku masih bekerja dengan baik. Wajahku juga masih dibilang cantik. Sering dibilang sulit untuk dipetik. Tapi memang dasar manusia licik...2020-03-0501 minRASARASA21. Tak Lagi Ku Mampu...Kau gaungkan lagi salah masa lalu. Lantas kau injak diri sesak ku teriak. Tawamu keras tindih tangis terisak. Lagi-lagi kau buat berantakan. Jatuh ke dalam lubang pemakaman. Dengan hati-hati kau menjadi bahaya...2020-03-0501 min