podcast
details
.com
Print
Share
Look for any podcast host, guest or anyone
Search
Showing episodes and shows of
Dhammavihari Buddhist Studies
Shows
Dhammavihari Buddhist Studies
Ashin Kheminda - Keyakinan (Saddhā)
Temukan Dhammavihari Buddhist Studies di YouTube, Facebook, Instagram, Spotify & Google Play Books. Subscribe & ikuti untuk mendapatkan info seputar Dhamma yang mencerahkan. https://linktr.ee/Dhammavihari
2020-11-03
1h 21
Dhammavihari Buddhist Studies
Ashin Kheminda - Vinaya Yang Hendaknya Diketahui oleh Umat
Temukan Dhammavihari Buddhist Studies di YouTube, Facebook, Instagram, Spotify & Google Play Books. Subscribe & ikuti untuk mendapatkan info seputar Dhamma yang mencerahkan. https://linktr.ee/Dhammavihari
2020-11-03
1h 15
Dhammavihari Buddhist Studies
Ashin Kheminda: The World Reflects Our Mind (Dgn Q&A)
Temukan Dhammavihari Buddhist Studies di YouTube, Facebook, Instagram, Spotify & Google Play Books. Subscribe & ikuti untuk mendapatkan info seputar Dhamma yang mencerahkan. https://linktr.ee/Dhammavihari
2020-11-03
1h 28
Dhammavihari Buddhist Studies
Ashin Kheminda - Normalisasi Hati
Temukan Dhammavihari Buddhist Studies di YouTube, Facebook, Instagram, Spotify & Google Play Books. Subscribe & ikuti u/ mendapatkan info seputar Dhamma yg mencerahkan. https://linktr.ee/Dhammavihari
2020-09-04
1h 05
Dhammavihari Buddhist Studies
Ashin Kheminda - Mahir dalam Kehidupan
Temukan Dhammavihari Buddhist Studies di YouTube, Facebook, Instagram, Spotify & Google Play Books. Subscribe & ikuti untuk mendapatkan info seputar Dhamma yg mencerahkan. Pusat Informasi DBS • Telp/WA : 0813 8700 3600 | https://dhammavihari.or.id/
2020-08-30
57 min
Dhammavihari Buddhist Studies
Ashin Kheminda - Memahami Kehidupan dengan Baik
Semoga ceramah #AshinKheminda kali ini bermanfaat untuk memperluas cakrawala pandang sehingga anda mempunyai pemahaman yang lebih baik lagi tentang #kehidupan. Selamat menikmati! Sekretariat DBS: Email: yayasandhammavihari@gmail.com Telpon: 0857 82 800 200, 0812 86 30 3000 dan 021 22556430 Website: dhammavihari.or.id Facebook: Dhammavihari Buddhist Studies
2020-08-27
19 min
Dhammavihari Buddhist Studies
Ashin Kheminda - Vitakkasanthanasutta 1 (Khotbah tentang Penghentian Bentuk-Bentuk Pikiran yang Tidak Baik)
“Wahai para bhikkhu, lima tanda-tanda ini harus diperhatikan dari waktu ke waktu oleh seorang bhikkhu yang sedang berlatih untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi. Lima yang manakah? Kalimat di atas merupakan cuplikan ucapan dari Buddha yang terekam di Khotbah tentang Penghentian Bentuk-Bentuk Pikiran yang Mengganggu (Vitakkasaṇṭhānasutta). Khotbah yang ada di Majjhima Nikāya ini akan dijelaskan oleh Ashin Kheminda di Kelas Pariyatti Sāsana minggu ini. Mari kita bersama-sama menyimak penjelasan tentang khotbah ini hanya berdasarkan kitab komentar di kanal Youtube Dhammavihari Buddhist Studies. (Pilihan lain via ZOOM dengan mendaftar melalui tautan berikut: https://bit.ly/KelasPS-O...
2020-08-22
1h 57
Dhammavihari Buddhist Studies
Ashin Kheminda - Khotbah tentang Perasaan yang Pertama (Pathamavedanasutta)
“Wahai para bhikkhu, ada tiga perasaan ini. Tiga yang manakah? #Perasaan suka, perasaan duka, perasaan bukan duka-dan bukan pula-suka …” Bait yang disampaikan oleh #Buddha ini terekam di Khotbah tentang Perasaan yang Pertama (Paṭhamavedanā Sutta Iti. 52). Di sutta ini Buddha membicarakan tentang kehancuran perasaan. Mengapa perasaan perlu dihancurkan? Silakan menyimak penjelasan tentang khotbah yang terekam di Itivuttaka ini oleh #AshinKheminda hanya berdasarkan #kitab komentar di kanal Youtube #Dhammavihari Buddhist Studies. (Pilihan lain via ZOOM dengan mendaftar melalui tautan berikut: https://bit.ly/KelasPS-Online). Informasi : • Pusat Informasi DBS • Telp/WA : 0813 8700 3600 www.dhammavihari.or.id
2020-08-03
2h 07
Dhammavihari Buddhist Studies
Ashin Kheminda - 62 Pandangan Salah (6)
Buku-buku karya Ashin Kheminda dan buku lain terbitan DBS bisa didapatkan melalui link berikut: http://bit.ly/DBSbook Temukan "Dhammavihari Buddhist Studies" di YouTube, Facebook dan Instagram. --- Support this podcast: https://anchor.fm/dhammavihari-buddhist-studies/support
2020-08-03
1h 00
Dhammavihari Buddhist Studies
Ashin Kheminda - 62 Pandangan Salah (5)
Buku-buku karya Ashin Kheminda dan buku lain terbitan DBS bisa didapatkan melalui link berikut: http://bit.ly/DBSbook Temukan "Dhammavihari Buddhist Studies" di YouTube, Facebook dan Instagram. --- Support this podcast: https://anchor.fm/dhammavihari-buddhist-studies/support
2020-08-03
1h 00
Dhammavihari Buddhist Studies
Ashin Kheminda - 62 Pandangan Salah (4)
Buku-buku karya Ashin Kheminda dan buku lain terbitan DBS bisa didapatkan melalui link berikut: http://bit.ly/DBSbook Temukan "Dhammavihari Buddhist Studies" di YouTube, Facebook dan Instagram. --- Support this podcast: https://anchor.fm/dhammavihari-buddhist-studies/support
2020-08-03
1h 10
Dhammavihari Buddhist Studies
Ashin Kheminda - 62 Pandangan Salah (2)
Buku-buku karya Ashin Kheminda dan buku lain terbitan DBS bisa didapatkan melalui link berikut: http://bit.ly/DBSbook Temukan "Dhammavihari Buddhist Studies" di YouTube, Facebook dan Instagram. --- Support this podcast: https://anchor.fm/dhammavihari-buddhist-studies/support
2020-08-02
1h 10
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab VII.10 - Kategori-kategori (Samuccayapariccheda) - 10
Di kelas terakhir dari bab VII Abhidhammatthasaṅgaha yang berjudul Bab-bab tentang Kategori-Kategori (Samuccayapariccheda) ini, Ashin Kheminda menjelaskan tentang bagian akhir dari ringkasan total (Sabbasaṅgaha). Beliau menjelaskan tentang Empat Kebenaran Mulia, mulai dari penjelasan mengenai duka sebagai suatu keadaan yang buruk/menjijikan kemudian tentang asal-mula duka yang tidak lain adalah faktor-mental keserakahan yang muncul dalam bentuk nafsu-kehausan (taṅhā), penghentian-duka yang terjadi saat hancurnya nafsu-kehausan atau saat kebenaran mulia keempat yaitu Jalan Mulia Berunsur Delapan berkembang dan muncul bersama kesadaran Jalan. Selanjutnya, Ashin Kheminda menjelaskan lebih detail lagi mengenai apa saja yang termasuk landasan-indriawi objek-mental (dhammāyatana), elemen-objek-mental (dhammadhātu), tujuh...
2020-07-23
1h 13
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab VII.9 - Kategori-kategori (Samuccayapariccheda) - 9
Di kelas kesembilan dari bab VII Abhidhammatthasaṅgaha yang berjudul Bab-bab tentang Kategori-Kategori (Samuccayapariccheda), Ashin Kheminda menjelaskan tentang subbab selanjutnya yaitu ringkasan total (Sabbasaṅgaha). Beberapa kategori di ringkasan total ini yang sudah dijelaskan adalah mengenai lima agregat (pañcakkhandha) dan bedanya dengan lima agregat yang menjadi objek pelekatan (pañcupādānakkhandhā). Dalam hal agregat materi, keseluruhan 28 materi bisa masuk di dalam kedua kategori tersebut namun lain halnya dengan agregat kesadaran. Tidak semua kesadaran dapat menjadi objek dari pelekatan (upādāna). Selanjutnya, Ashin Kheminda menjelaskan tentang 12 landasan-indriawi (āyatana) yang merupakan tempat tinggal, tempat produksi, tempat pertemuan dan tempat kelahiran dari...
2020-07-23
1h 19
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab VII.8 - Kategori-kategori (Samuccayapariccheda) - 8
Agar dapat mencapai pencerahan, seseorang harus mampu mengembangkan dhamma-dhamma yang menjadi kelompok pencerahan (Bodhipakkhiya dhamma) Di kelas kedelapan dari bab VII Abhidhammatthasaṅgaha yang berjudul Bab-bab tentang Kategori-Kategori (Samuccayapariccheda), Ashin Kheminda mulai menjelaskan tentang kategori selanjtunya yaitu ringkasan tentang hal-hal yang menjadi faksi/kelompok pencerahan (Bodhipakkhiyasaṅgaha). Ada 37 faktor yang tergabung di dalam kelompok ini yaitu empat fondasi perhatian-penuh (cattāro satipaṭṭhānā), empat daya-upaya yang tertinggi (cattāro sammappadhānā), empat landasan keberhasilan (cattāro iddhipādā), lima indria (pañcindriyā), lima kekuatan (pañca balāni), tujuh faktor-pencerahan (satta bojjhaṅgā) dan delapan faktor-faktor Jalan (aṭṭha maggaṅgāni). Tiga puluh tuju...
2020-07-23
1h 37
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab VII.7 - Kategori-kategori (Samuccayapariccheda) - 7
“Faktor- faktor jhāna tidak ditemukan di kesadaran-pancaindra; kekuatan- kekuatan di [kesadaran-kesadaran] tanpa energi; faktor- faktor Jalan di [kesadaran- kesadaran] tanpa-akar.” Syair di atas terekam di bab VII Abhidhammatthasaṅgaha yang berjudul Bab-bab tentang Kategori-Kategori (Samuccayapariccheda) tentang kategori campuran (missakasaṅgaha). Setelah memaparkan tentang tujuh jenis kategori campuran, Ācariya Anuruddha kemudian memperlihatkan hubungan antara dhamma-dhamma tersebut dengan kesadaran (citta). Hal inilah yang dijelaskan oleh Ashin Kheminda di kelas ketujuh ini. Pada umumnya kesadaran memerlukan penempelan-awal (vitakka) untuk mengarahkan batin ke objek untuk pertama kalinya, namun sepasang kesadaran pancaindra tidak perlu. Hal ini dikarenakan benturan antara objek dengan landasan pancaindra sudah cukup kuat se...
2020-07-23
55 min
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab VII.6 - Kategori-kategori (Samuccayapariccheda) - 6
Di kelas keenam bab VII Abhidhammatthasaṅgaha yang berjudul Bab-bab tentang Kategori-Kategori (Samuccayapariccheda) ini, Ashin Kheminda melanjutkan penjelasan mengenai kategori campuran (missakasaṅgaha) yaitu tentang sembilan kekuatan (nava balāni). Tujuh dari sembilan dhamma ini disebut sebagai kekuatan karena mereka tidak tergoyahkan oleh dhamma-dhamma yang berlawanan serta menjadi penguat di antara dhamma-dhamma yang berasosiasi dengannya. Namun dua sisanya yang bersifat akusala hanya memenuhi kriteria kedua karena mereka bisa digoyahkan oleh dhamma-dhamma yang berlawanan (kusala dhamma). Selanjutnya, Ashin Kheminda juga menjelaskan tentang empat penguasa (cattāro adhipatī) antara lain hasrat sebagai penguasa (chandādhipati), energi sebagai penguasa (vīriyādhipati), kesadaran sebagai pen...
2020-07-23
1h 10
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab VII.5 - Kategori-kategori (Samuccayapariccheda) - 5
Menurut Abhidhamma, ada dua belas dhamma yang merupakan faktor jalan. Dua belas faktor jalan (dvādasa maggaṅgāni) ini selain terdiri dari dhamma-dhamma baik yang ada di Jalan Mulia Berunsur 8, juga terdiri dari empat jalan (dhamma) yang tidak baik seperti pandangan-salah (micchādiṭṭhi), pikiran-salah (micchāsaṅkappo), usaha-salah (micchāvāyāmo) dan konsentrasi-salah (micchāsamādhi). Faktor-faktor ini disebutkan di dalam syair bab VII Abhidhammatthasaṅgaha yang berjudul Bab-bab tentang Kategori-Kategori (Samuccayapariccheda). Di kelas kelima ini, Ashin Kheminda melanjutkan penjelasan tentang Kategori-Campuran (missakasaṅgaha). Beliau membahas dua belas faktor ini sesuai dengan penjelasan yang ada di kitab komentar (vibhāvinīṭīk...
2020-07-23
1h 52
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab VII.3 - Kategori-kategori (Samuccayapariccheda) - 3
Di dalam kategori-kategori yang tidak-baik (akusalasaṅgaha) disebutkan ada enam rintangan (cha nīvaraṇāni) yang terdiri dari rintangan yang disebut hasrat-sensual (kāmacchandanīvaraṇa), rintangan yang disebut niat-jahat (byāpādanīvaraṇa), rintangan yang disebut kemalasan dan kantuk (thinamiddhanīvaraṇa), serta rintangan yang disebut kebingungan dan penyesalan (uddhaccakukkuccanīvaraṇa), rintangan yang disebut keraguan (vicikicchānīvaraṇa), rintangan yang disebut ketidak-tahuan (avijjānīvaraṇa). Enam ini disebut rintangan karena dapat merintangi seseorang untuk mencapai kesucian tertinggi. Ashin Kheminda melanjutkan pembahasan tentang syair-syair yang ada di bab VII Abhidhammatthasaṅgaha yang berjudul Bab-bab tentang Kategori-Kategori (Samuccayapariccheda). Beliau menje...
2020-07-23
1h 14
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab VII.4 - Kategori-kategori (Samuccayapariccheda) - 4
Di kelas keempat bab VII Abhidhammatthasaṅgaha yang berjudul Bab-bab tentang Kategori-Kategori (Samuccayapariccheda) ini, Ashin Kheminda melanjutkan pembahasan mengenai kategori-kategori yang tidak-baik (akusalasaṅgaha). Kali ini beliau menjelaskan tentang sepuluh belenggu (dasa saṃyojanā) yang memborgol kita ke “tiang” saṃsāra. Terdapat sedikit perbedaan antara model Suttanta dan Abhidhamma mengenai sepuluh belenggu ini namun bila digabungkan sebenarnya sepuluh belenggu ini secara realitas hakiki adalah sembilan faktor mental yang tidak baik (akusala cetasika) yaitu keserakahan (lobha), kebencian (dosa), pandangan-salah (diṭṭhi), kesombongan (māna), keraguan (vicikicchā), kebingungan (uddhacca), delusi (moha), iri hati (issā) dan kekikiran (macchariya). Selanjutnya, Ashin Kheminda menjelaskan tentang dasa kilesā (se...
2020-07-23
1h 11
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab VII.2 - Kategori-kategori (Samuccayapariccheda) - 2
Setelah mengajarkan tentang empat noda-batin (cattāro āsava) di kelas sebelumnya, kali ini Ashin Kheminda melanjutkan pembahasan tentang syair-syair yang ada di bab VII Abhidhammatthasaṅgaha yang berjudul Bab-bab tentang Kategori-Kategori (Samuccayapariccheda). Pembahasan masih mengenai kategori-kategori yang tidak-baik (akusalasaṅgaha). Di kelas ini, beliau menjelaskan tentang kategori tidak baik lainnya yaitu empat banjir (cattāro oghā) yang juga disertai oleh nafsu indriawi (kāma), eksistensi (bhava), pandangan salah (diṭṭhi) dan ketidaktahuan (avijja). Selayaknya banjir, empat hal ini dapat menyeret makhluk untuk terlahir kembali di alam bahagia atau bahkan menenggelamkan mereka ke alam bawah yang menyedihkan. Kategori selanjutnya adalah empat pengikat (catt...
2020-07-23
1h 52
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab VII.1 - Kategori-kategori (Samuccayapariccheda) 1
Setelah menyelesaikan pembahasan tentang 72 dhamma beserta dengan karakteristiknya masing-masing, di bab VII #Abhidhammatthasaṅgaha yang berjudul Bab-bab tentang Kategori-Kategori (Samuccayapariccheda), Ācariya Anuruddha menguraikan dhamma-dhamma tersebut ke dalam empat kategori yaitu ringkasan tentang kategori-kategori yang tidak-baik (akusalasaṅgaha); ringkasan tentang kategori-kategori campuran (missakasaṅgaha); ringkasan tentang kelompok-pencerahan (bodhipakkhiyasaṅgaha) dan ringkasan tentang keseluruhan (sabbasaṅgaha). Di kelas perdana semester genap 2018/2019 ini, Ashin Kheminda menjelaskan tentang kategori yang pertama sesuai dengan urutan syair dari Abhidhammatthasaṅgaha. Pada kesempatan ini, beliau menjelaskan tentang empat noda-batin (cattāro āsavā) yang terdiri dari noda-nafsu-indriawi (kāmāsava), noda-pelekatan terhadap eksistensi (bhavāsava), noda-pandangan-salah (diṭṭhāsava) dan noda-ketidaktahu...
2020-07-23
1h 53
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab VI.11 - Proses Klaster Materi
Kelas ini merupakan kelas tambahan yang diberikan oleh Ashin Kheminda kepada para murid Abhidhamma DBS. Di kelas ini, beliau menjelaskan tentang Proses Klaster Materi yang merupakan bagian dari Bab keenam dari Abhidhammattasaṅgaha. Tujuan dari kelas ini adalah agar para murid Abhidhamma dapat memahami reduplikasi dari materi yang berasal dari empat sumber (samuṭṭhāna) yaitu kamma, kesadaran, temperatur dan sari makanan dalam berbagai situasi. Dimulai dari saat kelahiran kembali, saat munculnya nona-nyawa (jīvitanavaka), saat pertama kali mendapatkan sari makanan, saat awal terbentuknya deka-mata dan lain-lain, saat berlangsungnya proses kognitif di pintu pancaindra yang pertama dan juga saat pencapaian kondisi pen...
2020-07-23
1h 23
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab VI.10 - Uraian tentang Nibbāna (Nibbānabheda)
Tujuan terakhir umat Buddha adalah mencapai Nibbāna, tetapi apa sebenarnya Nibbāna itu? Di kelas terakhir pembahasan tentang Rūpapariccheda yang merupakan bab VI Abhidhammatthasaṅgaha karya Ācariya Anuruddha ini, Ashin Kheminda menjelaskan tentang Nibbāna. Nibbāna bukanlah suatu tempat atau alam kehidupan, Nibbāna adalah sesuatu yang adiduniawi, melebihi duniawi atau melampaui pancaindra kita. Oleh sebab itu, pengalaman Nibbāna sulit untuk diungkapan dengan kata-kata yang hanya mampu menjelaskan pengalaman melalui pancaindra. Nibbāna secara harfiah artinya keadaan tanpa jahitan—kehausan (taṇhā)—yang menjahit rangkaian kehidupan di saṃsāra. Sebagai realitas hakiki, Nibbāna hanya ada satu dengan karakter...
2020-07-23
1h 05
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab VI.9 - Tahapan Kejadian Materi (Rūpapavattikkama)
Ada empat cara kelahiran makhluk (yoni) yaitu yang lahir di kelembaban (saṃsedajā), yang lahir secara spontan (opapātika), yang lahir di telur (aṇḍaja) dan lahir di rahim (jalābuja). Di kelas kesembilan dari Bab IV #Abhidhammatthasaṅgaha karya Ācariya #Anuruddha ini, #AshinKheminda menjelaskan tentang subbab yang kelima yaitu Tahapan Kejadian Materi (Rūpapavattikkama). Jumlah klaster materi (#rūpakalāpa) yang muncul pada momen kelahiran kembali (#paṭisandhi) bisa berbeda-beda pada makhluk-makhluk tergantung dari cara kelahiran makhluk tersebut dan jumlah klaster materi yang dapat muncul di sepanjang kehidupan (pavatti) juga tergantung dari alam kehidupannya. Selain itu juga tergantung dari ada tidaknya defis...
2020-07-23
1h 30
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab VI. 8 - Eksposisi tentang Klaster (Kalāpayojanā)
Setelah mempelajari tentang 28 materi, klasifikasi dan juga sebab-kemunculannya, pada pertemuan kali ini, Ashin Kheminda menjelaskan tentang subbab yang keempat dari Bab IV Abhidhammatthasaṅgaha karya Ācariya #Anuruddha yaitu Eksposisi tentang Klaster (Kalāpayojanā). Materi-materi yang dihasilkan baik oleh kamma, kesadaran, temperatur atau sari makanan tidak muncul dalam secara individual tetapi dalam bentuk bundelan atau gugusan yang disebut sebagai klaster (kalāpa). Buddha mengatakan hanya ada 21 jenis klaster yang dapat ditemukan di alam semesta ini. Materi-materi yang muncul dalam satu klaster akan muncul-bersama (ekuppādā), lenyap-bersama (ekanirodhā), mempunyai sandaran yang sama (ekanissayā) dan hidup bersama (sahavuttina). Dalam satu klaster, jumlah materi yang paling...
2020-07-23
1h 00
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab VI. 7 - Metode Sebab-Kemunculan Materi (Rūpasamuṭṭhānanaya) - 2
Kelas #Abhidhamma kali ini masih melanjutkan topik minggu lalu, yaitu sebab-kemunculan-materi. Salah satu sebab-kemunculan materi (Rūpasamuṭṭhāna) adalah temperatur (utu). Yang dimaksud dengan temperatur (utu) tidak lain adalah elemen-api (tejodhātu) yang terdapat di setiap klaster-materi (#rūpakalāpa). Untuk dapat menghasilkan materi, maka elemen-api butuh mendapatkan perkuatan dari kondisi-kondisi yang telah lahir sesudahnya dan dipengaruhi oleh temperatur dari dalam (rūpakalāpa/internal) dan dari luar (eksternal). Temperatur ini karena merupakan materi, maka hanya bisa menghasilkan materi baru di submomen kelangsungan materi yang berjumlah 49 submomen. Di subbab ini, #AshinKheminda juga menjelaskan tentang sebab kemunculan lain dari materi yaitu sari mak...
2020-07-23
1h 09
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab VI. 6 - Metode Sebab-Kemunculan Materi (Rūpasamuṭṭhānanaya) - 1
“Kammaṃ cittaṃ utu āhāro ceti cattāri rūpasamuṭṭhānāni nāma”, (Kamma, kesadaran, temperatur, dan makanan adalah nama untuk empat sebab- kemunculan materi). Setelah menjelaskan tentang Klasifikasi-Materi, di kelas ini, Ashin Kheminda mulai menjelaskan subbab berikut dari bab keenam Abhidhammatasaṅgaha karya Ācariya Anuruddha yaitu Metode Sebab- Kemunculan Materi (Rūpasamuṭṭhānanaya). Syair di atas menunjukkan bahwa sebab kemunculan materi ada empat, yang pertama adalah kamma, materi yang terbentuk dari kamma disebut sebagai kammajārūpa. Kamma sendiri adalah kehendak (cetanā) yang menyertai 12 kesadaran yang tidak baik (akusala citta) dan 17 kesadaran yang lebih tinggi (mahaggata citta), namun tidak semua kamma...
2020-07-23
1h 30
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab VI. 5 - Klasifikasi Materi (Rūpavibhāga) - 2
“Dua belas macam materi, yaitu transparansi dan objek dinamakan materi-kasar, materi- di sekitar dan materi-dengan benturan; yang lainnya adalah materi-lembut, materi-jauh dan materi-tanpa benturan” Syair ke-23 dari bab keenam Abhidhammatasaṅgaha karya Ācariya Anuruddha yang berjudul Rūpapariccheda (bab tentang Materi) ini menjelaskan bahwa dua puluh delapan materi dapat diklasifikasikan menjadi materi yang kasar karena merupakan materi yang “memiliki objek” yaitu materi-transparansi (pasādarūpa) atau merupakan objek itu sendiri yaitu materi-wilayah-penjelajahan (gocararūpa) serta enam belas materi-lembut. Kelompok materi yang kasar ini juga merupakan materi yang mudah diamati saat bervipassanā. Pengelompokan di atas merupakan lanjutan dari penjelasan tentang subbab Klasifikasi Materi...
2020-07-23
1h 15
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab VI. 4 - Klasifikasi Materi (Rūpavibhāga) - 1
Dua puluh delapan materi (rūpa) yang sudah dijelaskan di subbab perincian lengkap tentang materi (rūpasamuddesa) kemudian diklasifikasikan berdasarkan beberapa kategori di subbab Klasifikasi Materi (Rūpavibhāga). Semua materi adalah satu macam yaitu tanpa-akar (ahetuka), dengan kondisi (sappaccaya), berasosiasi dengan noda-batin (sāsava), terkondisi (saṅkhata), duniawi (lokiya), lingkup-indriawi (kāmāvacara), tanpa-objek (anārammaṇa) dan tidak untuk ditanggalkan (appahātabba). Namun hanya lima yang disebut materi internal (ajjhattikarūpa), enam materi yang merupakan landasan (vatthurūpa), tujuh materi yang dapat berfungsi sebagai pintu (dvārarūpa) dan delapan materi yang merupakan daya-pengendali (indriyarūpa). Materi-materi apa saja yang termasuk di...
2020-07-23
1h 25
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab VI. 3 - Perincian Lengkap Mengenai Materi (Rūpasamuddesa) - 3
Setelah menjelaskan tentang delapan belas individu materi yang merupakan realitas hakiki (yang memiliki ciri alamiah [sabhāvarūpa], karakteristik nyata [salakkhaṇarūpa], terbentuk nyata [nipphannarūpa], yang asli [rūparūpa], dan yang dapat menjadi wilayah pemahaman [sammasanarūpa]), di kelas ini, Ashin Kheminda melanjutkan penjelasan tentang sepuluh materi yang tidak mempunyai ciri dan karakteristik seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Dengan kata lain sepuluh materi ini bukanlah realitas hakiki, mereka seperti atribut yang menyertai kemunculan dari materi yang nyata. Sepuluh individu materi ini dikelompokkan ke dalam empat subkelompok yaitu kelompok materi-pembatas (paricchedarūpa) yang memastikan tidak bercampurnya klaster materi (rūpakalāpa...
2020-07-23
1h 54
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab VI. 2 - Perincian Lengkap Mengenai Materi (Rūpasamuddesa) - 2
“Bentuk, suara, ganda, rasa dan ‘sentuhan yang disebut sebagai tiga unsur-dasar tidak termasuk air’ dinamakan materi-wilayah-penjelajahan”. Demikian bunyi syair yang terdapat di Bab keenam dari Abhidhammatthasaṅgaha karya Ācariya Anuruddha yang berjudul Rūpapariccheda (bab tentang Materi). Kitab komentar kemudian menjelaskan maksud dari istilah materi-wilayah-penjelajahan (gocararūpa) yaitu ketujuh materi dasar yang tergolong dalam gocararūpa tersebut merupakan wilayah penjelajahan bagi kesadaran indriawi atau dengan kata lain merupakan objek bagi kesadaran indriawi. Selain menjelaskan tentang gocararūpa, di kelas kali ini, Ashin Kheminda juga menjelaskan tentang kelompok materi yang bergantung pada empat unsur dasar (upādāyarūpa) lainnya yaitu materi-jenis-kelamin...
2020-07-23
2h 03
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab VI. 1 - Perincian Lengkap Mengenai Materi (Rūpasamuddesa) - 1
Setelah menguraikan tentang fenomena batin yaitu kesadaran dan faktor-mental secara terperinci sesuai dengan variasi dan perwujudannya selama lima semester, Di semester keenam ini Ashin Kheminda mulai menjelaskan Bab keenam dari Abhidhammatthasaṅgaha karya Ācariya Anuruddha yang berjudul Rūpapariccheda (bab tentang Materi) . Bab ini berisi penjelasan tentang materi (rūpa) yang dibagi menjadi lima bagian yaitu perincian lengkap (samuddesa), klasifikasi (vibhāga), sebab-kemunculan (samuṭṭhāna), klaster (kalāpa) dan tahapan perwujudan materi (pavattikkama). Di kelas pertama ini, Ashin Kheminda menjelaskan tentang perincian lengkap. Pertama-tama beliau menjelaskan tentang pengelompokan 28 materi menjadi dua kelompok yaitu kelompok materi dasar (bhūtarūpa) yang terdiri da...
2020-07-23
1h 56
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab V. 11 - Proses Kematian dan Kelahiran-Kembali (Cutipaṭisandhikkama) 2
Apakah kamma yang menghasilkan resultan berupa penyambung kelahiran kembali sama seperti kamma yang mempersembahkan objek yang diambil oleh proses kognitif yang dekat dengan kematian? Di kelas terakhir dari bab kelima Abhidhammattasaṅgaha ini, Ashin Kheminda melanjutkan penjelasan tentang kamma, tanda-kamma dan tanda-tujuan yang merupakan objek untuk kesadaran penyambung kelahiran-kembali (paṭisandhicitta) di alam lingkup-indriawi. Beliau menjelaskan tentang perlunya pengulangan berkali-kali bagi suatu kamma untuk dapat menghasilkan penyambung-kelahiran kembali. Hal ini tentu mengubah pemahaman kita tentang proses kognitif yang dekat dengan kematian (maraṇasanavīthi). Kelas dilanjutkan dengan penjelasan tentang objek bagi kesadaran penyambung kelahiran kembali para brahmā materi-ha...
2020-01-20
1h 19
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab V. 10 - Proses Kematian dan Kelahiran-Kembali (Cutipaṭisandhikkama) 1
Kemunculan kematian ada empat jenis, yaitu melalui kehabisan usia (āyukkhaya), kehabisan kamma (kammakkhaya), kehabisan keduanya secara bersamaan (ubhayakkhaya) dan ada kamma yang menghancurkan (upacchedakakamma). Di kelas kesepuluh ini, Ashin Kheminda mulai menjelaskan tentang sub-bab terakhir dari bab kelima Abhidhammattasaṅgaha, yaitu tentang Proses Kematian dan Kelahiran-Kembali (Cutipaṭisandhikkama). Saat mempelajari ikhtisar objek (arammaṇasangaha) di bab ketiga, kita sudah mempelajari tentang objek untuk kesadaran penyambung kelahiran kembali (paṭisandhi citta) dan kesadaran kematian (cuti citta). Objek tersebut ada tiga yaitu kamma, tanda-kamma (kamma nimitta) dan tanda-tujuan (gati nimitta). Di bab kelima ini ketiga objek tersebut diuraikan dengan lebih detai...
2020-01-20
1h 46
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab V. 9 - Empat Kelompok Kamma (6)
Kualitas pencapaian jhāna seseorang bisa saja berbeda dengan pencapaian orang lain walaupun di tingkatan yang sama. Di kelas kesembilan dari bab kelima abhidhammattasaṅgaha ini, Ashin Kheminda melanjutkan penjelasan tentang pengelompokan kamma berdasarkan tempat kematangannya (pākaṭhāna). Kali ini yang dibahas adalah kamma baik lingkup materi-halus (rūpāvacarakusalakamma) dan kamma baik lingkup nonmateri (arūpāvacarakusalakamma). Perbedaan kualitas pencapaian ini akan membuahkan penyambung kelahiran kembali di alam yang berbeda. Mereka yang mengembangkan kamma baik lingkup materi-halus jhāna pertama hingga ke tingkat yang terbatas (paritta), bila dipertahankan sampai mendekati kematian akan terlahir kembali di antara kump...
2020-01-20
1h 34
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab V. 8 - Empat Kelompok Kamma (5)
Apakah ada kemungkinan seorang makhluk suci atau ariya terlahir di alam apāya (yang menyedihkan)? Jawabannya adalah tidak. Hal ini karena semua kotoran batin yang kasar yang dapat membuahkan kelahiran di alam yang menyedihkan itu sudah dihancurkan oleh dassana (penglihatan). Yang disebut sebagai dassana adalah kesadaran Jalan Pengarung Arus (sotāpatti maggacitta). Di kelas kedelapan dari bab kelima abhidhammattasaṅgaha ini, Ashin Kheminda menjelaskan seandainya kebingungan (uddhacca) mempunyai kapasitas untuk menghasilkan penyambung kelahiran kembali (paṭisandhi) di alam apāya, maka kotoran batin tersebut juga pasti akan dihancurkan oleh dassana. Namun pada kenyataannya tidaklah demikian, sehingga dari dua belas...
2020-01-20
1h 41
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab V. 7 - Empat Kelompok Kamma (4)
Apa yang anda ketahui tentang latihan dāna, sīla dan bhāvanā? Mungkin Anda hanya mengetahui bahwa dāna hanyalah berdana materi atau melepaskan makhluk hidup ke habitatnya; sīla hanyalah praktik moralitas dengan menjalankan lima, delapan atau sepuluh moralitas, sedangkan bhāvanā hanyalah praktik meditasi. Namun di kelas ketujuh dari bab kelima abhidhammattasaṅgaha ini, penjelasan dari Ashin Kheminda akan menambah wawasan kita tentang latihan dāna, sīla dan bhāvanā ini di mana ternyata sepuluh landasan kebajikan (dasapuññakiriyavatthu) dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis latihan tersebut. Sepuluh kamma baik dan sepuluh landasan kebajikan adalah...
2020-01-20
1h 36
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab V. 6 - Empat Kelompok Kamma (3)
Hanya dengan mendambakan benda milik orang lain dengan berpikir, ”Seandainya benda itu menjadi milikku..”, maka telah terbentuk benih kamma buruk yang dapat membuahkan kelahiran kembali di alam yang menyedihkan. Seringkali sebagai umat Buddha kita kebingungan dalam membedakan perbuatan tidak baik (akusala kamma) dengan perbuatan yang baik (kusala kamma). Kebingungan ini dijawab oleh Ashin Kheminda melalui penjelasan materi kelas keenam dari bab kelima abhidhammattasaṅgaha ini, yaitu tentang pengelompokan kamma berdasarkan tempat kematangannya (pākathāna). Kata “tempat” di sini artinya bumi di mana kamma tertentu matang dan berupa penyambung kelahiran kembali (paṭisandhi). Berdasarkan klasifikasi ini, kamma dibag...
2020-01-20
1h 47
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab V. 5 - Empat Kelompok Kamma (2)
Di kelas kelima dari bab kelima abhidhammatthasaṅgaha ini, Ashin Kheminda melanjutkan penjelasan tentang pengelompokan kamma berdasarkan urutan kematangannya (pākadāna) setelah di kelas sebelumnya dijelaskan tentang kamma berat dan kamma yang dekat dengan kematian. Jenis kamma lain di kelompok ini adalah kamma kebiasaan (āciṇṇa kamma) dan kamma cadangan (kaṭattā kamma). Bila seseorang tidak melakukan kamma berat (garuka kamma) dan tidak ada kamma yang dekat dengan kematian ( āciṇṇa kamma) yang berbuah maka kamma kebiasaanlah yang akan berbuah sebagai kesadaran penyambung kelahiran kembali. Dengan demikian sudah tentu sangat penting bagi kita untuk membangun kebiasaan yang positif seperti...
2020-01-20
1h 02
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab V. 4 - Empat Kelompok Kamma (1)
Segera setelah Raja Ajātasattu pergi, Buddha berkata kepada para bhikkhu: "Raja ini, para bhikkhu, telah menghancurkan dirinya sendiri; dia telah melukai dirinya sendiri. Para bhikkhu, jika raja ini tidak mengambil nyawa ayahnya, seorang yang baik dan seorang raja yang saleh, maka di tempat duduk ini juga akan muncul di dirinya mata Dhamma yang bersih dan bebas dari debu (pencapaian tingkat kesucian sotāpanna). “ Syair penutup dari Sāmaññaphala Sutta ini menunjukkan bahwa sebaik apa pun kumpulan pāramī seseorang namun bila ia lengah maka kehidupannya akan berubah. Begitulah cara kerja dari hukum kamma. Kita sudah mengetahui bahwa kamma adalah kehe...
2020-01-20
1h 49
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab V. 3 - Empat Paṭisandhi (2)
Dengan air mata bercucuran dan mengenakan pakaian seadanya, para dewa, mengabarkan kepada manusia-manusia di bumi bahwa seratus ribu tahun lagi dunia akan hancur….” ini adalah cuplikan dari kehancuran alam semesta yang menjadi salah satu materi di kelas ketiga bab kelima dari abhidhammattasaṅgaha yang berjudul Terbebas dari Proses (Vīthimuttapariccheda). Di awal kelas, Ashin Kheminda menjelaskan tentang penyambung kelahiran kembali di bumi lingkup-materi-halus (rūpāvacarapaṭisandhi). Perbedaan pengelompokan tingkatan jhāna menurut Sutanta dan Abhidhamma, menjadikan kesadaran resultan jhāna kedua dan ketiga di model Abhidhamma sebagai penyambung kelahiran kembali di tingkatan alam brahmā yang sama yaitu di alam br...
2019-11-07
1h 34
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab V. 2 - Empat Paṭisandhi (1)
Setelah mempelajari tentang Empat bumi (bhūmicatukka) sebagai wilayah “kerja” dari kamma, di kelas kedua bab kelima Abhidhammatthasaṅgaha yang berjudul Terbebas dari Proses (Vīthimuttapariccheda) ini, Ashin Kheminda melanjutkan pembahasan tentang Empat Jenis Penyambung KelahiranKembali (Paṭisandhicatukka). Empat penyambung kelahiran kembali terdiri dari penyambung-kelahiran-kembali di bumi kemalangan (apāyapaṭisandhi), penyambung-kelahiran-kembali di bumi yang penuh kebahagiaan indriawi (kāmasugatipaṭisandhi), penyambung-kelahiran-kembali di bumi lingkup-materi-halus (rūpāvacarapaṭisandhi) dan penyambung-kelahiran-kembali di bumi lingkup-nonmateri (arūpāvacarapaṭisandhi). Paṭisandhi merupakan titik awal dari kehidupan baru suatu makhluk. Kita mengenal ada 19 kesadaran yang dapat berfungsi sebagai kesadaran penyambung-k...
2019-11-06
1h 56
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab V. 1 - Empat Bumi
Kita telah mempelajari tentang bermacam-macam proses kognitif (vīthipariccheda) di bab keempat dari Abhidhammatthasaṅgaha. Di bab tersebut sebenarnya kita belajar tentang buah kamma yang muncul di sepanjang kehidupan atau di kehidupan sehari-hari (pavatti) baik melalui pintu pancaindra maupun pintu batin. Di semester kelima ini, kita akan belajar bab kelima dari Abhidhammatthasaṅgaha yang berjudul Terbebas dari Proses (Vīthimuttapariccheda). Topik utama dari bab ini adalah kamma yang berbuah pada titik awal dari satu kehidupan yaitu penyambung kelahiran kembali (paṭisandhi). Pada kelas pertama ini, Ashin Kheminda terlebih dahulu menjelaskan tentang wilayah di mana suatu kamma "berop...
2019-11-05
1h 13
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab IV. 10 - Klasifikasi Berdasarkan Tingkatan Alam (Bhūmivibhāga)
Pada kelas kesepuluh dari Bab Keempat Kitab Abhidhammatthasaṅgaha yang membahas tentang jenis-jenis proses kognitif (Vīthipariccheda) ini, Ashin Kheminda melanjutkan penjelasan mengenai klasifikasi kesadaran proses kognitif (vithīcitta) berdasarkan tingkatan alam (Bhūmivibhāga). Kita mengenal 89 kesadaran, namun tidak semua kesadaran ini dapat muncul di proses kognitif makhluk yang ada di tiga alam yaitu alam lingkup indriawi, alam lingkup materi halus dan alam nonmateri. Jumlah kesadaran proses kognitif yang dapat muncul untuk tiap-tiap alam juga berbeda. Di lingkup indriawi, jumlah kesadaran proses kognitifnya (vithīcitta) adalah yang terbanyak yaitu 80 dengan mengurangi 9 resultan yang lebih tinggi (mahaggata vipāka). Sedangkan...
2019-11-04
1h 39
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab IV. 9 - Perbedaan di dalam Individu (Puggalabheda)
Di kelas sebelumnya, kita sudah mempelajari tentang impuls yang tidak bisa muncul di individu dengan dua akar dan tanpa-akar. Pada kelas kesembilan dari Bab Keempat Kitab Abhidhammatthasaṅgaha yang membahas tentang jenis-jenis proses kognitif (Vīthipariccheda) ini, Ashin Kheminda melanjutkan penjelasan mengenai kesadaran yang dapat muncul di proses kognitif (vithīcitta) individu yang terlahir dengan tiga akar (Tihetuka). Terdapat sembilan individu dengan tiga akar yaitu makhluk biasa dengan 3 akar (tihetuka puggala) dan 8 makhluk suci (ariya). Impuls yang dapat muncul di kesembilan makhluk ini berbeda-beda. Pada seorang makhluk biasa dengan 3 akar dan mereka yang masih harus berlatih tentu tidak...
2019-11-03
1h 30
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab IV. 8 - Prosedur yang Mempertahankan Objek (Tadārammaṇaniyāma) 2
Setelah di kelas sebelumnya membahas tentang hukum atau prosedur dari yang mempertahankan-objek (tadārammaṇaniyāma) berdasarkan kualitas objek dan impuls fungsional, di kelas kedelapan dari Bab Keempat Kitab Abhidhammatthasaṅgaha yang membahas tentang jenis-jenis proses kognitif (Vīthipariccheda) ini, Ashin Kheminda melanjutkan penjelasan tentang ketentuan lain bagi yang mempertahankan-objek. Tidak ada ketentuan yang tetap bahwa setelah impuls yang terkait dengan pengetahuan maka kesadaran yang mempertahankan-objek juga disertai dengan pengetahuan. Seseorang yang mempunyai kebiasaan memunculkan emosi negatif (impuls yang tidak baik) maka saat sesekali memunculkan impuls yang baik disertai dengan tiga akar, kesadaran yang muncul sebagai yang mempertahankan-objek bisa saja yang...
2019-11-02
1h 30
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab IV. 7 - Prosedur Yang Mempertahankan Objek (Tadārammaṇaniyāma) 1
Kelas ini merupakan kelas ketujuh dari Bab Keempat Kitab Abhidhammatthasaṅgaha yang membahas tentang jenis-jenis proses kognitif (Vīthipariccheda). Bila objeknya adalah objek yang tidak menyenangkan maka kesadaran resultan yang muncul di proses kognitif baik pancaindra maupun pintu batin adalah yang disertai oleh perasaan netral (upekkhā). Itulah salah satu dari hukum atau prosedur dari yang mempertahankan-objek (tadārammaṇaniyāma). Di kelas ketujuh ini, Ashin Kheminda menjelaskan tentang hukum ini. Kita telah mempelajari tentang 11 kesadaran yang dapat berfungsi sebagai yang mempertahankan-objek yaitu 3 kesadaran yang menginvestigasi (santīraṇa) dan 8 kesadaran resultan-besar (mahavipāka). Kesebelas kesadaran ini hanya dapat mengetah...
2019-11-01
58 min
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab IV. 6 - Prosedur Impuls (Javananiyama)
Kelas ini adalah perbaikan dari video sebelumnya yang memiliki kualitas audio kurang memadai. Kami mohon maaf atas ketidak-nyamanan ini. Kelas keenam dari Bab Keempat Kitab Abhidhammatthasaṅgaha kali ini membahas tentang jenis-jenis proses kognitif (Vīthipariccheda). Javana yang diterjemahkan sebagai impuls artinya kejadian yang berlari sekali atau beberapa kali untuk menyelesaikan tugasnya yang berkaitan dengan objek tertentu. Seperti yang sudah dipelajari di Bab III, terdapat 55 kesadaran yang dapat berfungsi sebagai impuls yang dibagi menjadi 29 impuls lingkup-indriawi (kāmāvacarajavana) dan 26 impuls absorpsi (appanājavana). Jumlah impuls dan jenis kesadaran yang muncul dalam satu proses kognitif bisa berbeda-beda sesuai dengan hukumnya...
2019-10-31
1h 04
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab IV. 5 - Proses Kognitif di Pintu Batin (Manodvāravīthi) 3
Kelas ini merupakan kelas kelima dari Bab Keempat Kitab Abhidhammatthasaṅgaha yang membahas tentang jenis-jenis proses kognitif (Vīthipariccheda). Di kelas sebelumnya, Ashin Kheminda sudah menjelaskan sekilas tentang proses kognitif pintu batin impuls absorpsi (Appanājavana Manodvāravīthi). Di rangkaian proses kognitif pencapaian jhāna, impuls atau javana yang muncul sebelum kemunculan kesadaran jhāna disebut juga sebagai upacāra samādhi javana (impuls konsentrasi akses). Impuls tersebut dapat muncul sebanyak tiga atau empat kali tergantung tingkat kebijaksanaan seseorang. Impuls konsentrasi akses tersebut diberi nama: persiapan (parikamma), pintu masuk (upacāra), penyelarasan (anuloma) dan perganti...
2019-10-30
59 min
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab IV. 4 - Proses Kognitif di Pintu Batin (Manodvāravīthi) 2
Video ini merupakan kelas keempat dari Bab Keempat Kitab Abhidhammatthasaṅgaha yang membahas tentang jenis-jenis proses kognitif (Vīthipariccheda). Menurut kitab Komentar dari Dhammasaṅgani, terdapat 4 fase proses kognitif pintu batin untuk impuls lingkup indriawi (kāmajavana). Pembagian fase tersebut adalah berdasarkan objeknya yaitu fase yang mempertahankan-objek untuk objek yang sangat jelas (ativibhūtārammaṇa), fase impuls untuk objek yang jelas (vibhūtārammaṇa), fase yang memutuskan untuk objek yang tidak jelas (avibhūtārammaṇa) dan fase sia-sia untuk objek yang sangat tidak jelas (atiavibhūtārammaṇa), hal ini sedikit berbeda dengan yang ada di Abhidhammatthasa...
2019-10-29
1h 04
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab IV. 3 - Proses Kognitif di Pintu Batin (Manodvāravīthi) 1
Kelas ini merupakan kelas ketiga dari Kitab Abhidhammatthasaṅgaha Bab keempat yang membahas tentang jenis-jenis proses kognitif (Vīthipariccheda). Di kelas ini, Ashin Kheminda melanjutkan pembahasan mengenai syair-syair di dalam kitab Abhidhammatthasaṅgaha tentang proses kognitif pintu pancaindra (pañcadvāravīthi). Terdapat empat set kejadian objek di proses kognitif pintu pancaindra. Yang pertama adalah rangkaian kesadaran proses kognitif aktif berjumlah 14 momen sampai ke yang mempertahankan objek sebelum masuk kembali ke arus bhavaṅga, yang kedua hanya sampai ke impuls dan tidak mampu memunculkan yang mempertahankan objek, yang ketiga hanya mampu memunculkan kesadaran yang memutuskan dua sampai tiga kali ta...
2019-10-28
1h 39
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasangaha Bab IV. 2 - Proses Kognitif di Pintu Pancaindra (Pañcadvāravīthi) 2
Kelas ini merupakan kelas kedua dari Kitab Abhidhammatthasaṅgaha Bab keempat yang membahas tentang jenis-jenis proses kognitif (Vīthipariccheda). Di kelas ini, Ashin Kheminda kembali membahas mengenai proses kognitif pintu pancaindra (pañcadvāravīthi) berdasarkan syair-syair yang tertulis di kitab Abhidhammatthasaṅgaha. Proses kognitif merupakan rangkaian kesadaran yang berkesinambungan (cittaparamparā) dan sudah sesuai dengan aturan atau hukum yang berlaku. Kemunculan satu kesadaran selalu didahului oleh kemunculan dan kelenyapan dari kesadaran lain sesuai dengan ketentuannya. Yang melihat (cakkhuviññāna) baru dapat muncul bila kesadaran yang mengarahkan ke lima pintu ( pañcadvārājjana) sudah lenyap, demikian seterusnya. “Umur” objek...
2019-10-27
1h 45
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab IV. 1 - Proses Kognitif di Pintu Pancaindra (Pañcadvāravīthi) 1
Kelas kali ini adalah kelas pertama di semester IV dengan topik Proses Kognitif di Pintu Pancaindra.. Di awal kelas dijelaskan terminologi-terminologi yang penting untuk diketahui di Bab ini seperti penyambung-kelahiran-kembali (paṭisandhi) dan kejadian keberlangsungan kesadaran di sepanjang hidup (pavatti). Di dua tempat itulah proses kognitif terjadi di dalam kehidupan setiap makhluk. Banyak terminologi baru yang dijelaskan di kelas ini yang sangat penting untuk diketahui oleh para murid sebagai modal untuk memahami pelajaran di Bab ini. Secara garis besar, proses kognitif di bagi menjadi dua kelompok, yaitu proses kognitif di pintu pancaindra dan proses kognitif di pintu-batin. Kedua...
2019-10-26
1h 49
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab III. 11 - Ikhtisar Landasan (Vatthusaṅgaha) 2
Kelas kali ini adalah kelas kesebelas untuk Bab 3 dari Kitab Abhidhammatthasaṅgaha tentang ikhtisar landasan (vatthusaṅgaha) dan sekaligus merupakan kelas terakhir di semester ini. Di awal kelas, Ashin Kheminda mengulang penjelasan tentang fungsi dari landasan yaitu sebagai penopang fisik kemunculan kesadaran. Landasan merupakan fenomena materi, dengan demikian terdapat perbedaan jumlah landasan di makhluk lima agregat yang ada di alam lingkup indriawi, di alam Brahma materi halus dan dengan makhluk empat agregat. Selanjutnya beliau menjelaskan tentang pembagian 89 kesadaran (citta) menjadi tujuh elemen yaitu elemen mata (cakhuviññanadhatu), elemen telinga (sotaviññanadhatu), elemen hidung (ghānaviññanadhatu), elem...
2019-10-25
52 min
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab III. 10 - Ikhtisar Landasan (Vatthusaṅgaha) 1
Kelas kali ini adalah kelas kesepuluh untuk Bab 3 dari Kitab Abhidhammatthasaṅgaha tentang lanjutan ikhtisar objek (ālambaṇasaṅgaha) dan ikhtisar landasan (vatthusaṅgaha). Di kelas ini, kita belajar tentang pengelompokan kesadaran berdasarkan objeknya (ālambaṇa/ārammaṇa) Ashin Kheminda sedikit mengulang penjelasan tentang objek apa saja yang dapat diambil oleh kesadaran tertentu. Ada kesadaran yang dapat mengambil semua objek seperti kesadaran yang mengarahkan ke pintu batin dan lain-lain, atau ada yang dapat mengambil hampir semua objek kecuali kesadaran Jalan dan Buah tertinggi. Yang mempertahankan objek serta yang memproduksi senyuman mempunyai objek yang sama. Sebagian besar kesadaran yang lebih tinggi hanya dap...
2019-10-24
1h 25
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab III. 9 - Ikhtisar Objek (Ālambaṇasaṅgaha) 3
Kelas kali ini adalah kelas kesembilan untuk Bab 3 dari Kitab Abhidhammatthasaṅgaha tentang lanjutan ikhtisar objek (ālambaṇasaṅgaha). Di kelas ini, kita belajar tentang pengelompokan kesadaran berdasarkan objeknya (ālambaṇa/ārammaṇa) Di awal kelas, Ashin Kheminda kembali menegaskan tentang pentingnya belajar Abhidhamma. Jalur belajar Abhidhamma adalah berangkat dari anatta menuju ke anatta. Abhidhamma menguraikan fenomena batin dan jasmani menjadi unsur-unsur terkecil agar kita pada akhirnya kita mendapatkan pemahaman bahwa tidak ada yang disebut roh atau “diri” (anatta), itulah mengapa Abhidhamma disebut sebagai peta spiritual atau petunjuk jalur menuju pencapaian Nibbāna, bahkan dengan pemahaman tentang anatta saja (sebelum realisasi...
2019-10-23
1h 05
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab III. 8 - Ikhtisar Objek (Ālambaṇasaṅgaha) 2
Kelas kali ini adalah kelas kedelapan untuk Bab 3 dari Kitab Abhidhammatthasaṅgaha tentang lanjutan ikhtisar objek (ālambaṇasaṅgaha). Di kelas ini, kita belajar tentang pengelompokan kesadaran berdasarkan objeknya (ālambaṇa/ārammaṇa) Di awal kelas, Ashin Kheminda menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan objek untuk yang terbebas-dari-pintu (dvāravimutta). Apa bedanya objek tersebut dengan objek di pintu pancaindra yang selalu masa kini dan dan objek pintu batin yang dapat berasal dari tiga waktu (masa lalu, masa kini dan masa depan) serta bebas waktu. Objek untuk yang terbebas-dari-pintu tidak pernah mengambil objek yang belum pernah diambil oleh impuls yang lain dan karena...
2019-10-22
58 min
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab III. 7 - Ikhtisar Objek (Ālambaṇasaṅgaha) 1
Di awal kelas, Ashin Kheminda menjelaskan bahwa sumber dari penderitaan kita adalah sakkāyadiṭṭhi (pandangan salah tentang identitas diri), mengapa kita masih memiliki pandangan seperti itu? Karena kita belum dapat memecahkan nāma dan rūpā (batin-dan-jasmani) ke dalam unsur-unsurnya yang terkecil. Itulah fungsi dari pembelajaran Abhidhamma. Abhidhamma mengajarkan tentang kebenaran hakiki, mengajarkan tentang karakteristik dari masing-masing unsur yang disebut sebagai kebenaran hakiki sehingga kita dapat melihat bahwa segala sesuatu adalah anicca, dukkha dan anatta, dengan demikian pandangan kita tentang adanya “diri” atau “aku” menjadi lenyap. Kelas kali ini adalah kelas ketujuh untuk Bab 3 dari Kitab Abhidhammatthasaṅgaha tentang ikhtisar obje...
2019-10-21
1h 07
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasangaha Bab III. 6 - Ikhtisar Pintu (Dvārasaṅgaha)
Di awal kelas, Ashin Kheminda kembali mengingatkan tentang tujuan belajar Abhidhamma. Beliau menekankan bahwa Abhidhamma merupakan pengalaman meditatif dari Buddha Gotama, dengan demikian, Abhidhamma sebenarnya adalah peta spiritual atau petunjuk bagi kita untuk merealisasi Nibbāna. Pemahaman tentang Abhidhamma akan memudahkan kita untuk melihat bahwa semua fenomena adalah anicca, dukkha dan anatta. Kelas kali ini adalah tentang ikhtisar pintu (dvārasaṅgaha) yang merupakan kelas keenam untuk Bab 3 dari Kitab Abhidhammatthasaṅgaha. Pada kelas-kelas sebelumnya sudah dijelaskan tentang pengelompokkan kesadaran berdasarkan perasaan (vedanā), akar (hetu) dan fungsi (kicca). Di kelas ini, kita mengelompokkan kesadaran berdasarkan pintu (dvāra).Seperti halnya p...
2019-10-20
1h 10
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab III. 5 - Ikhtisar Fungsi (Kiccasaṅgaha) 3
Ini adalah kelas kelima untuk Bab 3 dari Kitab Abhidhammatthasaṅgaha dengan topik Ikhtisar Fungsi (3) yang merupakan kelas terakhir tentang ikhtisar fungsi. Pada kelas-kelas sebelumnya sudah dijelaskan tentang keempat belas fungsi dari kesadaran serta variasi pengelompokannya dengan menggabungkan lima kesadaran pancaindra kedalam satu tempat (thāna), sehingga akhinya dari empat belas menjadi sepuluh fungsi. Di awal kelas, Ashin Kheminda kembali menekankan bahwa batin merupakan fenomena kompleks yang terdiri dari kesadaran (citta) dan faktor-faktor-mental (cetasika) dengan karakteristiknya masing-masing. Jadi bukanlah merupakan suatu wujud tunggal yang solid. Dengan memahami setiap fenomena mental yang berbeda-beda maka kita menjadi mudah untuk melihat karakteristik ketidak-kekalan dari...
2019-10-19
54 min
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab III. 4 - Ikhtisar Fungsi (Kiccasaṅgaha) 2
Ini adalah kelas keempat untuk Bab 3 dari Kitab Abhidhammatthasaṅgaha dengan topik Ikhtisar Fungsi (2). Kelas kali ini merupakan lanjutan dari kelas sebelumnya yang sudah membahas tiga dari empat belas fungsi kesadaran. Di awal kelas, dilakukan penyegaran kembali tentang tiga fungsi yang sudah dibahas di kelas ketiga. Selanjutnya kelas membahas tentang fungsi dari kesadaran melihat (dassana), mendengar (savana), mencium (ghāyana), mengecap (sayāna), menyentuh (phusana), yang-menerima (sampaṭicchana), yang-menginvestigasi (santīraṇa), yang-memutuskan (voṭṭhabbana), impuls (javana), yang-mempertahankan-objek (tadārarammaṇa) dan juga kematian (cuti). Dengan mengelompokkan lima kesadaran pancaindra ke dalam satu tempat, yaitu “tempat kesadaran pancaindra (pañcaviñ...
2019-10-18
54 min
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab III. 3 - Ikhtisar Fungsi (Kiccasaṅgaha) 1
Ini adalah kelas ketiga untuk Bab 3 dari Kitab Abhidhammatthasangaha dengan topik Ikhtisar Fungsi. Kelas dimulai dengan penjelasan bahwa semua aktivitas batin dilakukan oleh kesadaran (citta) dan bukan dikendalikan oleh suatu wujud yang solid. Setiap kesadaran muncul untuk menunjukkan karakteristiknya, melakukan fungsinya dan kemudian lenyap setelah menyelesaikan tugasnya. Ikhtisar fungsi adalah ikhtisar yang membedakan dan mengelompokkan kesadaran berdasarkan fungsinya. Fungsi dari kesadaran dibedakan menjadi 14 macam yaitu sebagai penyambung kelahiran kembali (paṭisandhi), faktor kehidupan (bhavaṅga), yang mengarahkan (āvajjana), melihat (dassana), mendengar (savanna), membaui (ghāyana), mengecap (sāyana), menyentuh (phusana), menerima (sampaṭicchana), investigasi (santīraṇa), yang menentuka...
2019-10-17
1h 07
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasangaha Bab III. 2 - Ikhtisar Akar (Hetusaṅgaha)
Ikhitsar Akar adalah kelas kedua untuk Bab 3 dari Kitab Abhidhammatthasangaha. Kelas kali ini membahas pengelompokan kesadaran berdasarkan akar-akarnya. Abhidhamma mengajarkan 6 akar yaitu keserakahan (lobha), kebencian (dosa), delusi (moha), tanpa-keserakahan (alobha), tanpa-kebencian (adosa) dan tanpa-delusi (amoha). Apablila ditinjau berdasarkan jenisnya (jāti) yaitu: Baik (kusala), tidak baik (akusala) dan yang tidak ditentukan (abyākata dhamma) maka 6 akar tersebut dibedakan menjadi 9 akar. Kelas kemudian melanjutkan pembahasannya tentang kondisi yang diperlukan guna memunculkan kesadaran yang baik, kesadaran yang tidak baik dan kesadaran yang tidak bisa ditentukan (abyākata). Di bagian akhir, kelas membahas tentang akar-akar yang muncul di kesadaran-kesadaran tertentu dan pe...
2019-10-16
55 min
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasangaha Bab III. 1 - Ikhtisar Perasaan (Vedanāsaṅgaha)
Kelas kali ini adalah kelas pertama untuk Bab 3 dari Kitab Abhidhammatthasangaha dengan topik Ikhtisar Perasaan. Kelas diawali dengan penjelasan sekilas tentang istilah Khandha (Agregat). Di Sutta Pitaka, definisi agregat diberikan sebagai kumpulan atau massa yang berasal dari 11 kategori yaitu masa lampau, masa depan, saat ini, internal atau eksternal, kasar atau lembut, rendah atau tinggi, jauh atau dekat. Dengan demikian, agregat perasaan adalah jenis perasaan apapun yang berasal dari 11 kategori tersebut di atas. Pemahaman ini juga berlaku untuk agregat-agregat yang lain, seperti agregat materi, agregat persepsi, agregat formasi-formasi batin dan agegat kesadaran. Dengan mengelompokkan khandha ke dalam 11 kategori maka kita...
2019-10-15
1h 23
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab II. 10 - Metode Sintesis (Saṅgahanaya) 2
Kelas kali ini melanjutkan penjelasan tentang metode sintesis yang telah dibahas di minggu lalu. Dimulai dengan pembahasan sintesis dari faktor-faktor mental yang muncul di kesadaran yang tidak baik. Kecemburuan, kekikiran dan penyesalan tidak bisa muncul bersamaan. Ketiganya--walaupun berasal dari kelompok yang sama, yaitu kelompok Kebencian--dikombinasikan secara terpisah. Mereka tidak bisa muncul bersamaan karena mempunyai objek yang berbeda-beda. Faktor mental keputusan juga tidak bisa muncul di kesadaran yang disertai dengan keragu-raguan. Keraguan dan keputusan adalah dua sifat yang bertolak-belakang; keraguan bercirikan ketidak-pastian sedangkan keputusan bercirikan kepastian. Kelas melanjutkan pembahasan sintesis faktor-faktor mental di kesadaran tanpa-akar. Dengan semakin memahami ko...
2019-10-14
51 min
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasangaha Bab II. 9 - Metode Sintesis (Saṅgahanaya) 1
Kelas kali ini melanjutkan penjelasan tentang metode sintesis yang telah dibahas di minggu lalu. Apabila 3 faktor mental berpantang bisa muncul di kesadaran baik lingkup indriawi (mahākusala) dan kesadaran adiduniawi, maka ke-3 faktor mental tersebut tidak bisa muncul di kesadaran jhāna duniawi. Kesadaran jhāna duniawi semata-mata hanyalah merupakan konsentrasi dari kesadaran; tidak berupa pemurnian kamma tubuh dan ucapan serta tidak untuk memotong kecenderungan ucapan dan perilaku yang tidak baik serta penghidupan yang salah. Ketiga pantangan telah dilampaui sebelum seseorang yang mencapai jhāna dalam bentuk pemurnian sīla (moralitas). Di bagian lain juga dijelaskan bagaimana ucapan-benar, perbuatan-benar, penghi...
2019-10-13
50 min
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab II. 8 - Metode Analisis (Sampayoganaya) 2
Kelas kali ini melanjutkan analisis faktor-faktor mental yang indah. Di mulai dengan 3 pantangan yang selalu muncul di Jalan untuk melengkapi Jalan Mulia Berunsur Delapan. Di Jalan, ketiga pantangan memotong ucapan, perilaku tubuh dan penghidupan yang tidak baik. Dengan demikian, sejak kemunculan Jalan yang pertama maka seseorang tidak akan pernah bisa berucap yang tidak baik, berperilaku yang tidak baik dan berpenghidupan yang tidak baik. Di Buah, 3 pantangan juga muncul mengikuti. Walaupun 3 pantangan memenuhi delapan faktor dari Jalan tetapi Pikiran-Benar kadang lenyap di jhāna adiduniawi. Sebaliknya, di kesadaran baik duniawi 3 pantangan muncul kadang-kadang dan terpisah pada saat seseorang menahan diri u...
2019-10-12
58 min
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab II. 7 - Metode Analisis (Sampayoganaya) 1
Setelah menyelesaikan pembahasan tentang semua 52 faktor-faktor mental, kali ini kelas melanjutkan pembahasannya dengan menganalisa percampuran antara setiap faktor-mental dengan kesadaran. Metode analisa yang pertama disebut sebagai Metode Asosiasi (sampayoganaya). Di dalam metode ini setiap faktor-mental akan dianalisa berdasarkan kesadaran-kesadaran yang bisa bercampur dengannya 52 faktor-faktor mental terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu 13 faktor-mental yang umum bersifat "netral" karena bisa bercampur dengan kesadaran yang tidak baik dan juga kesadaran yang baik; 14 faktor-mental yg tidak baik hanya bisa bercampur dengan 12 kesadaran yang tidak baik; dan 25 faktor-mental Indah hanya bercampur dengan 59/91 kesadaran yang Indah. Faktor mental dikatakan sebagai "campuran (dengan) kesadaran," yan...
2019-10-11
1h 09
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab II. 6 - Cetasika yang Indah (Sobhanacetasika) 3
Kelas kali ini menyelesaikan pembahasan tentang faktor mental yang indah, yaitu 3 virati, 2 appamañña dan 1 paññindriya. Tiga virati adalah ucapan-benar, perbuatan-benar dan penghidupan-benar. Pada saat tiga virati muncul di kesadaran mahākusala atau mahākiriya mereka muncul satu persatu, tidak berbarengan. Tetapi di kesadaran Jalan, mereka muncul berbarengan untuk melengkapi Jalan Mulia Berunsur Delapan dan dengan demikian menghancurkan sebab kemunculan ucapan-salah, perbuatan-salah dan penghidupan-salah. Dua appamañña adalah welas-asih dan simpati. Kedua cetasika ini termasuk di dalam empat Brahmāvihāra; dua yang lain adalah mettā dan upekkhā. Disebut sebagai Brahmāvihāra karena mereka adalah kual...
2019-10-10
1h 01
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab II. 5 - Cetasika yang Indah (Sobhanacetasika) 2
Kelas kali ini menuntaskan pembahasan tentang 19 faktor-faktor mental yang indah yang universal. Dimulai dengan 'tanpa-keserakahan' yaitu faktor mental yang membuat batin tidak 'menempel' pada objeknya. 'Tanpa keserakahan' membuat batin mudah untuk melepas kemelekatan/keterikatan pada apapun di dunia ini. Faktor mental 'tanpa kebencian' berlawanan dengan noda batin kelicikan dan kejahatan. Dg faktor mental ini, seseorang bisa menjadi nyaman berada di tengah-tengah oang yang tidak disukai. Tanpa-kebencian melenyapkan panasnya hati dan emosi yang membakar. Tanpa-kebencian adalah kondisi untuk awet muda (yobbana). Seseorang dengan tanpa-kebencian di hati dan tidak mudah terbakar oleh api kemarahan, yang bisa menyebabkan keriput dan r...
2019-10-09
1h 04
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab II. 4 - Cetasika yang Indah (Sobhanacetasika) 1
Menyambung kelas minggu lalu yang telah membahas sebelas faktor mental yang tidak baik, maka kelas minggu ini menuntaskannya dengan menguraikan tiga faktor mental yang tidak baik lainnya yaitu thina (kemalasan), middha (rasa kantuk) dan vicikicchā (keragu-raguan). Thina adalah kemalasan dan kelambanan citta, bukan cetasika. Inilah mengapa thina disebut sebagai penyakit untuk citta (cittagelañña). Thina membuat citta menjadi tumpul karena kekurangan energi dan seolah-olah ada yang 'mengikat' sehingga tidak bebas bergerak dan cenderung bermalas-malasan. Pada saat bermeditasi, batin ingin mengamati objek meditasi tetapi objek tidak terlihat dengan jelas. Batin yang seperti ini mendorong untuk jatuh ke dalam lamu...
2019-10-08
1h 06
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab II. 3 - Cetasika yang Tidak Baik (Akusalacetasika)
Kelas kali ini membahas sebelas faktor mental yang tidak baik (akusalacetasika) yaitu Moha catukka (kelompok 4 yang diawali dengan moha), lobha-tri (kelompok 3 yang diawali dengan lobha), dan dosa catukka (kelompok 4 yang diawali dengan dosa). Moha catukka disebut sebagai faktor mental yang umum untuk semua akusala citta (sabbākusala sādhāraṇa). Dengan kata lain, empat faktor mental ini selalu muncul bersama dengan akusala citta manapun. Moha (delusi) disebut juga sebagai avijjā (ketidaktahuan) karena sifatnya yang berlawanan dengan pengetahuan/kebijaksanaan. Seperti halnya katarak yang menghalangi mata untuk melihat objek dengan jelas, delusi juga menghalangi kebijaksanaan untuk melihat karakteristik asli dari batin-d...
2019-10-07
56 min
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab II. 2 - Cetasika Sesekali
Kelas kali ini membahas tentang karakteristik, fungsi, manifestasi dan sebab terdekat kemunculan enam faktor-faktor mental sesekali (pakiṇṇakacetasika). Berbeda dengan tujuh faktor-faktor mental universal yang sudah dipelajari minggu lau, dimana ketujuh cetasika tersebut selalu muncul bersama dengan citta apapun maka keenam cetasika ini hanya muncul sesekali, tidak dengan semua citta tetapi hanya dengan citta-citta tertentu saja. Dengan kata lain, cetasika ini sesekali muncul bersama dengan kesadaran tidak baik, sesekali dengan kesadaran baik atau kesadaran resultan atau pun juga sesekali dengan kesadaran fungsional. Proses kognisi objek yang sepertinya sederhana ternyata menurut Abhidhamma adalah satu proses yang sangat kompleks dan m...
2019-10-06
1h 09
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasaṅgaha Bab II. 1 - Karakteristik Asosiasi Citta dan Cetasika
Kelas kali ini adalah kelas pertama untuk Bab 2, yaitu tentang Cetasika (Faktor-faktor Mental). Ashin Kheminda menjelaskan empat karakteristik dari asosiasi cetasika (sampayogalakkhaṇa) yaitu muncul dan lenyap bersama dengan citta, mempunyai objek dan landasan yang sama dengan citta. Cetasika adalah yang 'memberi warna' kepada citta. Dikarenakan oleh cetasika-lah maka citta menjadi baik atau tidak baik. Gabungan fenomena citta dan cetasika inilah yang sering kita sebut sebagai 'batin' atau nāma. Di bab ini kita akan mempelajari semua 52 cetasika yang dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu Cetasika Umum, Cetasika Tidak-baik dan Cetasika Indah. Cetasika Umum (aññasamāna cetasika...
2019-10-05
1h 26
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasangaha - Kajian Kesadaran (Citta)
Kelas pertama di semester ganjil ini adalah untuk mengulang dan menekankan kembali poin-poin penting dari materi yang sudah di pelajari di semester lalu. Di awal kelas disampaikan ciri dari Abhidhamma yaitu sebagai ajaran tentang realitas hakiki (paramattha desanā) yang sangat kontras dengan ajaran-ajaran konvensional dalam hal metode dan cara analisa serta penjabaran Dhamma. Kesadaran adalah realitas hakiki karena memiliki karakteristik alamiahnya sendiri (sabhāva), yaitu mengenali objek (visayavijānanalakkhaṇa). Pengetahuan Abhidhamma akan membantu meditasi untuk merealisasi karakteristik individual (sabhāva lakkhaṇa) dari setiap fenomena. Diibaratkan seperti seseorang yang sudah memahami dan mengenali 89/121 kelereng yang masing-masing mempunyai...
2019-10-04
1h 17
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasangaha Bab I.15 - Kesadaran Adiduniawi (Lokuttaracittaṃ) 2
Abhidhamma adalah Ajaran yang melebihi dan berbeda dengan Dhamma yang ada di Sutta Piṭaka (Dhammātirekadhammavisesaṭṭhena, Dhs.A.2) --melebihi dan berbeda dalam hal metode penjelasan dan analisanya. Dhamma yang dijelaskan di Sutta Piṭaka dijelaskan dengan cara yang berbeda di Abhidhamma. Abhidhamma juga disebut sebagai paramattha desanā atau ajaran hakiki karena hanya membicarakan realitas-realias hakiki, yaitu realitas yang mempunyai karakteristik individual (sabhāva lakkhaṇa). Realitas seperti ini adalah realitas yang benar-benar eksis, dengan karakeristik individual yang sama dimana pun dan di siapa pun! Di dalam Sutta Piṭaka, Buddha menggunakan bahasa-bahasa konvensional seperti saya, kamu, deva, brahmā...
2019-10-03
1h 00
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasangaha Bab I.14 - Kesadaran Adiduniawi (Lokuttaracittaṃ) 1
Abhidhamma disebut sebagai ajaran tentang sistem etis, filsafat dan psikologi Buddhis. Di dalam Abhidhamma hal-hal yang secara moral baik, buruk dan bahkan yang tidak bisa ditentukan sebagai baik ataupun buruk dianalisa secara lengkap. Asal mula dari segala fenomena dan juga cara bekerjanya batin-dan-jasmani pun juga dikupas tuntas disini. Di kelas-kelas sebelumnya telah dibahas 81 jenis kesadaran duniawi, yaitu jenis kesadaran yang terkait dengan 3 tingkatan alam kehidupan. Semua jenis kesadaran kusala duniawi yang pernah muncul di masa lalu hanyalah menambah kelahiran-dan-kematian di dalam saṁsāra. Sebaik apapun perbuatan yang kita lakukan dengan kesadaran kusala duniawi, buahnya tidak akan pern...
2019-10-02
1h 30
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasangaha Bab I.13 - Kesadaran Lingkup Non-Materi (Arūpāvacaracittaṃ)
Abhidhamma disebut sebagai ajaran tentang sistem etis, filsafat dan psikologi Buddhis. Di dalam Abhidhamma hal-hal yang secara moral baik, buruk dan bahkan yang tidak bisa ditentukan sebagai baik ataupun buruk dianalisa secara lengkap. Asal mula dari segala fenomena dan juga cara bekerjanya batin-dan-jasmani pun juga dikupas tuntas disini. Kelas kali ini membahas tentang Kesadaran Jhāna non-materi yang dibedakan menjadi empat berdasarkan objeknya; bukan berdasarkan faktor jhāna-nya seperti di kesadaran Jhāna materi-halus. Ashin Kheminda menjelaskan secara detil istilah-istilah teknis di jenis kesadaran ini yang walaupun sangat rumit tetapi menjadi sangat menarik karena kita menjadi tahu penjelasan para guru...
2019-10-01
1h 13
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasangaha Bab I.12 - Kesadaran Lingkup Materi-Halus (Rūpāvacaracittaṃ)
Abhidhamma disebut sebagai ajaran tentang sistem etis, filsafat dan psikologi Buddhis. Di dalam Abhidhamma hal-hal yang secara moral baik, buruk dan bahkan yang tidak bisa ditentukan sebagai baik ataupun buruk dianalisa secara lengkap. Asal mula dari segala fenomena dan juga cara bekerjanya batin-dan-jasmani pun juga dikupas tuntas disini. Kelas kali ini membahas kesadaran yang lebih tinggi, yaitu kesadaran jhāna. Berbeda dengan kesadaran-kesadaran yang telah dijelaskan di kelas sebelumnya dimana jenis kesadaran tersebut muncul dalam kehidupan kita sehari-hari maka jenis kesadaran jhāna ini tidak akan muncul kalau seseorang tidak melatihnya dengan meditasi samatha. Inilah jenis kesadaran yan...
2019-09-30
1h 35
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasangaha Bab I. 11 - Kelas Interaktif 54 Kāmāvacara Citta (Q&A)
Setelah menyelesaikan pembahasan semua jenis kesadaran yang biasanya muncul di alam kehidupan lingkup-inderawi maka kelas ini diadakan untuk memperkuat pemahaman para murid tentang jenis-jenis kesadaran tersebut. Kāmāvacara citta adalah jenis-jenis kesadaran yang bisa dikatakan setiap saat muncul di batin kita (kecuali jenis citta yang hanya muncul di arus kesadaran Arahat, yaitu kesadaran yang memproduksi senyuman dan mahā kiriya citta). Di kelas ini, Ashin Kheminda memberikan perumpamaan kesadaran seperti 54 kelereng yang berbeda warna untuk membantu pemahaman kita tentang ketidak-kekalan (anicca). Dengan semakin memahami sifat dan karakteristik 54 kesadaran ini maka karakteristik umum dari citta tersebut yaitu anicca, dukkh...
2019-09-29
1h 02
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasangaha Bab I. 10 - Kesadaran Indah Lingkup Inderawi (Kāmāvacarasobhana Cittaṃ) - 2
Abhidhamma disebut sebagai ajaran tentang sistem etis, filsafat dan psikologi Buddhis. Di dalam Abhidhamma hal-hal yang secara moral baik, buruk dan bahkan yang tidak bisa ditentukan sebagai baik ataupun buruk dianalisa secara lengkap. Asal mula dari segala fenomena dan juga cara bekerjanya batin-dan-jasmani pun juga dikupas tuntas disini. Setelah di kelas sebelumnya diuraikan jenis kesadaran-kesadaran yang melakukan kebajikan dan kamma baik, maka kali ini kelas akan membahas jenis kesadaran yang memetik buah kamma baik tersebut dan juga jenis-jenis kesadaran yang muncul pada arus kesadaran para Buddha dan Arahat. Mereka masing-masing disebut sebagai Mahavipāka citta (Kesadaran Resultan Be...
2019-09-28
1h 09
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasangaha Bab I. 9 - Kesadaran Indah Lingkup Inderawi (Kāmāvacarasobhana Cittaṃ) - 1
Abhidhamma disebut sebagai ajaran tentang sistem etis, filsafat dan psikologi Buddhis. Di dalam Abhidhamma hal-hal yang secara moral baik, buruk dan bahkan yang tidak bisa ditentukan sebagai baik ataupun buruk dianalisa secara lengkap. Asal mula dari segala fenomena dan juga cara bekerjanya batin-dan-jasmani pun juga dikupas tuntas disini. Kelas kali ini membahas Kesadaran-Baik lingkup-inderawi (Kāmāvacara Kusalacitta) atau secara teknis disebut sebagai Mehākusala citta (Kesadaran-Baik yang Besar). Jenis kesadaran ini adalah kesadaran yang melakukan kebajikan (puñña) atau kamma baik. Kesadaran ini juga merupakan bagian dari kesadaran yang indah (sobhana citta). Disebut 'indah' karena citta ini menghasilkan kualit...
2019-09-27
1h 22
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasangaha Bab I. 8 - Kesadaran Tanpa Akar (Ahetuka Cittaṃ)
Abhidhamma disebut sebagai ajaran tentang sistem etis, filsafat dan psikologi Buddhis. Di dalam Abhidhamma hal-hal yang secara moral baik, buruk dan bahkan yang tidak bisa ditentukan sebagai baik ataupun buruk dianalisa secara lengkap. Asal mula dari segala fenomena dan juga cara bekerjanya batin-dan-jasmani pun juga dikupas tuntas disini. Ashin Kheminda memulai kelas dengan mengingatkan para siswa tentang pentingnya mempunyai pengetahuan untuk menganalisa fenomena yang kelihatannya padat ini kedalam elemen-elemennya supaya karakteristik tentang 'tanpa-Diri atau Roh' menjadi kokoh. Kemudian dijelaskan tentang fenomena kehidupan yang pada hakikatnya hanyalah fenomena yang muncul di panca indera dan juga fenomena yang murni mu...
2019-09-26
1h 33
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasangaha Bab I. 7 - Kesadaran Tidak Baik (Akusala Cittāni)
Abhidhamma disebut sebagai ajaran tentang sistem etis, filsafat dan psikologi Buddhis. Di dalam Abhidhamma hal-hal yang secara moral baik, buruk dan bahkan yang tidak bisa ditentukan sebagai baik ataupun buruk dianalisa secara lengkap. Asal mula dari segala fenomena dan juga cara bekerjanya batin-dan-jasmani pun juga dikupas tuntas disini. Kelas kali ini menjelaskan empat kesadaran yang berakar pada kebencian dan delusi. Ashin Kheminda memulainya dengan menganalisa kesadaran yang berakar pada kebencian terlebih dahulu. Pada saat kebencian muncul ada dua fenomena batin yang selalu muncul bersama-sama yaitu perasaan tidak senang dan perilaku batin yang dipenuhi dengan antipati terhadap objeknya. P...
2019-09-25
1h 13
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasangaha Bab I. 6 - Klasifikasi Kesadaran Berdasarkan Tingkatannya (Bhūmibhedacitta)
Abhidhamma disebut sebagai ajaran tentang sistem etis, filsafat dan psikologi Buddhis. Di dalam Abhidhamma hal-hal yang secara moral baik, buruk dan bahkan yang tidak bisa ditentukan sebagai baik ataupun buruk dianalisa secara lengkap. Asal mula dari segala fenomena dan juga cara bekerjanya batin-dan-jasmani pun juga dikupas tuntas disini. Di kelas ke-6 ini, Ashin Kheminda menguraikan segala hal tentang keserakahan. Pertama-tama dijelaskan tentang bermacam tingkatan kesadaran, dimulai dari kesadaran yang biasanya muncul di sebelas alam dimana hasrat sensual untuk menikmati objek inderawi aktif, kemudian berturut-urut kesadaran yang biasanya aktif di alam Brahma Materi Halus, alam Brahma Non-Materi dan t...
2019-09-24
1h 19
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasangaha Bab I.5 - Empat Realitas Hakiki (Catuparamattha Dhamma)
Abhidhamma disebut sebagai ajaran tentang sistem etis, filsafat dan psikologi Buddhis. Di dalam Abhidhamma hal-hal yang secara moral baik, buruk dan bahkan yang tidak bisa ditentukan sebagai baik ataupun buruk dianalisa secara lengkap. Asal mula dari segala fenomena dan juga cara bekerjanya batin-dan-jasmani pun juga dikupas tuntas disini. Di kelas yang kelima ini, Ashin Kheminda mulai masuk ke dalam topik-topik yang diajarkan Buddha di dalam Abhidhamma. Kali ini beliau menjelaskan tentang 2 jenis realitas yaitu realitas konvensional dan realitas hakiki. Realitas konvensional adalah segala benda yg menjadi objek dari pemikiran-pemikiran konseptual dan nama yg diberikan untuk mengekspresikannya (vohāra...
2019-09-23
1h 16
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasangaha Bab I - Kata-kata Pujian (Thutivacana) 4
Kelas keempat ini adalah yang terakhir untuk penjelasan syair Kata-kata Pujian yang diucapkan oleh Acariya Anuruddha di kitab Abhidhammatthasangaha. Ashin Kheminda masih melanjutkan penjelasannya tentang 10 Kekuatan Tathagata, salah satu yang menarik adalah tentang persamaan elemen/watak yang membuat manusia berkumpul satu dan yang lainnya. Mereka yang mempunyai watak baik akan berkumpul dengan yang berwatak baik dan yang berwatak jahat akan berkumpul dengan mereka yang berwatak jahat. Penjelasan selanjutnya adalah tentang 7 anusaya (tendensi laten) dan 8 jenis keragu-raguan yang kesemuanya adalah keadaan batin yang sangat merugikan dan tidak kondusif untuk pencerahan kita. Penjelasan ini ada di bagian keenam dari 10 Kekuatan Tathagata. T...
2019-09-22
1h 03
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasangaha Bab I - Kata-kata Pujian (Thutivacana) 3
Di kelas ketiga ini, Ashin Kheminda menjelaskan secara rinci cara bekerjanya buah kamma. Kamma hanya mempunyai potensi untuk berbuah, tetapi tidak harus berbuah. Untuk bisa berbuah maka kamma membutuhkan Sampatti (Keberhasilan) atau Vipatti (Kegagalan). Penjelasan ini sangat mencerahkan karena membantu kita untuk bisa memahami hukum kamma dengan lebih baik lagi. Di bagian lain juga dijelaskan tentang ‘jalan untuk menuju ke semua bentuk kelahiran.’ Yang menarik disini adalah penjelasan bahwa kamma yang dilakukan oleh sekelompok manusia bisa saja membuahkan hasil yang berbeda-beda tergantung kepada motif masing-masing orang pada saat melakukan kamma tersebut. Di bagian akhir kita bisa me...
2019-09-21
1h 14
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasangaha Bab I - Kata-kata Pujian (Thutivacana) 2
Di kelas kedua ini, Ashin Kheminda melanjutkan penjelasannya tentang Sepuluh Kekuatan Tathāgata. Kekuatan yang pertama adalah bahwa Beliau memahami yang mungkin sebagai mungkin dan yang tidak mungkin sebagai tidak mungkin. Di kelas ini ada beberapa penjelasan yang menarik antara lain tentang Kamma Berat Memecah Belah Saṅgha dan empat ānantariya kamma (kamma-tanpa-antara) yang lainnya. Di bagian lain Ashin Kheminda menjelaskan tentang 3 jenis Sotāpanna dan tentang mengapa dua Sammā Sambuddha tidak bisa muncul bersamaan. Semua penjelasan diambil dari Kitab Vibhaṅga dan Kitab Komentarnya. Materi kelas bisa di unduh disini: www.dhammavihari.or.id/abhidhamma Untuk inf...
2019-09-20
59 min
Dhammavihari Buddhist Studies
Abhidhammatthasangaha Bab I - Kata-kata Pujian (Thutivacana) 1
Abhidhamma adalah Ilmu Filsafat, Etika dan Psikologi Buddhis yang sangat dihargai dan dijunjung tinggi oleh Sangha, terutama dari Myanmar. Kelas Abhidhammatthasangaha ini diadakan secara reguler di DBS setiap hari Sabtu, jam 19:00 sampai dengan 21:00. Di kelas perdana ini, diselenggarakan pada tanggal 20 Februari 2016, Ashin Kheminda menjelaskan tentang 'thutivacana' (Kata-kata pujian) yang diucapkan oleh Acariya Anuruddha di awal pekerjaannya dalam menyusun kitab Abhidhammatthasangaha. Penjelasan dalam ceramah ini diambil dari kitab-kitab seperti Abhidhammatthavibhavini Tika, Vibhanga dan Sammohavinodani. Materi kelas bisa di unduh disini: www.dhammavihari.or.id/abhidhamma Untuk informasi lebih lanjut tentang kelas ini, silakan menghubungi Sekretariat Dhammavihari Buddhist Studies (DBS). Email: yayasandhammavihari@gmail.c...
2019-09-19
1h 10
Dhammavihari Buddhist Studies
Hukum Karma (9 - Terakhir) Empat Kesuksesan dan Empat Kegagalan
Orang yang merasa hidupnya menderita adalah orang yang tidak terampil dalam hidupnya, sementara Buddha menjuluki orang yang selalu melakukan perbuatan baik sebagai orang yang terampil atau kusala. Mengapa bisa demikian? Ashin Kheminda menjelaskan bahwa orang yang tidak terampil dalam kehidupan kemungkinan besar adalah orang yang tidak atau belum memahami Dhamma sehingga tidak dapat membangun kehidupannya dengan baik. Belajar Dhamma adalah belajar untuk membangun dan mengelola kehidupan dengan baik. Ashin Kheminda menegaskan bahwa belajar Dhamma tidak untuk mengubah dunia atau orang lain tetapi untuk mengubah diri sendiri karena sesungguhnya musuh kita hanya ada satu yaitu kotoran batin kita s...
2019-09-18
1h 07
Dhammavihari Buddhist Studies
Hukum Karma (8) Proses Kematian dan Kelahiran Kembali
Perbuatan baik adalah perbuatan yang tidak menyakiti orang lain dan diri sendiri, perbuatan baik adalah perbuatan yang didasari oleh kemurahan hati (alobha), kebencian (adosa) dan kebijaksanaan (amoha). Kualitas batin yang seperti itulah yang senantiasa harus kita kembangkan agar menjadi suatu kebiasaan. Kebiasaan kita akan membentuk karakteristik kita karena sebenarnya karakteristik seseorang dibentuk dari akumulasi kamma-nya. Kebiasaan berbuat baik yang diperoleh dari rutinitas berbuat baik dan berlatih meditasi sangat bermanfaat tidak hanya untuk kehidupan kita tetapi juga pada saat menghadapi kematian. Inilah penjelasan di awal kelas ini oleh Ashin Kheminda. Kelas Pariyatti Sāsana ini merupakan lanjutan dari ser...
2019-09-17
1h 12
Dhammavihari Buddhist Studies
Hukum Karma (7) Karma Baik Lingkup-Indriawi
Ashin Kheminda menjelaskan bahwa orang yang belum tercerahkan sebenarnya adalah orang yang mengalami sakit mental/batin karena setiap hari tertekan dan diombang-ambingkan oleh kotoran batin atau kilesa. Cara agar batin kita dapat menjadi sehat adalah dengan belajar dan berlatih Dhamma; karena Dhamma adalah pedoman dalam kehidupan kita. Dhamma memberikan petunjuk tentang apa yang harus dikembangkan dan yang harus dihindari. Tentu kita sudah mengetahui bahwa yang harus dikembangkan adalah perbuatan baik dan yang harus dihindarkan adalah perbuatan jahat. Namun, terdapat banyak definisi tentang kata baik di dalam masyarakat kita. Tiap kelompok mempunyai definisi yang berbeda-beda. Bagaimana cara menentukan def...
2019-09-16
1h 15
Dhammavihari Buddhist Studies
Hukum Karma (6) Kamma Lingkup-Indriawi
Di dunia ini, banyak orang yang cemas terhadap apa yang akan terjadi setelah kematian. Apakah nanti dia akan terlahir di alam surga atau malah di alam neraka? Ashin Kheminda menegaskan bahwa alam surga atau alam neraka hanyalah suatu ruang untuk mengakomodasi kualitas batin kita, dengan demikian hal yang paling penting justru adalah menciptakan “alam surga” di kehidupan kita saat ini dengan cara mengembangkan kualitas batin yang positif. Kehidupan kita saat inilah yang akan menjadi penentu kehidupan kita berikutnya. Untuk itu, salah satu hal yang harus kita lakukan adalah menghindari kamma (perbuatan) buruk, tetapi apakah yang dimaksud dengan kamma buruk? Kada...
2019-09-15
1h 08
Dhammavihari Buddhist Studies
Hukum Karma (5) Waktu Kematangan Buah Kamma
Buddha mengajarkan kepada kita untuk menyerahkan kehidupan kita kepada diri kita sendiri. Bila kita ingin bahagia maka ciptakanlah sebab-sebab kebahagiaan. Untuk dapat melakukan hal itu, kita perlu meningkatkan pengetahuan dan kebijaksanaan kita dan salah satu pengetahuan yang harus kita pahami dengan baik adalah hukum kamma. Walau pun demikian, di awal kelas ini Ashin Kheminda menegaskan bahwa tujuan tertinggi dari latihan Buddhisme bukanlah sekedar menciptakan kebahagiaan dengan melakukan kamma baik dan menghindari kamma buruk, melainkan berlatih untuk dapat melampaui kamma, sehingga segala perbuatan tidak lagi membuahkan hasil. Itulah pencapaian seorang Arahat, Buddha atau Paccekabuddha. Di kelas kal...
2019-09-14
59 min
Dhammavihari Buddhist Studies
Hukum Karma (4) Urutan Kematangan Karma
Di awal kelas, Ashin Kheminda menjelaskan bahwa alam semesta ini hanyalah pantulan dari pikiran kita. Kehidupan seperti di alam surga atau neraka dapat kita “ciptakan” di kehidupan kita ini tanpa harus meninggal terlebih dahulu, pikiran kitalah yang menciptakannya. Setiap insan manusia tentu mengharapkan kebahagiaan, tetapi hal ini tidak dapat diperoleh hanya dengan cara berdoa terus-menerus. Buddha mengajarkan kepada kita tentang cara mendapatkan kualitas batin atau pikiran yang positif dan mengajarkan kepada kita tentang hubungan sebab akibat yang disebut sebagai hukum kamma. Pemahaman yang mendalam tentang Dhamma ini akan membawa kebahagiaan di dalam kehidupan kita. Hukum kamma adalah hukum...
2019-09-13
1h 16
Dhammavihari Buddhist Studies
Hukum Karma (3) Empat Tipe Karma
Hidup bukanlah misteri! Bagi orang-orang yang memahami tentang hukum kamma, fenomena kehidupan tidak lagi merupakan misteri. Mereka mengerti bahwa kejadian baik ataupun buruk yang terjadi di dalam kehidupannya merupakan hasil dari perbuatannya. Manusia yang hidup penuh dengan penderitaan dan keluhan adalah manusia yang tidak paham tentang hukum alam. Mereka tidak antisipatif terhadap peristiwa buruk yang akan menimpa mereka, sehingga saat terjadi peristiwa yang tidak diharapkan mereka pun jatuh dalam penderitaan, kesedihan dan bahkan depresi yang berkepanjangan. Penjelasan tersebut mengawali kelas hukum kamma kali ini. Di kelas sebelumnya, kita sudah mempelajari bahwa hukum kamma bekerja di 31 alam kehidupan (saṃsā...
2019-09-12
1h 03
Dhammavihari Buddhist Studies
Hukum Karma (2) Saṃsāra
Ceramah kali ini berasal dari kelas Pariyatti Sāsana yang diadakan di DBS setiap hari Minggu pagi, jam 9 - 11.30. Di kelas ini biasanya Ashin Kheminda akan menyampaikan materi-materi dari Sutta Piṭaka. Kelas dengan kurikulum yang terstruktur ini telah dirasakan manfaatnya oleh para umat karena setiap minggu mereka belajar tentang materi yang berbeda-beda. Dengan demikian, dalam waktu yang singkat pengetahuan Dhamma mereka bertambah dengan pesat. Hukum kamma adalah salah satu hukum alam yang wajib untuk dipahami agar memperoleh pandangan yang benar tentang kehidupan ini. Kelas membahas alam kehidupan di seluruh alam semesta ini dimana kamma bekerja dan berb...
2019-09-11
1h 04
Dhammavihari Buddhist Studies
Hukum Karma (1) Selayang Pandang
Kali ini kami mengunggah ceramah kelas Pariyatti Sāsana yang diadakan di DBS setiap hari Minggu pagi, jam 9 - 11.30. Di kelas ini biasanya Ashin Kheminda akan menyampaikan materi-materi dari Sutta Piṭaka. Kelas dengan kurikulum yang terstruktur ini telah dirasakan manfaatnya oleh para umat karena setiap minggu mereka belajar tentang materi yang berbeda-beda. Dengan demikian, dalam waktu yang singkat pengetahuan Dhamma mereka bertambah dengan pesat. “Kita adalah pencipta dari kehidupan kita sendiri!”, demikianlah penggalan dari kalimat pembuka di kelas ini. Agar dapat menciptakan kehidupan yang baik maka kita perlu memahami hukum alam yang bekerja di dalam kehidupan ini, salah satu hukum al...
2019-09-11
1h 21