Look for any podcast host, guest or anyone
Showing episodes and shows of

Kobis Merajut Sastra

Shows

Kobis Merajut SastraKobis Merajut SastraMalamku (bagian-3/tamat)Sebelumnya dikisahkan, dua sahabat Jito dan Tri semakin aktif untuk melakukan kegiatan pendampingan. Termasuk pendampingan di desa tempat lahir Jito, yang sumber airnya mulai dikelola oleh sebuah perusahaan. Sayangnya, upaya pendampingan yang dilakukan untuk melindungi sumber air dan warga desa harus menghadapi Tindakan represif, sehingga keduanya harus berlarian meninggalkan desa.... Penulis: Yuswantoro. Narator: Yuswantoro. Audio: Menel Pradana.2022-07-1112 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraMalamku (bagian-2)Pada bagian pertama diceritakan, kesibukan di rumah kontrakan yang dijadikan sekretariat semakin meningkat, saat situasi semakin gawat. Dua sahabat berusaha membersihkan seluruh berkas-berkas yang dinilai akan membahayakan mereka. Keduanya juga membagi tugas untuk menyelamatkan diri, dan menyelamatkan organisasinya... Penulis: Yuswantoro. Narator: Yuswantoro. Audio: Menel Pradana.2022-07-1011 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraMalamku (bagian-1)Kesibukan di rumah kontrakan yang dijadikan sekretariat,semakin meningkat. Dua sahabat berusaha membersihkan seluruh berkas-berkas yang dinilai akan membahayakan mereka. Keduanya juga membagi tugas untuk menyelamatkan diri, dan menyelamatkan organisasinya.... Penulis: Yuswantoro. Narator: Yuswantoro. Audio: Menel Pradana.2022-07-0211 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraRumah Kayu (bagian-2/tamat)Sejak ayahmu menghancurkan rumah kayu buatanmu, kamu selalu berseteru dengan ayahmu. Puncaknya, kamu menolak keinginan ayahmu agar kamu masuk sekolah tentara. Akhirnya, ayahmu mengusirmu. Hingga suatu ketika, aku melihatmu dan ayahmu berpelukan saling menangis dan meminta maaf. Itu pertama kali aku melihatnyasepanjang hidupku... Penulis: Dahlia Irawati. Narator: A Elwiq Pr. Audio: Menel Pradana.2022-06-2509 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraRumah Kayu (bagian-1)Ayahmu menyimpan harap sangat tinggi padamu, menjadi penerusnya, menjadi tentara perwira. Tidak seperti dirinya yang hanya seorang bintara. Hingga suatu ketika, kalian berseteru hebat gara-gara rumah kayu... Penulis: Dahlia Irawati. Narator: A Elwiq Pr. Audio: Menel Pradana.2022-06-2007 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraBukan Dongen Nabi Nuh (bagian-2/tamat)Bencana demi bencana datang. aku merasa jangan-jangan akulah penyebabnya. Aku penyebab angin, hujan, dan ombak yang menakutkan itu. Hingga akhirnya datang tsunami... Penulis: Titik Qomariyah. Narator: A Elwiq Pr. Audio: Menel Pradana.2022-06-1907 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraBukan Dongeng Nabi Nuh (bagian-1)Aku dan Panca mengaku pada ibu soal hubungan kami. Ibu dengan berat meminta kami memikirkan lagi hal itu. Karena jika itu dilakukan, maka akan menentang kehendak alam. Lalu, bagaimana kelanjutan kisah aku dan Panca?... Penulis: Titik Qomariyah. Narator: A Elwiq Pr. Audio: Menel Pradana.2022-06-1310 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraPaklik Kuda Andalku (bagian-2/tamat)Paklik adalah orang yang selalu baik padaku sejak kecil. Suatu ketika, saat aku 15 tahun, aku mendengar paklik sakit parah. Kata dokter, banyak penyakit dideritanya. Dari kisah yang diceritakan oleh bulik, aku menduga paklik kena ‘kutukan’... Penulis: Rifqi Hayyinul Ula. Narator: Dahlia Irawati. Audio: Menel Pradana.2022-06-0607 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraPaklik Kuda Andalku (bagian-1)Paklik adalah orang yang selalu baik padaku sejak kecil. Suatu ketika, saat aku 15 tahun, aku mendengar paklik sakit parah. Kata dokter, banyak penyakit dideritanya. Namun dari kisah yang diceritakan bulik, tampaknya paklik kena batunya, kena ‘kutukan'. Penulis: Rifqi Hayyinul Ula. Narator: Dahlia Irawati. Audio: Menel Pradana.2022-06-0408 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraRusmi (bagian-2/tamat)Berangkat dari urusan pembalut, Rusmi menjadikan hal itu sebagai tugas kuliah. Dengan bantuan tetangga bule berambut perak, Rusmi menutup tugas kuliah dengan tepuk tangan dan sanjungan. Jalan Rusmi sukses kuliah kian lapang... (Tamat). Penulis: A Elwiq Pr. Narator: Dahlia Irawati. Audio: Menel Pradana.2022-05-3011 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraRusmi (bagian-1)Bercerita tentang Rusmi, gadis yang berasal dari dusun penghasil tembakau yang berjarak 19 km dari Malang. Ia melanjutkan kuliah demi cita-cita menjadi menteri. Namun di sekolah, perbedaan prinsip penggunaan pembalut membuatnya rendah diri. Ia jadi bahan olok-olok gadis tercantik di sekolah itu. Bagaimana kisah Rusmi dengan pembalutnya, ikuti cerita selanjutnya. Penulis: A Elwiq Pr. Narator: Dahlia Irawati. Audio: Menel Pradana.2022-05-2812 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraKuburan Kopi (bagian-2/tamat)Bapak membabati pohon kopi dengan kesetanan. Tiba-tiba Bapak terjatuh. Menelungkup seperti onggokan kain basah di pojokan. Diam tak bergerak. Hampir bersamaan, aku mendengar rintihan samar. Seketika napasku sesak. Kulihat cairan merah menetes dari batang-batang kopi yang kena babat. Cairan yang sama kuseka dari kedua mataku... (Tamat). Penulis: Dahlia Irawati. Narator: Yuswantoro. Audio: Menel Pradana.2022-05-2311 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraKuburan Kopi (bagian-1)Bercerita tentang gejolak perasaan petani kopi yang dibelit beragam persoalan. Membabat dan mengubur tanaman kopi miliknya jadi solusi? Penulis: Dahlia Irawati. Narator: Yuswantoro. Audio: Menel Pradana.2022-05-2113 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraPulang (bagian-2/tamat)Di antara injakan sepatu keras di tubuhku yang penuh luka, bayangan masa kecilku menjelma. Bagaimana ibu menghukumku saat berbuat salah, bagaimana teman-teman masa kecilku ada, hingga akhirnya aku bertemu ibu. “Jangan takut nak. Ada ibu di sini. Ayo kita pulang. Besok Paskah,” suara ibu begitu lembut. Kurasakan mengusap setiap luka di tubuhku. Aku tertidur di pangkuan ibu.... (Tamat). Penulis: Emanuel Yuswantoro. Narator: Arief Sasono. Audio: Menel Pradana.2022-05-1610 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraPulang (bagian-1)Malam menjelang Minggu Palem, aku teringat pada ibu. Ibu selalu mengharapkan anak-anak pulang dan berkumpul saat mendekati Tri Hari Suci Paskah. Tapi tiba-tiba, sebuah kekuatan menarikku paksa. Kaki-kaki bersepatu keras menginjak tubuhku di bekas lubang timah panas yang masih meleleh... (bersambung). Penulis: Emanuel Yuswantoro. Narator: Arief Sasono. Audio: Menel Pradana.2022-05-1409 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraKobis Merajut Sastra (Trailer)2022-05-1300 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraKutukan (bagian-3/tamat)Aku menghuni bangsal 19. Disini jiwaku dirawat. Aku mendengar bisik-bisik dari luar jendela; aku ditemukan setelah anak-anak yang hendak berangkat sekolah menjerit ketakutan karena melihatku telanjang berpelukan dengan pohon pisang. Tapi yang membuatku berdesir adalah, dari tayangan TV, aku melihat muncul tunas-tunas di sekitar pohon pisang. "Anakku...," gumamku. (Tamat). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Simon Cahyanto. Audio: Menel Pradana.2022-05-0209 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraKutukan (bagian-2)Setelah lepas dari permainan Bulik Fulan, aku kembali kepada emak. Dan emak memberiku perempuan yang berhias diri untuknya sendiri. Aku menunggu perempuan itu hingga mengantuk. Saat terbangun, ia masih bersolek. Lalu aku memilih menyelinap keluar kamar... (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Simon Cahyanto. Audio: Menel Pradana.2022-05-0108 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraKutukan (bagian-1)Semalam aku tertidur memeluk pohon pisang. Aku jatuh cinta padanya, dan emak menghardikku sebagai orang gila. Lantas, bagaimana kisah hubunganku dengan pohon pisang? (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Simon Cahyanto. Audio: Menel Pradana.2022-05-0108 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraWarung (bagian-2/tamat)Begitulah Soleh, penuh ide tapi tak pernah dijalankan. Termasuk ide membuat warung. Jadi, aku sepakat dengan istriku membuka warung di kawasan pabrik yang tidak jauh dari rumah kami. Dan warung kami laris. Soleh tiba-tiba muncul dan menuduh kami mencuri idenya. “Sokeh, orang itu tak bisa hidup hanya dengan ide. Apalagi idemu itu, tak laku dijual, apalagi dicuri. Orang bikin warung apalagi bikin pesawat, hanya bisa dijalankan dengan kerja keras. Tanpa itu...” (Tamat). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Toni Artaka. Audio: Menel Pradana.2022-05-0111 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraWarung (bagian-1)Pertemuan dengan Sokeh saat lebaran, menunjukkan ia telah berubah. Ia sudah punyak anak tiga dan wajahnya mengurus. Tetapi, setelah mendengar ceritanya, ia tetap saja seperti yang dulu. Manusia yang banyak ide tetapi tak satupun terlaksana. Lantas, apakah ide membuka warung dapat terlaksana? Penulis: Iman Suwongso. Narator: Toni Artaka. Audio: Menel Pradana.2022-04-3009 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraTadarus Angin Malam (bagian-3/tamat)Pada kursi taman yang mengembun itu, akhirnya ia selalu dihasut angin malam. Ia kerap merenungkan pelariannya di luar rumah setiap malam. Ia temukan kekecewaan, kemasgulan, kemarahan, dendam, kekalahan, dan kebodohannya. Bersama angin malam ia tadarus tentang jalan hidupnya. (tamat). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Yuswantoro. Audio: Menel Pradana.2022-04-3007 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraTadarus Angin Malam (bagian-2)Sebelum puasa Cyntya menghabiskan malamnya di tempat karaoke, dan terbiasa minum bir. Setiap menjelang subuh dia harus sudah di rumah. Lantas, apa yang ia lakukan setelah terdampar di taman kota pada bulan puasa? Penulis: Iman Suwongso. Narator: Yuswantoro. Audio: Menel Pradana.2022-04-3009 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraTadarus Angin Malam (bagian-1)Cyntya duduk di taman kota sampai tengah malam, dan baru pulang menjelang saur. Cyntya setiap malam keluar rumah, tidak hanya ke taman, tetapi juga ke tempat hiburan malam. Apa yang dilakukan Cyntya di tengah malam? Penulis: Iman Suwongso. Narator: Yuswantoro. Audio: Menel Pradana.2022-04-2909 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraLukisan Dalam Kamar (bagian-3/tamat)Pangga sempat tak habis pikir kenapa Puspa mempertahankan lukisan yang tidak jelas itu. Puspa yang kesal, sempat pergi meninggalkan rumah. Pangga kemudian memilih mengembalikan lukisan yang semula disingkirkannya. Ia ingin menghormati kisah Puspa dengan lukisan itu. Sedangkan Puspa, setelah pergi, akhirnya kembali pulang. Ia kemudian memilih menggeser letak lukisan. Dengan begitu, setiap menjelang tidur, Puspa bisa menikmati lukisan yang lain bersama Pangga. (Tamat). Penulis: Iman Suwongso. Narator: A Elwiq Pr. Audio: Menel Pradana.2022-04-2910 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraLukisan dalam Kamar (bagian-2)Batin Puspa seperti berada di persimpangan. Tetapi, semua situasi seperti mendesak Puspa untuk menerima pinangan Pangga. Akhirnya, Puspa dinikahi Pangga. Belum lama pernikahan mereka, Puspa marah kepada Pangga karena mengganti lukisan Burhan dengan lukisan lain. (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: A Elwiq Pr. Audio: Menel Pradana.2022-04-2910 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraLukisan dalam Kamar (bagian-1)Kenangan Puspa bersama Burhan sulit dihapuskan. Burhan meninggal dunia lebih dulu. Kenangan pada Burhan sering kali dipantulkan oleh lukisan Burhan yang dipampang di kamar. Kemudian Puspa mendapat pengganti Burhan bernama Pangga. Lantas, apakah Pangga dapat menghapus kenangannya dengan Burhan? (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: A Elwiq Pr. Audio: Menel Pradana.2022-04-2810 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraPerempuan Kunang-Kunang (bagian-3/tamat)Hal yang tak boleh dilakukan pemburu adalah membiarkan perasaannya hanyut pada perburuan itu. Aku justru mengalaminya. Entah sudah sampai berapa jarak dan waktu aku menelusuri kegelapan, sepanjang itu, aku tak bisa lagi menemui perempuan dalam kegelapan itu. Saat kerinduanku makin memuncak, makin tidak bisa kujumpainya. Kini aku menyesal tak pernah bertanya nama dan dimana rumah tinggalnya... (tamat). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Dahlia Irawati. Audio: Menel Pradana.2022-04-2808 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraPerempuan Kunang-Kunang (bagian-2)Perempuan itu seorang ibu. Suaminya tidak memberikan perhatian  kepadanya sebagai istri. Ia diperlakukan seperti seonggok batu. Suaminya melemparkan ke  tembok ketika perempuan itu ingin tahu tentang suaminya. Aku tidak ingin terlibat dengan suaminya. Namun tatapan mata perempuan itu seperti berharap... (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Dahlia Irawati. Audio: Menel Pradana.2022-04-2808 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraPerempuan Kunang-Kunang (bagian-1)Aku mengejar kunang-kunang sampai hutan yang gelap. Bukan kunang-kunang yang aku tangkap, tapi perempuan cantik dalam kegelapan. Dan kami jatuh cinta. Lantas, mengapa perempuan itu suka dalam kegelapan? (Bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Dahlia Irawati. Audio: Menel Pradana.2022-04-2709 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraAnjing Hutan (bagian-3/tamat)Begitulah rentetannya, sampai malam ke tujuh belas itu datang. Saat aku sedang menuju rumah Tuak, tengkukku dihantam sebatang kayu. Keseimbanganku jatuh. Aku tak bisa melihat dengan jelas sekelilingku. Pada pandanganku yang kabur, bercokol anjing-anjing hutan. Gonggongannya bersahut-sahutan. Aku membidikkan senapanku. Aku menembaknya. Tepat di dada, tempat berlindung jantungnya. Lubang yang tertembus peluru menyemburkan darah seperti pipa ledeng yang pecah. Malam yang sunyi, purnama hampir matang. Suara letupan senapan mengundang laki-laki penghuni kampung ini untuk keluar rumah. Beberapa laki-laki bergumam, “Badra.” (tamat). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Titik Qomariyah dan A Elwiq Pr. Audio: Menel Pradana.2022-04-2707 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraAnjing Hutan (bagian-2)Sang pemburu menemukan anjing yang berlari seperti manusia. Ia juga menemukan perkampungan di tengah hutan, tetapi rumah-rumah itu sunyi, hampir runtuh. Tiba-tiba sang pemburu disergap orang-orang yang muncul dari balik perdu, dan ditodong dengan tombak. Lantas, apakah sang pemburu hidupnya akan ditentukan oleh ujung tombak itu? Penulis: Iman Suwongso. Narator: Titik Qomariyah dan A Elwiq Pr. Audio: Menel Pradana.2022-04-2607 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraAnjing Hutan (bagian-1)Seorang penembak jitu, yang kemampuannya diperoleh turun-temurun, mendapat tugas memburu anjing hutan yang suka mengganggu ternak kambing. Ia masuk hutan, sampai hari ke tujuh belas. Lantas, apakah dia akan menemukan anjing hutan itu? Penulis: Iman Suwongso. Narator: Titik Qomariyah dan A Elwiq Pr. Audio: Menel Pradana.2022-04-2607 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraTeror Mawar Merah (bagian-2/tamat)Sebuket mawar merah terus saja muncul di rumah, dan menerorku. Memicu pertengkaranku dengan Mas Angga. "Kayak teror. Mungkin ada orang ingin tahu bagaimana kalau kita sedang bertengkar,” kata Mas Angga. "Kita tak perlu bertengkar karenanya. Agar pengirim bunga mawar itu merasa tak ada gunanya, dan tak mengirimi lagi," katanya menyudahi sakit hatiku... (tamat). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Titik Qomariyah dan Dahlia Irawati. Audio: Menel Pradana.2022-04-2609 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraTeror Mawar Merah (bagian-1)Ketika kabar teror bom menggema, sebuket mawar dikirim ke rumah kami. Aku tak mungkin sebagai penerima, semua orang tahu aku alergi mawar. Jadi, ada perempuan lain yang mengirim kepada Mas Angga, suamiku. Aku cemburu... (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Titik Qomariyah dan Dahlia Irawati. Audio: Menel Pradana.2022-04-2509 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraPerempuan Luka dan Si Jantan (bagian-3/tamat)Aku bekerja sekitar 20 km dari tempat kost. Untuk menghemat biaya, aku akhirnya pindah kost, meninggalkan ibu kost yang baik, teman, dan aneka binatang di sana. Untuk sementara, aku cuti kuliah. Sebagai pekerja pemula, aku banyak melakukan kesalahan. Itu yang memberi ruang pada senior berkumis dan berbibir tebal mendekatiku. Aku tak menyukainya. Untunglah ada si kucing belang telon... (Tamat). Penulis: Iman Suwongso. Narator: A Elwiq Pr. Audio: Menel Pradana.2022-04-2508 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraPerempuan Luka dan Si Jantan (bagian-2)Dalam tidurku, aku mengigau. Igauanku diketahui oleh ibu kos. Ibu kos menawari untuk memilih seekor kucing piaraannya untuk menjadi teman, agar aku tidak kesepian. Kesedihanku kian menjadi-jadi, saat nenek meninggal. Aku pun mulai bekerja, karena tak ada lagi kiriman uang...(bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: A Elwiq Pr. Audio: Menel Pradana.2022-04-2508 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraPerempuan Luka dan Si Jantan (bagian-1)Oleh karena ayah dan ibu selalu bertengkar, aku memutuskan hidup bersama nenek. Sampai aku melanjutkan belajarku di kota, dan indekos, aku tetap tidak ingin terlacak lagi oleh ayah atau ibu. Tetapi, kebengisan ayah selalu hadir dalam mimpiku.... (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: A Elwiq Pr. Audio: Menel Pradana.2022-04-2408 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraMasih Gelap, Kar (bagian-3/tamat)Kar menangis. Samijo mengambil uang di bawah kasur. Emas 3 gram tabungannya juga ikut diambil. Kar mendengar dari Yu Darmi kalau Samijo sering main dengan perempuan nakal. Belum sempat menanyakan hal itu pada Kar, Samijo justru menuduh Kar ada main dengan anak juragan Badri. Hingga akhirnya, karena sudah tidak kuat lagi, suatu pagi, Kar memilih pergi meninggalkan suaminya. Orang-orang kampung memaklumi kepergian Kar. Kepergiannya selalu dikenang hingga kini, dan kenangan itu semakin nyata ketika ada laki-laki bersikap kasar pada istrinya. (tamat). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Yuswantoro. Audio: Menel Pradana.2022-04-2408 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraMasih Gelap, Kar (bagian-2)Samijo kerjanya hanya main judi saja. Ia seenaknya memperlakukan Kar. Saat marah, Samijo dengan tanpa hati memaki Kar bahwa kalau ia tidak mengawini Kar, maka hidup Kar akan tidak jelas. Sebab bapak Kar adalah BTI dan Ibunya Gerwani. Padahal setahu Kar, bapaknya hanya orang biasa yang bekerja di sawah, sedangkan ibuknya suka main lesung seperti dirinya sekarang. Waktu Kar bekerja di sawah, suaminya datang pinjam uang lima puluh ribu. Karena Kar tidak punya, suaminya memaksa untuk pinjam kepada juragannya... (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Yuswantoro. Audio: Menel Pradana.2022-04-2308 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraMasih Gelap, Kar (bagian-1)Kar, seorang perempuan desa pekerja keras, sementara Kang Samijo, suaminya, suka begadang dan pulang menjelang pagi. Kar juga piawai bermain musik lesung, cantik, dan disukai banyak orang. Ia sedang giat berlatih lesung untuk ditampilkan di musim panen. Lantas, bagaimana hubungan Kar dan suaminya, kemudian? Penulis: Iman Suwongso. Narator: Yuswantoro. Audio: Menel Pradana.2022-04-2307 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraLaki-Laki di Pojok Masjid (bagian-3/tamat)Salam, nama laki-laki berkaos putih itu memberikan seamplop uang pada Salim. Semula Salim menolaknya. Namun karena si anak utusan meminta agar ia tak lagi dibebani tugas, Salim pun menerimanya dan berniat mengembalikannya. Namun saat rumah Pak Salam dicari, rumah itu tak ada. Yang ada adalah masjid. Pak RT kemudian menyuruh Salim menerima uang yang dirasa adalah haknya. (tamat). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Dahlia Irawati. Audio: Menel Pradana.2022-04-2207 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraLaki-Laki di Pojok Masjid (bagian-2)Salim mengambil dompet yang tergeletak untuk disampaikan ke pemiliknya. Ketika, ia memungut dompet itu, seorang laki-laki berkaos putih memergokinya, dan Salim mengatakan itu dompetnya. Ketika Salim mengantar dompet itu kepada yang punya, ternyata pemiliknya laki-laki berkaos putih yang memergokinya. Namun, laki-laki berkaos putih menolak dompet yang dikembalikan oleh Salim. Menurutnya, itu adalah dompet Salim karena ia yang menemukannya. Salim kian galau, merasa lelaki itu tengah menghukumnya...(bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Dahlia Irawati. Audio: Menel Pradana.2022-04-2209 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraLaki-Laki di Pojok Masjid (bagian-1)Salim termangu di pojok masjid. Sebentar lagi lebaran, tetapi dia tidak akan pernah bisa pulang. Ia terdampar di masjid ini, karena kota ini tak dapat memberikan pekerjaan untuknya. Janji mengirimi nafkah pada anak dan istrinya menguap begitu saja. Tetapi, sore itu Salim menemukan dompet penuh uang di halaman masjid. Lantas, apakah Salim akan mengambilnya untuk mudik? (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Dahlia Irawati. Audio: Menel Pradana.2022-04-2108 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraAbah Gofar (bagian-3/tamat)Saat dalam perjalanan ke Jakarta, usai meninggalkan kehidupannya yang putus asa, dini hari Gofar seperti dilemparkan dari dalam kereta api kelas tiga yang dinaikinya. Ia ditolong oleh seseorang dan diobati. Suara dzikir yang kerap dilantunkan sang penolong di sisi Bandil, terngiang hingga saat Bandil sudah sembuh. Berikutnya, oleh sang penolong, Bandil diberi nama A. Gofar. Dan secara kebetulan, saat sholat di sebuah masjid, Gofar bertemu perempuan hamil yang akan melahirkan. Kepada perempuan hamil itu, Gofar mendoakan anaknya lahir sehat lancar dan cantik seperti ibunya. Dan benar saja, bayi itu lahir seperti doa Gofar. Sejak itu, mulai banyak orang datang menemui...2022-04-2110 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraAbah Gofar (bagian-2)Bandil pernah diperkenalkan dengan seorang Kyai. Ia menjadi alim. Tetapi, karena tidak bisa mengatasi himpitan hidupnya, Bandil tidak alim lagi, bahkan tidak percaya tentang agama. Hingga sore itu, aku kembali bertemu Bandil dengan kondisi yang jauh dari sebelumnya. Ia kini dipanggil Abah A. Gofar...(bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Yuswantoro. Audio: Menel Pradana.2022-04-2109 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraAbah GofarPertemuan dengan Bandil, setelah 10 tahun tidak ada kabarnya, sangat mengejutkan. Ia telah menjadi kaya, alim, dan namanya berubah menjadi A. Gofar. Awalnya, dia seorang pelukis bohemian yang kumuh, dan seenaknya sendiri. Lantas, bagaimana kisah perjalanan Bandil sesungguhnya?2022-04-2010 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraCinta Mengubah Pikiran Kelam (bagian-2/tamat)"Ini racun apa Las, kok rasa jeruk?” kata Marmo sambil menghentakkan gelasnya di atas meja. “Aku telah menggantinya, Kang. Pikiranku berubah setelah menengok anakmu sedang tidur di kamar. Kepolosan wajah mereka memancarkan energi cinta.” Marmo menunduk bisu. Diam. Sunyi. Hingga tetesan air dari sudut matanya nyaring membentur meja makan... (tamat). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Simon Santoso. Audio: Menel Pradana.2022-04-2008 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraCinta Mengubah Pikiran Kelam (bagian-1)Lasmi dan Marmo merenungi nasibnya di meja reot di bawah lampu 5 watt. Ketika Marmo sudah mulai bekerja sebagai tukang cat, ia jatuh dari tangga dan lumpuh. Sementara mereka juga terjebak rentenir. Lasmi berkeinginan menjual dirinya di alun-alun untuk memutar roda hidup mereka. Lantas, apakah pilihan itu benar? (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Simon Cahyanto. Audio: Menel Pradana.2022-04-2007 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraOrok yang Dijaga Kawanan Anjing (bagian-3/tamat)Suatu hari, warga kampung pinggir hutan berkerumun. Mereka merasa aneh, karena suara itu mulai terdengar di sore hari, tidak seperti sebelumnya yang terjadi di tengah malam. Sore itu pun, tidak terdengar suara tangisan orok. Warga memutuskan untuk menyelidiki. Tiba di hutan, mereka hanya dapat memandangi kawanan anjing mengalunkan lolongan berganti-ganti. Mereka terkesima memandang orok dikelilingi sekawanan anjing itu. Orok itu terlentang di atas batu, tubuhnya telanjang, kakinya menendang-nendang, dari mulutnya keluar tawa yang renyah. Tawanya terpingkal-pingkal, mengirimkan isyarat bahwa ia lebih aman dijaga sekawanan anjing. Orang-orang kampung memandang dengan mata berkaca. Penulis berita tak ingin mengabadikan pemandangan menakjubkan itu dengan...2022-04-1908 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraOrok yang Dijaga Kawanan Anjing (bagian-2)Suara orok di hutan itu ternyata benar suara orok yang dijaga anjing. Orang-orang berebut dengan anjing untuk mendapatkan orok itu. Sementara di kota, muncul berita ada orok dibuang, dibungkus plastik di tempat sampah. Tetapi orok itu sudah tidak ada lagi di tempat sampah. Lantas, apakah ada hubungannya antara orok di tempat sampah dan di dalam hutan itu? (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Arief Sasono. Audio: Menel Pradana.2022-04-1908 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraOrok yang Dijaga Kawanan Anjing (bagian-1)Orang-orang yang tinggal di pinggir hutan, mendengar suara orok. Suara orok siapa itu? Akhirnya, mereka bersama-sama mencari suara orok itu. Lantas, benarkah suara itu suara orok? (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Arief Sasono. Audio: Menel Pradana.2022-04-1809 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraPak Guru Wardi (bagian-2/tamat)Pak Suwardi termasuk guru yang disiplin. Hampir tidak pernah meninggalkan kelas untuk keperluan lain. Honor yang diterima saat itu jauh dari cukup. Meskipun begitu, dia tidak pernah ngobyek, melakukan pekerjaan lain di jam sekolah. Ia tidak pernah memanfaatkan tempatnya bekerja untuk mencari penghasilan tambahan. Kalaupun itu terjadi, hanyalah berjualan kue yang dititipkan kantin sekolah. Pagi hari, sebelum subuh, ia bersama istri membuat kue-kue itu, dibawa ke sekolah dititipkan di kantin. Sepulang sekolah kerap kali aku mengetahui dia ikut buruh tani, mencangkul juga memanen padi. Luar biasa. Nasib semacam itu, masih berlangsung hingga kini. Betapa bodohnya aku, yang bekerja sebagai tenaga...2022-04-1810 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraPak Guru Wardi (bagian-1)Karena mendapat tugas di kota ini, aku sempatkan menginap di rumah masa kecilku. Saat aku naik ojek, ternyata tukang ojegnya Pak Suwardi, guruku, yang sampai sekarang masih GTT. Aku terpukul, karena dengan mataku sendiri, mendapati kenyataan memilukan tentang seorang guru yang sejak aku kecil hingga setua ini tetap menjadi guru tidak tetap (GTT). Lalu, bagaimana berikutnya? (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Yuswantoro. Audio: Menel Pradana.2022-04-1810 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraMakam di Dinding Parit (bagian-3/tamat)Si Kembang Telon melompat, mencegah ular menggigit pantat laki-laki kumal itu. Kedua binatang itu bergelut, berkelahi hingga ke luar gubug. Mereka saling cengkeram, dan menancapkan taring di tubuh lawannya. Ketika sampai di bibir parit, kedua binatang itu melepaskan cengkeramannya. Ular belang merambat dengan luka parahnya menjauhi Si Kembang Telon. Dan, kucing itu tergeletak. Matanya melirik pada laki-laki itu saat denyut nafas terakhir terbang bersama daun randu yang berguguran. Laki-laki itu berguling masuk parit dengan air mata terurai. Ia terguncang kehilangan sahabat yang baru semalam dipertemukan. Ia merasa Si Kembang Telon sahabat sejatinya. Ia membutuhkan waktu yang lama untuk menundukkan kepala...2022-04-1708 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraMakam di Dinding Parit (bagian-2)Esok harinya, Si Kembang Telon mencarikan makan untuk laki-laki kumal itu. Kucing dengan tiga warna itu menyeret sebungkus nasi dalam plastik ke depan wajah lelaki itu. “Aku belum menemui perlakuan seperti ini,” gumam laki-laki itu. Si Kembang Telon membalas dengan tatapan mata yang oval. Kepalanya mengangguk-angguk, memberi persetujuan agar kantung plastik segera dibukanya. Laki-laki itu membuka bungkusan, isinya segumpal nasi yangsudah agak coklat karena bumbu, dengan separuh irisan tempe goreng. “Jauh lebih baik dari pada yang kerap kutemukan di tong sampah,” gumamnya. Laki-laki itu mulai menjumput nasi, dan menyuapkan pada mulutnya. Sekerat tempe itu ia potong dengan jarinya, dan ia sodorkan...2022-04-1710 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraMakam di Dinding Parit (bagian-1)Seorang laki-laki ditandu dan ditaruh di gubug yang ditinggali seekor kucing, Kembang Telon. Laki-laki itu kumal berpenyakitan. Si Kembang Telon memandangnya dengan perasaan iba. Hujan turun. Si Kembang Telon mencemaskan manusia itu. Apakah mereka sedang menyetorkan kematian? Si Kembang Telon tengadah ke langit yang kelihatan tak akan kehabisan air. Wahai langit, wahai hujan, apakah mereka tidak mengerti kalau di atap gubuk banyak tikus, dan di kolong sudut ruang ular belang bersiaga mematuk mangsanya? Lelaki berpenyakitan itu bergumam hingga matanya mengantuk. Si Kembang Telon, dengan setia menungguinya, tak beranjak dari batang kusen jendela... (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Dahlia Irawati. Audio...2022-04-1710 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraIblis Penguasa Hutan Jati (bagian-2/tamat)Culas menemuiku sambil menangis. Ia bercerita, hutan jati tempatnya tinggal kedatangan musuh. Dengan mantra, tiga manusia yang datang mengobrak-abrik hutan jati. Mengusir semua saudara Culas, dan melempar Culas ke pinggir jurang. Esok hari, aku datang untuk menemui Culas. Kusaksikan, hutan jati nyaris rata dengan tanah. Suara mesin senso mengiang mengusir suara merdu burung-burung. Pohon jati tempat tinggal Culas lenyap. Kucari Culas, hingga ke tebing, dan kutemukan ia tergeletak di rumpun bambu dengan tubuh penuh luka. Ia merintih. Rintihnya berkejaran dengan suara mesin gergaji. Tubuhnya memar. Kaki mengangkang, tangannya merentang. Katanya, sepulang dari tempatku ia kepergok tiga manusia yang pernah melemparkannya. ...2022-04-1608 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraIblis Penguasa Hutan Jati (bagian-1)Kisah tentang Kharanakameculhas atau kusebut Culas. Culas sebangsa iblis yang suka menggoda nenek moyang dengan berganti-ganti penampilan, cewek dan cowok. Tetapi, nenek moyang dan keturunannya selalu berhasil melawannya. Hingga akhirnya Culas bersumpah tak akan mengganggu nenek moyang dan anak cucunya. Sumpah itu terus dijaga Culas hingga keturunan ke-27 nenek moyang, yaitu aku. Aku akhirnya bertemu Culas suatu ketika. Saat aku bertanya pada sosok perempuan cantik 25 tahun itu, Culas dengan terbuka bilang padaku bahwa ia memang diturunkan ke bumi seperti kami, hanya saja ia ditugaskan oleh Sang Pencipta untuk menggoda manusia. "Lalu kenapa kamu tidak mengganggu kami?," tanyaku padanya. "Karena sumpahku...2022-04-1609 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraNdaru (bagian-2/tamat)Bagas dan Karjo, warga Kaligaring lor merencanakan fatamorgana, melakukan muslihat tentang cahaya jatuh. Mereka rancang agar akal orang-orang yang akan memilih kepala desa terkelabuhi. Berhasil. Warga percaya ndaru kembali muncul di utara (lor). Pemilihan pun digelar. Calon dari Kaligaring lor menang telak. Bagas lega. Namun ia tersentak. Tak lama setelah diumumkan, orang-orang mulai mengangkuti harta warga Desa Kaligaring. Bandar judi menang besar. Politik dan judi bersekutu, jadinya fatamorgana. Bagas menutup wajahnya dengan kedua tangan... (tamat). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Yuswantoro. Audio: Menel Pradana.2022-04-1510 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraNdaru (bagian-1)Dalam pemilihan kepala desa, warga Desa Kaligaring sangat percaya dengan ndaru atau cahaya yang turun dari langit. Tidak peduli sosok calonnya, asalkan mendapat ndaru, maka ia akan dipastikan menang dalam pemilihan. Suatu ketika, ndaru diyakini jatuh di selatan. Artinya, calon dari Kaligaring Kidul dinilai akan memenangi pemilihan. Tapi Bagas, pemuda desa yang usianya masih 22 tahun, tidak sepakat kalau yang terpilih menjadi kepala desa Kaligaring berasal dari dusun Kaligaring Kidul. Sebab, calon dari Kaligaring Kidul menggunakan permainan uang. Calon ini telah menyumbang pembangunan tempat ibadah di seluruh desa. Ia juga telah memberikan sembako kepada orang-orang janda dan warga miskin. “Kalau ikhlas, ta...2022-04-1510 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraAir Di Sudut Mata Ibu (bagian-3/tamat)Di suatu malam senyap, aku mendapati ayah bergumul dengan angin seperti bersetubuh. Aku melesat keluar kamar. Sejak itu, rumah ini jadi merinding. Ada orang membuka kulkas tapi tak kelihatan sosok ya. Aku bergegas ke kuburan. Siapa mereka? Apa seperti omongan orang? Pertanyaanku pada ibu di kuburannya. Lelaki yang menolongku bersama Bento saat itu, membantuku bertemu dengan sosok ibu. "Semua yang terbungkus telah terbuka. Yang kamu lihat adalah kenyataan yang telah merontokkan sendi-sendi tulangku," kata sosok seperti ibu. Ayah meninggalkan ibu untuk kawin dengan perempuan tak berwujud. Ibu tersenyum, namun sudut matanya melelehkan kepedihan. Sekali ini saja air mata itu tumpah...2022-04-1407 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraAir di Sudut Mata Ibu (bagian-2)Hari-hari berikutnya, banyak orang kasak-kusuk di kampung tentang kebiasaan ayah menyelinap setiap malam. Tapi, ibu menutupi perasaannya dengan senyum. Saat pulang, ayah datang dengan kusut dan tubuh bau aneh seperti kenanga. Ibu tetap tersenyum tanpa banyak tanya. Dan bertahun-tahun kemudian, kejadian itu terus berulang. Pada suatu Ba'da Mulud, ayah mulai jarang pulang. Ketika ayah tidak pulang lagi, lenyap, ibu mulai menguping bisik-bisik tetangga. Ibu mulai ngenas, tubuhnya mengurus, dan akhirnya meninggal. Aku mengantar ibu ke pemakaman, dan enggan pulang hingga akhirnya tidur memeluk nisan...(bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: A Elwiq Pr. Audio:Menel Pradana.2022-04-1409 minCerita Sebelum TidurCerita Sebelum TidurJangan Ketiduran: Nyastra bareng Kobis Merajut SastraEpisode pertama dari segmen jangan ketiduran akhirnya nongol juga. Di episode pertama ini, Cerita Sebelum Tidur berkesempatan record bareng salah satu komunitas sastra di Malang. Produk sastra yang dibuat sama temen-temen Kobis Merajut Sastra ini bentuknya macem-macem, salah satunya pembacaan cerpen di Spotify. Nah, buat yang penasaran gimana jadinya kalo cerpen dibacain, atau mau dengerin hasil karya temen-temen Kobis Merajut Sastra di spotify, silakan mampir ke link berikut ini: https://open.spotify.com/show/2agLc3uOyCKc8ay2UwxPT4?si=0e9865b2eb3b441e Oiya, temen-temen Kobis Merajut Sastra juga bisa ditemuin di instagram loh, ini usernamenya...2022-04-1431 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraAir di Sudut Mata Ibu (bagian-1)Tentang kecantikan ibu yang sempurna. Dan Ayah suka sekali menerkam ibu dari belakang, dan membawanya ke kamar yang gelap. Suatu malam, diam-diam ayah menyelinap keluar, melompat pagar perdu di belakang rumah. Ibu tetap menjadi sosok dengan senyum yang tidak dibuat-buat. Senyum yang menggaris karena dorongan perasaan dari dalam kalbu. Senyum yang selalu muncul dalam kedukaan maupun saat berbunga. Suatu malam, ayah diam-diam pergi dari rumah. Aku berusaha menguntit ayah, tapi kelam malam menghempaskanku kembali ke kamar apek.... (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: A Elwiq Pr. Audio:Menel Pradana.2022-04-1408 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraTanakah Yang Buta (bagian-3/tamat)Tanakah pun pergi, mencoba melupakan semua. Ia menggelandang. Tubuhnya kurus dan kotor, bau menyengat, dan pakaian kumal robek-robek. Ia melanjutkan hidup dengan beban kemiskinannya. Sore itu, Tanakah punya harapan pada pintu rumah di pinggir hutan yang jarang terbuka pintunya. Ia harap pertolongan terakhir dari pemilik rumah itu. Ia mengawasi rumah itu 7 hari 7 malam. Selama itu, Tanakah mengamati sambil tak pernah mengatupkan matanya. Saat hampir tengah malam, pada malam ke-7, ada nyala lilin yang cahayanya benderang. Ada sesosok membentuk siluet seperti wayang membayang pada kelirnya. Sosok itu membuka pintu dan melambaikan tangan pada Tanakah. Sosok itu mengajak Tanakah masuk ke dalam...2022-04-1308 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraTanakah Yang Buta (bagian-2)Tanakah dan istrinya mendapat warisan dari Kaji Sokeh, dan mendadak menjadi kaya raya. Karena kekayaannya, hidup Tanakah berubah, ia menjadi suka berfoya-foya, dan menghamburkan hartanya yang dirasa tidak akan habis. Banyak orang mulai memanfaatkannya. Mereka menjebak Tanakah dengan Palupi, si kembang desa. Tanakah pun dicekoki minuman oleh Parasta, tetangga si akal paling busuk. Suminten yang sudah mengingatkan, tak digubris oleh Tanakah. Lama-kelamaan, Tanakah kian tak terkendali hingga akhirnya ia kembali miskin. Suminten pun pergi bersama anaknya, seiring disitanya rumah dan habisnya semua harta mereka. Tanakah pergi mencari orang-orang yang dulu pernah berbaik-baik padanya, tetapi semua mengusirnya....(bagian-2). Penulis: Iman Suwongso...2022-04-1311 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraTanakah Yang Buta (bagian-1)Tanakah si laki-laki kumal, memandangi rumah kosong di pinggir hutan. Orang-orang kampung tak menghiraukannya. Mereka menganggap lelaki gelandangan compang-camping itu sudah sepantasnya diganjar hidup menggelandang. Padahal di masa mudanya, Tanakah adalah pekerja keras dan gemar menabung. Ia bekerja pada Kaji Sokeh. Berikutnya, oleh Kaji Sokeh, Tanakah dinikahkan dengan Suminten, gadis yang selama ini membantu Kaji Sokeh. Sesudah kawin dengan Suminten, mereka menempati rumah kosong di ladang Kaji Sokeh. Saat anak pertama keduanya lahir, Kaji Sokeh meninggal. Karena Kaji Sokeh tak punya sanak saudara, maka jenazah Kaji Sokeh diurus oleh Tanakah dan Suminten (bersambung)... Penulis: Iman Suwongso. Narator: A Elwiq Pr...2022-04-1307 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraSembilu (bagian-3/tamat)Mbah Dukun belum keluar rumahnya hingga siang. Ia belum menentukan tindakan penghapus aib bagi desa ini. Awan pekat diikuti hujan bergulung-gulung datang ke desa. Hujan salah mangsa. Mbah Dukun memandang alam yang mengamuk dari balik rumahnya. Banjir lumpur bergulung-gulung datang, memenuhi lembah dan danau. Tiba-tiba Mbah Dukun melihat Santini keluar rumah dan melompat ke dalam parit yang tengah banjir, dengan rambut terurai. Tubuh Santini ditelan air banjir, menyisakan rambut panjang di sela riak air. Mbah Dukun seperti mayat yang berdiri di bingkai jendela, memandang desanya yang tenggelam. Sembilu makin menusuknya. Lompatan Santisi ke parit tak terusir dari benaknya. Orang-orang kampung...2022-04-1207 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraSembilu (bagian-2)Pada musim pendakian, Santiko, suami Santini berangkat menjadi juru panggul barang pendaki gunung. Ia pulang hanya beberapa saat saja. Meski hanya kerja sambilan, menjadi juru oanggul barang pendaki cukup diharapkan Santiko. Sebab ia ingin membangun rumah berdinding tembok seperti tetangganya, bukan berdinding kayu seperti saat ini. Pada suatu malam, saat Santiko pergi ke gunung, Mintakno, tetangganya, mengetuk pintu belakang rumah Santiko yang hanya dihuni istrinya yaitu Santini. Meski tak ada warga yang tahu kejadian itu, namun esok harinya kasak-kusuk berkembang. Orang-orang desa menganggapnya aib. Mintakno kabur sejak desas-desus muncul. Mereka hanya berharap tindakan Mbah Dukun. Bagi Mbah Dukun, tindakan Mintakno...2022-04-1207 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraSembilu (bagian-1)Mbah Dukun, kepala suku desa di kaki gunung, resah. Seresah penduduk desa ini. Hal ini dikarenakan Santiti, perempuan 30 tahun, yang masih kerabat Mabh Dukun. Keresahan itu pekat, sepekat kabut membekukan pohon-pohon cemara. (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Felice Keraf. Audio: Menel Pradana.2022-04-1107 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraDaun Telinga Tergeletak di ujung Jalan (bagian-3/tamat)Wajah orang-orang sudah mulai kuyu. Matahari di atas ubun-ubun. Mendung menggelantung kembali. Pekat. Linmas sudah bergeser ke tempat yang lebih teduh. Mak Gendut sudah tidak ada lagi di antara kerumunan orang-orang di bawah tiang gapura. Penjual es gandul dikelilingi anak-anak. Dua anak berebut es, yang berujung ribut dan hampir saling jotos. Semua orang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Termasuk sekelompok semut yang menggerakkan potongan dua telinga itu. Kehebohan mulai mereda saat hujan tiba, dan banjir membawa daun telinga itu menyingkir. Semua orang hanya melongok-longok mencari tahu ke mana arah daun telinga itu bergerak dibawa banjir. Sementara aku, yang sepanjang hari hanya...2022-04-1108 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraDaun Telinga Tergeletak di Ujung Jalan (bagian-2)Sampai siang hari orang-orang masih berkerumun, menunggu penanganan daun telinga itu. Hujan datang sesaat. Kemudian daun telinga telinga tidak berada ditempatnya. Ternyata direbut seekor tikus. Semua heboh dengan daun telinga itu. Linmas pun ikut menjaga. Sementara aku, tetap menatap sunyi dari jendela yang tertutup gorden separuh badan... (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Dahlia Irawati. Audio: Menel Pradana.2022-04-1109 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraDaun Telinga Tergeletak di Ujung Jalan (bagian-1)Pagi hari Mak Gendut menemukan potongan daun telinga. Ibu-ibu yang sedang belanja tidak percaya. Tetapi, ketika ada bercak darah di sekitar potongan telinga, mereka bergidik. Tukang sayur menganjurkan melaporkan kepada Pak RT, agar dapat dilaporkan pada polisi. Apa sebenarnya yang terjadi pada potongan daun telinga itu? (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Dahlia Irawati. Audio: Menel Pradana.2022-04-1007 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraMarina (bagian-3/tamat)Suatu hati, Pran mengundang temannya ke rumah dan mengenalkannya pada Marina. Teman Pran menawarkan pekerjaan. Pekerjaan itulah yang membuat Marina tidak bisa memaafkan Pran. Dengan berbagai cara, Marina akhirnya bisa lari dari pekerjaan itu. Di rumah, ia menanti Pran. Saat Pran pulang, Marina menghujamkan senjata tajam ke jantung Pran. Marina dihukum 20 tahun penjara. Namun pikiran Marina mengembara ke mana-mana, hingga akhirnya ia dibawa ke rumah sakit jiwa. Hingga suatu ketika saat keluar RSJ, masih dengan kemarahan yang menyesakkan dada, Marina berlari di jalanan. Sampai sebuah mobil menabraknya dengan keras dan melemparkan tubuh Marina ke pohon asam. Marina pun menuju keabadian...2022-04-1008 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraMarina (bagian-2)Orang tua Marina mengizinkan Pran, pemuda kampung sebelah, anak manja dari keluarga kaya, berkenalan dengan Marina. Tetapi, di rumahnya, Marina diperkosa dan terpaksa menerima untuk dikawininya. Yang tidak diketahui ayah ibu Marina adalah bahwa orang tua Pran tidak setuju dengan perkawinan itu. Pran kabur dari rumah. Sejak itu, Pran hidup tergantung pada keluarga Marina. Pria manja itu bahkan masih tak bisa apa-apa hingga setahun setelah menikah... (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Yuswantoro. Audio: Menel Pradana.2022-04-1008 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraMarina (bagian-1)Marina raib dari ujung gang tempat mangkalnya. Perempuan yang mengalami gangguan jiwa itu tidak diketahui kemana perginya. Perempuan yang masih menyisakan sisa-sisa kecantikan itu akan berkata kotor dan jorok kalau digoda anak-anak. Mengapa Marina sampai mengalami nasib seperti itu? Kehidupan ini hanya tak berpihak saja pada bunga desa itu. Penulis: Iman Suwongso. Narator: Yuswantoro. Audio: Menel Pradana.2022-04-0908 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraUang Berkibar Seperti Bendera (bagian-3/tamat)Begitulah kepercayaan tentang anjing penjaga di desa itu, yang sudah tersiar secara turun temurun. Hingga suatu ketika, orang-orang berkerumun di padang pasir menyaksikan uang di padang pasir telah diambil orang. Orang-orang bertanya, kenapa ada orang yang mengambil bukan miliknya? Orang-orang tua berpesan pada anaknya untuk menjaga kejujuran adalah keutamaan di kampung itu. Hingga saat mereka berhasil mengepungorang yang disangka mencuri uang yang berkibar itu, mereka pun tidak bisa melakukan apa-apa selain percaya dengan kisah yang dikatakan orang itu. Begitulah kisah kampung itu, kataku menutup dongeng pada anakku. Di mana kampung itu? Bapak pun berkata, tidurlah, nanti kamu akan menemukan kampung...2022-04-0810 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraUang Berkibar Seperti Bendera (bagian-2)Sesepuh kampung bersama orang-orang kampung membuktikan, yang berkibar itu uang asli. Tetapi, tidak satupun dari mereka yang berani mengambil uang itu. Mereka balik pulang dan hanya memandangi uang yang berkibar, dari balik jendela. Mereka takut dikutuk oleh anjing hitam kalau mengambil barang yang bukan miliknya. Anjing hitam dipercaya sebagai semacam penjaga di kampung itu. Kisahnya sudah ada sejak zaman nenek moyang. Lalu bagaimana nasib uang itu? (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Iman Suwongso. Audio: Menel Pradana.2022-04-0808 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraUang Berkibar Seperti Bendera (bagian-1)Aku tutup rasa lapar dan rasa ingin tahu si bungsu tentang kapan bapaknya pulang, dengan dongeng-dongeng. Kali ini, si bungsu tidak bertanya soal bapaknya. Ia meminta diajak ke suatu desa yang menyenangkan. Aku pun mengingat-ingat, barangkali ada desa yang terselip belum kuceritakan. Maka kali ini, kuceritakan soal desa yang aneh. Tentang desa yang memiliki gunung, padang pasir dengan gundukan-gundukan, dan rumah penduduk yang berada di bukit-bukit. Kalau warga membuka jendela pada pagi hari, gundukan pasir bergunduk-gunduk akan merona oleh cahaya matahari yang memutih. Pagi hari, hampir semua jendela rumah warga serentak dibuka. Sementara penghuninya keluar mencari air, dan bapak-bapaknya bekerja...2022-04-0811 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraJebakan Tikus (bagian-2/tamat)Dalam tidurnya, tokoh aku didatangi seorang pahlawan bernama Damarwulan. Dengan tegas, si pahlawan pemburu tikus itu mengatakan bahwa aku adalah tikus yang sedang dicari banyak orang. Damarwulan datang untuk menangkapnya. Bukan karena hadiah, namun karena tugas. Demi keadilan. Aku berkelit dengan berbagai cara. Tak ada yang bisa menghentikan Damarwulan. Ia tetap kukuh pada tugasnya. Aku akhirnya menemukan ide terakhir untuk mencoba meloloskan diri: menjebak Damarwulan. Pagi hari, saat aku membaca koran, Damarwulan jadi berita utama. Ia ditangkap. "Sayang sekali, semalam aku tidak mengajarimu, bagaimana bisa kabur," kataku bicara sendiri. (tamat). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Iman Suwongso. Audio: Menel Pradana.2022-04-0712 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraJebakan Tikus (bagian-1)Perjalanan tokoh aku bersama anak dan istrinya, mendadak terganggu dengan keberadaan tikus yang melompat ke jalan. Suara radio pun menyiarkan kaburnya tikus dari kerangkeng. Semua orang heboh. Sebab, si tikus bukan saja memakan uang kertas, namun juga mengerat emas yang disimpan di brankas. Bagi tokoh aku, pemberitaan soal kaburnya si tikus berlebihan. Namanya juga kota tikus, pasti banyak tikusnya, pikirnya. Namun, pemberitaan media massa pun penuh dengan kisah pelarian si tikus. Sebenarnya, ada apa dengan tikus-tikus ini?...(bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Iman Suwongso. Audio: Menel Pradana.2022-04-0711 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraDemit Penghuni Kantor Desa (bagian-3/tamat)Markasan akhirnya menerima saran si orang pintar, yaitu menjadi teman demit di kantor desa. Dengan ritual khusus pada suatu malam, Markasan disebut sudah resmi menjadi teman demit. Namun bersahabat dengan demit tidak mudah. Seringnya, Markasan tak mampu mengendalikan mereka. Para demit ikut rapat dinas Pemerintahan Desa, membisikkan strategi untuk memajukan desa. Demit menyarankan membangun ini dan itu. Menyarankan Markasan memperbaiki rumah, memiliki tunggangan, hingga mendekati janda cantik di desa itu. Semenjak ada program aneh-aneh yang harus dilaksanakan, Markasan tidak tahu kalau ada penduduk yang berpapasan dengannya menundukkan kepala sebagai tanda rasa takut, atau sedang menyembunyikan mukannya dari rasa kesalnya. Markasan ...2022-04-0610 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraDemit Penghuni Kantor Desa (bagian-2)Demikianlah perangkat bekerja tanpa keluhan. Markasan sendiri ingin menerapkan wasiat Ki Hajar Dewantoro: ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso, tut wuri handayani. Saking niatnya, Markasan kemudian memilih tidur di kantor desa, agar terus bisa melayani masyarakat. Namun belakangan, Markasan melihat sosok yang menghilang di bawah pohon beringin di pojok halaman kantor desa. Itu terjadi berulang kali. Ragu dengan pikiran awalnya tentang mitos demit, Markasan pun minta bantuan orang pintar. Orang pintar menyarankan solusi: mengusir demit atau menjadikannya teman. Markasan dengan cepat mengatakan ingin mengusir. Namun si orang pintar memintanya mempertimbangkan banyak hal, termasuk butuh tumbal jika ingin mengusir...2022-04-0609 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraDemit Penghuni Kantor Desa (bagian-1)Tersiar kabar ada demit penghuni kantor desa yang berlokasi di kaki Gunung Putri itu. Namun Markasan, kepala desa yang baru dilantik, tidak percaya. Menurutnya itu hanya mitos. Itu sebabnya, ia memerintahkan kamituwo (kepala dusun) untuk kerja bakti membersihkan kantor desa. Desa dicat dan disulap jadi terang benderang, cerah ceria seperti rumah yang baru dihuni. Halaman ditanami bunga beras kutah. Pohon beringin di pojok halaman dirapikan, batangnya dicat putih. Perubahan suasana itu membawa perubahan semangat. Para perangkat desa sangat giat bekerja, hingga lupa waktu istirahat siang. Untung, petinggi Markasan mengingatkan ... (bersambung). Penulis:Iman Suwongso. Narator: Dahlia Irawati. Audio: Menel Pradana.2022-04-0606 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraLaki-Laki Tua Bersepeda Tua (bagian-3/tamat)Situasi di kecamatan kian tidak kondusif. Kades Kaligaring, mencak-mencak melabrak Camat Ayu. Pegawai lain mencegah dan membawa si kades pergi. Camat Ayu kian putus asa. Bagaimana ia bisa menata kecamatan jika anak buahnya seperti itu? Batinnya sambil terisak. Di setiap kesedihan, lagi-lagi muncul lelaki tua misterius. Termasuk, saat si Kades Kaligaring ditangkap polisi karena penyakahgunaan keuangan desa. Berikutnya, warga desa serta kerabatnya mendatangi camat meminta agar kades bisa dibebaskan. Lelaki tua itulah yang memberi sekantong uang pada bu camat untuk membebaskan mereka. Uang itu sebagai pengganti uang yang disalahgunakan oleh kades Kaligaring. Usai kades Kaligaring bebas, maka semua kades tunduk...2022-04-0608 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraLaki-Laki Tua Bersepeda Tua (bagian-2)Bu Camat Ayu harus mendengar sendiri dari kepala desa. Kenapa fasilitas umum banyak rusak, banyak pengangguran, dan angka kemiskinan tinggi? Padahal desa punya banyak uang. Camat Ayu mengundang seluruh kepala desa. Tak ada seorang kades pun datang. Camat Ayu pergi langsung ke desa untuk mengecek. Kata perangkat desa di sana, pak kades pergi rapat di kecamatan. Saat ditelepon, hp kades dimatikan. Perasaan Camat Ayu kian tak menentu. Saat Bu Ayu merasa kewalahan, muncul lagi laki-laki tua bersepeda tua. Siapa dia? Satu kalimat yang terus diingat dari laki-laki tua itu: Sabar bu, orang sabar selalu menemukan jalan... (bersambung ke bagian 3). Penulis...2022-04-0509 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraLaki-Laki Tua Bersepeda Tua (bagian-1)Bupati memutasi camat. Bu Ayu, camat perempuan itu, terpaku mengetahui ia ditempatkan di tempat yang dirasanya berat. Masyarakatnya tidak sopan, mengkritik dengan satir, dan infrastruktur jalan rusak. Camat Ayu terharu, saat seorang laki-laki tua tukang sampah di kabupaten saat pelantikan berpesan padanya: tak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. Pun, saat ia sidak wilayahnya yang penuh jalan berlubang, laki-laki tua bersepeda tua melintas di samping mobil Camat Ayu. Bu camat seperti mengenal laki-laki itu... (bersambung ke bagian-2). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Yuswantoro. Audio: Menel Pradana.2022-04-0508 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraAkulah Tikus Yang Digulung Bola Api (bagian-2)Mr Bala-bala, ahli hukum lulusan Belanda yang kumintai tolong hanya tersenyum. Aku sudah menjelaskan aku ingin bebas. Mr Bala-Bala memintaku melawan dengan bergerilya. Aku dengan para pembelaku sudah menyusun rencana pembelaan. Pembelaan kami masih dipertimbangkan. Kami pun berpesta, karena merasa kemenangan sudah di depan mata. Namun tiba-tiba. Cetarrr. "Watakmu tidak berubah. Di sini kamu masih berusaha menyuap kami," kata si cambuk kilat. Cetarrr. Kilatan api menggulungku, panasnya membakar seluruh jasad dan jiwaku. Embusannya menerbangkanku, melemparkanku entah kemana dan sampai kapan. Hingga kin iaku segumpal bola api yang melayang-layang. Tamat. Penulis: Iman Suwongso. Narator: Aldi Eka Wijaya. Audio: Menel Pradana.2022-04-0406 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraAkulah Tikus Yang Digulung Bola Api (bagian-1)Cetaarrr. Sebuah cambuk merah melecut tubuhku hingga bilur-bilur. Aku sang tokoh cerdik pandai dengan deretan gelar, tiba-tiba berubah jadi tikus di hadapan sosok hitam bercambuk merah itu. Cambuk itu terus menerpa seluruh tubuh, tiga kali sehari. Aku ingin mendekati si cambuk kilat. Tapi percuma, mendekat berarti Ulo Marani Gepuk. Yang aku butuhkan sekarang tak lain adalah juru lobi. Aku membutuhkanmu pembela-pembela setiaku....(bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Aldi Eka Wijaya. Audio: Menel Pradana.2022-04-0407 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraTopeng di Meja Bupati (bagian-2)Setelah Basuki jadi bupati, Satir sulit sekali menemui Basuki. Suatu ketika, Satir bertekad menemui Basuki, untuk melihat letak topeng buatannya. Sayangnya, Basuki tidak mengakui bahwa Satir adalah teman masa kecilnya. Bupati itu mengatakan tak memiliki teman gembel, dan meninggalkannya begitu saja. Satir pun pergi. Sekilas sebelum Satir meninggalkan kantor bupati, ia melirik ke meja kerja bupati. Ia melihat topeng buatannya di sana. Bukan lagi topeng Panji, namun topeng Dasamuka. (tamat). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Arief Sasono. Audio: Menel Pradana.2022-04-0307 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraTopeng di meja bupati (bagian-1)Satir adalah pembuat topeng. Ia adalah yatim piatu sejak umur 1 tahun. Suatu ketika, Basuki, temannya, datang untuk minta restu karena mencalonkan diri jadi bupati. Ia minta dibuatkan topeng untuk sikep. Basuki memenangkan pemilihan bupati. Satir diminta menghadap bupati Basuki sambil membawa topeng pesanannya. Setelah menunggu 3 jam, Basuki tak juga menemui Satir. Basuki menyuruh ajudannya untuk menemui Satir dan mengantarnya pulang ke terminal, setelah memberikan bingkisan kue dalam tas plastik, lengkap dengan seamplop uang. Satir menolaknya... (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Arief Sasono. Audio: Menel Pradana.2022-04-0309 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraPisau DendamSetelah 8 tahun dipenjara, Diro hari ini bebas. Ia bertekad menemui istrinya, yang sudah 5 tahun tak datang menjenguknya di penjara. Pertemuan terakhir, Wanti datang tanpa anaknya yang berumur 5 tahun. Padahal sebelumnya, ia selalu datang 3 kali seminggu. Diro menduga, Wanti telah kawin lagi. Dengan berbekal sebilah pisau pemotong daging yang didapatnya dari seorang pande besi, ia datang ke rumah di mana Wanti selama ini tinggal untuk membalas dendam. Saat merangsek ke dalam kamar sambil menghunus pisau, Diro mendapati kenyataan yang menyadarkannya bahwa meski ia telah bebas dari penjara, namun sebenarnya ia belum benar-benar bebas. Penulis: Iman Suwongso. Narator: Arief Sasono. Audio: Menel...2022-04-0113 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraDi Ujung JalanKisah tentang Sri, calon penerus Mbah Panji sang maestro wayang topeng. Sri bertekad meneruskan kiprah Mbah Panji. Namun ia lebih sering tidur saat pentas topeng berlangsung. Hingga Mbah Panji meninggal, Sri dengan percaya diri berusaha meneruskan Mbah Panji dengan kepiawaiannya menari Raden Panji Gunungsari. Namun hatinya hancur, saat Mario, lelaki muda yang disukainya justru lebih mengagumi dan mengangkat seorang perempuan berhidung mancung untuk menari. Sri menyerah. Sri pun bercerita padaku (saudaranya), bahwa ia telah mengemas dan menutup kisah tentang tari topeng. Ia berpikir, mungkin lebih baik menjadi TKI. Penulis: Iman Suwongso. Narator: Dahlia. Audio: Menel Pradana.2022-03-2918 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraSi Penjaga Malam Yang Suka Bicara di Bawah Pohon JerukKisah Saripan si penjaga malam, yang diculik sekelompok orang. Ia dipaksa mengenali sebuah foto, yang disebut bernama Bejo. Berkali-kali nama Bejo dipaksa masuk ke otak Saripan. Sekelompok pria dipaksa mendengarkan kisah bagaimana Bejo disebut memerkosa Sinta, seorang perempuan pemberani. Dan kemudian membunuh Sinta. Saripan berusaha menolak mengakui pernah ketemu atau kenal Bejo. Ia disiksa untuk mengaku mengenal Bejo, si tukang becak. Bagaimana Bejo dengan becaknya melintas di depan pos jaga, untuk membuang karung yang disebut berisi mayat Sinta. Semula Saripan menolak mengakui mengenal Bejo. Namun saat sekelompok orang itu melemparkan foto istri dan anaknya, Bejo lunglai. Dan ia kemudian bersaksi...2022-03-2516 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraMenerkam Daging SegumpalPesan untuk seorang pendamping desa. Salah satunya, bagaimana menghadapi kisah keluarga miskin yang tinggal di sebuah gubug. Keluarga Suminah dan anaknya Karto (9). Karto sangat menikmati makan nasi tiwul dengan lauk sesuil daging agak kehitaman. Daging dicuil sedikit demi sedikit. Ia menyisakan secuil daging, yang akan dimakan terakhir saat tiwul habis. Ia ingin merasakan gurihnya. Namun celakanya, sebelum makannya habis, seekor kucing melompat menyambar daging itu. Karto meraung dan berusaha merebutnya. Namun kucing yang sama kurusnya dengan Karto, melompat balik berusaha merebut daging itu. Keduanya bergumul memertahankan daging yang dirasa adalah haknya. Perebutan daging itu membuat Suminah suatu siang kembali membawa...2022-03-2109 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraSeutas TaliPerempuan tetangga di depan rumah itu dikenal oleh orang-orang sebagai wanita jahat yang suka memukul anak dan binatang, dan mengikatnya dengan seutas tali. Ia seorang suster. Nyonya Leni namanya. Kami mulai dekat saat aku menemukan seutas tali miliknya. Kami sempat sering ngobrol tentang banyak hal. Saat itu, teman-teman Nyonya Leni melihat ia berubah. Tak lagi suka marah, dan giat bekerja. Namun kemudian, suatu saat, Nyonya Leni datang ke rumahku saat ada Tutut. Kukenalkan Tutut sebagai calon istriku. Sejak itu, aku hampir tak banyak melihat Nyonya Leni lagi. Kemudian, aku kembali sering melihat seutas tali tergantung di jendela rumah Nyonya Leni...2022-03-1815 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraMembaca sastra liveJumat (21/01/2022) Kobis merajut sastra berproses dengan komunitas perkopian dan pecinta sastra di Malang, untuk membaca cerpen. Aktivis, barista, akuntan, dan orang dari latar belakang beragam berkumpul untuk berbagi kisah dan membaca cerita. Berikut nama-nama mereka yang mengapresiasi sastra bersama Kobis. Mereka adalah Simon Cahyanto (Si Jujur Mati di Desa Ini), Arief Sasono (Lakon di Kota Kecil), Aldi Eka Wijaya (Lebaran Bersama Nenek), Rizal Aulia Rahma (Rambut Juminten). Audio: Menel Pradana.2022-01-2155 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraLakon di Kota KecilEdisi kali ini, Kobis Merajut Sastra akan akan membacakan cerpen dari sastrawan Ratna Indraswari Ibrahim berjudul Lakon di Kota Kecil. Cerpen pilihan yang kami unggah, adalah karya sastra di mana Kobis Merajut Sastra belajar atasnya. Lakon di Kota Kecil ini bercerita tentang Sumirah, kembang desa yang suatu ketika memutuskan berhenti jadi pelacur. Alasannya, ia bosan. Yang heboh justru tetangga di desanya. Para tetangga merasa Sumirah belum banyak berpunya. Mereka berkomentar bahwa bapaknya butuh dirawat, dia belum punya tv, tetangga butuh utang, dan lainnya. Kenapa juga tetangganya yang heboh? Narator: A Elwiq PR. Audio: Menel Pradana.2021-12-3109 minKobis Merajut SastraKobis Merajut SastraTentang Kobis Merajut SastraIni adalah salam perkenalan dari kami. Sebuah komunitas belajar menulis (kobis) 'Merajut Sastra' yang berasal dari Malang, Jawa Timur. Komunitas ini belajar tentang kehidupan dan kemanusiaan, melalui kisah-kisah sastra dan non-sastra.2021-10-1501 min