Look for any podcast host, guest or anyone
Showing episodes and shows of

Komunitas Salihara Arts Center

Shows

Siniar SaliharaSiniar SaliharaImajinasi, Manipulasi dan Ilusi dalam Rupa Digital bersama Bob EdrianHubungan antara teknologi digital dengan seni rupa sebetulnya bukanlah hal yang baru. Hubungan tersebut juga tidak lepas dari beberapa aspek yang memengaruhi pemutakhiran teknologi dalam kehidupan sehari-hari kita. Melalui prinsip kerja ini dan semakin canggihnya teknologi digital yang bisa kita gunakan untuk mencipta atau mengapresiasi, adakah perubahan dalam cara kita memandang seni? Dan bagaimana relasi antara seniman, teknologi, karya, dan audiensnya? Dalam episode terakhir Siniar Salihara musim keempat, Rebecca Kezia bersama narasumber Bob Edrian akan membahas hubungan antara teknologi digital dengan seni rupa dalam “Ngomong-ngomong Soal: Imajinasi, Manipulasi dan Ilusi dalam Rupa Digital”.  Musik oleh...2023-10-231h 03Siniar SaliharaSiniar SaliharaReformasi Ilmu dalam Budaya Digital bersama Fadjar Ibnu ThufailHampir semua aspek kehidupan manusia dipengaruhi oleh teknologi digital serta mengubah cara bertindak dan cara berinteraksi kita dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, pengaruh teknologi digital masuk dalam salah satu cabang ilmu pengetahuan yaitu humaniora, yang mempertanyakan kembali tentang manusia dan sekitarnya. Tapi, bagaimana posisi manusia ketika teknologi digital telah masuk dalam ilmu humaniora? Apakah ada yang berubah dan apakah perubahan ini memperkaya cara pandang kita dalam memaknai kehidupan? Bersama host Rebecca Kezia dan narasumber Fadjar Ibnu Thufail akan membahasnya dalam Siniar Salihara musim keempat episode pertama: “Ngomong-ngomong soal: Reformasi Ilmu dalam Budaya Digital”.  Musik oleh Sri H...2023-10-2253 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaPuitika Mesin: Pedang Bermata Dua bersama Martin SuryajayaSastra sebagai salah satu cabang penciptaan sebuah kesenian yang lekat dengan unsur kepengarangan seperti adanya konteks, sejarah, dan bentuk bahasa yang menjadi ekspresi pengarangnya, kini telah dimasuki oleh sesuatu yang lebih objektif melalui kerja teknologi digital seperti adanya perangkat kecerdasan atau AI. Namun, apa sebetulnya yang hendak ditawarkan melalui usaha atau eksperimen ini? Apakah hal ini dapat memperkaya pembacaan kita dalam mengapresiasi karya sastra? Pertanyaan-pertanyaan ini akan dibahas pada Siniar Salihara musim keempat episode kedua bersama Rebecca Kezia dan narasumber Martin Suryajaya dalam “Ngomong-Ngomong Soal: Puitika Mesin: Pedang Bermata Dua”. Musik oleh Sri Hanuraga. 2023-10-2251 minSiniar SaliharaSiniar Salihara(Segera tayang) Ngomong-Ngomong Soal: Intervensi Digital dalam Seni, Sastra dan Ilmu Pengetahuan.Di musim ini, Rebecca Kezia akan berbincang dengan sejumlah pembicara mengenai efek dari Humaniora Digital atau Digital Humanities terhadap posisi sentral manusia. Mengapa hal ini menjadi penting? Dengarkan episode pertamanya mulai Senin, 09 Oktober 2023. Episode terbaru tayang setiap Senin. Siniar Salihara dapat didengar melalui Spotify, Apple Podcast dan NOICE, serta dapat ditonton di kanal YouTube Komunitas Salihara.2023-10-0600 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaToeti Heraty: Manifesto, Filsafat, dan PuisiToeti Heraty adalah penyair perempuan yang mulai muncul pada awal 1960-an. Ia pembelajar sekaligus doktor filsafat. Toeti juga menyatakan pemikirannya dalam tulisan-tulisan non-fiksi dan ia pun mendirikan "Jurnal Perempuan" dan jurnal budaya dan filsafat "Mitra". Jika para penyair laki-laki sebelumnya kelewat banyak mengandalkan keharuan dan ilham dalam penulisan puisi, pada puisi Toeti Heraty mulai muncul siasat untuk membunyikan perenungan atau meditasi intelektual, yang kemudian membuat puisi-puisinya terasa lebih diskursif daripada liris dan dipenuhi pernyataan feminisme. Bersama host Ibrahim Soetomo dan narasumber Avianti Armand, Siniar Salihara musim ketiga hadir dengan “Ngomong-Ngomong Soal Toeti Heraty: Manifesto, Filsafat, dan Puisi”.  2023-04-1735 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaRukiah: Yang Menuai di Ladang TandusSiti Rukiah atau S. Rukiah aktif menulis pada masa Kemerdekaan hingga 1965. Ia menulis puisi, cerpen, novel dan cerita anak-anak. Di luar pekerjaannya sebagai seorang penulis, Rukiah adalah seorang guru, redaktur dan aktivis politik, ia juga bergabung dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) dan menjadi salah satu elite pemimpinnya. Prosa-prosanya menampilkan kembali korban revolusi di kalangan rakyat jelata yang tidak berdosa, sebagaimana ditampilkan dalam Tandus (1952). Seperti apa kiprah dan karya-karya S. Rukiah? Ibrahim Soetomo bersama Dewi Kharisma Michellia akan mengurainya dalam “Ngomong-Ngomong Soal Rukiah: Yang Menuai di Ladang Tandus”.   Musim ketiga Siniar Salihara hadir dengan topik "Peremp...2023-04-1050 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaSaadah Alim: Perlawanan Dan KepatuhanSaadah Alim adalah salah satu penulis perempuan yang menyuarakan penentangannya pada tradisi poligami dan kawin karena perjodohan dalam budaya Minangkabau. Ia mengajukan pemikiran tentang perlunya kebebasan bagi perempuan dalam menentukan hidupnya, baik dalam rumah tangga maupun dunia kerja. Melalui lakon "Pembalasannya" (1940) dan kumpulan cerita pendek "Taman Penghibur Hati" (1941), Saadah menyajikan cerita-cerita psikologis yang memberikan perspektif baru dalam budaya Minangkabau saat itu. Ikuti perbincangan tentang Saadah Alim dan karya-karyanya bersama Ibrahim Soetomo dan narasumber Aura Asmarandana dalam “Ngomong-Ngomong Soal Saadah Alim: Perlawanan Dan Kepatuhan”. Musim ketiga Siniar Salihara hadir dengan topik "Perempuan Penulis". Episode terbaru hadi...2023-04-0332 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaSoewarsih Dan Dilema Kaum PergerakanSoewarsih Djojopuspito menulis roman pertama dalam bahasa Belanda berjudul “Buiten het Garrel” yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi “Manusia Bebas”. Pada masa 1930-an, Soewarsih tak hanya aktif dalam aktivitas sebagai penulis, ia juga aktif dalam pergerakan. Roman “Manusia Bebas” disebut sebagai “dokumentasi zaman pergerakan” yang memberikan kita semacam potret tajam tentang bagaimana kaum pergerakan nasional bertumbuh. Bersama Ibrahim Soetomo dan narasumber Dhianita Kusuma Pertiwi, Siniar Salihara musim ketiga hadir dengan “Ngomong-ngomong soal: Soewarsih Dan Dilema Kaum Pergerakan”.  Episode terbaru Siniar Salihara musim ketiga hadir setiap Senin. Musik oleh Sri Hanuraga. 2023-03-2741 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaAku dan Chairil Anwar bersama Dewi AnggraeniChairil Anwar kerap menulis puisi dengan judul yang berhubungan dengan laut, di antaranya puisi “Senja di Pelabuhan Kecil”, “Cintaku Jauh di Pulau”, dan “Kabar dari Laut”. Chairil seperti sedang menggambarkan bagaimana pengalamannya terhadap suasana laut. Apakah Chairil menuangkan pengalamannya terhadap laut pada puisinya? Dan bagaimana motif laut dari sisi Chairil? Ibrahim Soetomo bersama Dewi Anggraeni akan membahas puisi Chairil dan laut  dalam “Ngomong-ngomong Soal: Aku dan Chairil Anwar”. Siniar ini adalah bagian dari acara “Seratus Tahun Chairil Anwar” yang akan dilaksanakan pada 27-30 Oktober 2022 di Komunitas Salihara. Informasi tentang acara ini, kunjungi www.salihara.org. Musik oleh Sri Hanura2022-10-2438 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaAku dan Chairil Anwar bersama Hamzah Muhammad..Puisi Chairil Anwar menuliskan bagaimana suasana urban yang ditulis pada zamannya, namun rasanya justru sangat relevan dengan kondisi sekarang. Chairil mengelaborasi hal-hal sehari-hari ke dalam puisinya dan memberikan gambaran hidup yang nyata bagi pembacanya. Lantas kenapa Chairil memilih untuk menuliskannya menjadi puisi? Ikuti perbincangan Ibrahim Soetomo dan Hamzah Muhammad dalam “Ngomong-ngomong Soal: Aku dan Chairil Anwar”. Siniar ini adalah bagian dari acara “Seratus Tahun Chairil Anwar” yang akan dilaksanakan pada 27-30 Oktober 2022 di Komunitas Salihara. Informasi selengkapnya kunjungi www.salihara.org Musik oleh Sri Hanuraga.2022-10-1733 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaAku dan Chairil Anwar bersama Putri MinangsariKarya Chairil Anwar kerap jadi salah satu contoh puisi Indonesia yang muncul pada pelajaran bahasa Indonesia di bangku sekolah, salah satunya puisi “Aku”. Sajak Chairil juga seringkali memberi pengaruh kepada pembacanya. Putri Minangsari seorang penari Bali dan penulis, membagikan bagaimana pengalaman pertamanya membaca puisi Chairil. Bersama host Ibrahim Soetomo dalam musim kedua Siniar Salihara “Ngomong-ngomong Soal: Aku dan Chairil Anwar”. Siniar ini adalah bagian dari acara “Seratus Tahun Chairil Anwar” yang akan dilaksanakan pada 27-30 Oktober 2022 di Komunitas Salihara.2022-10-1033 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaMembaca Goenawan Mohamad: Mendengar Musik, Menulis PuisiDi masa mudanya, Goenawan Mohamad suka mendengarkan musik bernuansa jazz. Salah satunya adalah Billie Holiday, pelantun lagu mengenai persekusi yang dialami oleh masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat. Apa pengaruhnya ke sajak-sajak Goenawan Mohamad? Ayu Utami dan Yulius Tandyanto akan berbincang tentang kegemaran musik dan pengaruhnya ke dalam karya-karya Goenawan Mohamad. Di ‘podcast’ ini kita juga bisa mendengar musikalisasi puisi “Kwatrin tentang Sebuah Poci” dan “Di Beranda Ini Angin Tak Kedengaran Lagi” karya Goenawan Mohamad. Podcast ini adalah bagian dari acara Art Camp: Membaca Goenawan Mohamad yang akan dilaksanakan pada 25-27 Maret 2022. Informasi selengkapnya kunjungi www.tiket.salihara.org2022-03-0712 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaMembaca Goenawan Mohamad: Hidup Bahagia bersama FilsafatGM muda memilih kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia karena, pada masanya, itu satu-satunya yang menyediakan mata kuliah filsafat (dengan dosen Romo Driyarkara, SJ). Sejak muda, GM punya kecenderungan pada filsafat tertentu, yaitu yang mengutamakan pengalaman ketimbang rumusan. Bagaimana itu muncul dalam karyanya? Podcast ini adalah bagian dari acara "Art Camp: Membaca Goenawan Mohamad" yang akan dilaksanakan pada 25-27 Maret 2022. Informasi selengkapnya kunjungi www.tiket.salihara.org2022-03-0116 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaMembaca Goenawan Mohamad: Sastra dalam JurnalistikBagi generasi Ayu dan Yulius, jasa GM adalah membawa sastra ke dalam jurnalisme. Pada masa itu, pers masih berpretensi untuk obyektif, meliput kedua pihak dan berjarak. Sambil mempertahankan kode etik pers, GM berhasil memasukkan pengalaman subyektif dan kedalaman perenungan, terutama melalui Catatan Pinggir. Bagaimana “Caping” menginspirasi generasi Ayu dan Yulius?  Podcast ini adalah bagian dari acara "Art Camp: Membaca Goenawan Mohamad" yang akan dilaksanakan pada 25-27 Maret 2022. Informasi selengkapnya kunjungi www.tiket.salihara.org2022-02-2109 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaMembaca Goenawan Mohamad: Yang Tersirat dalam Polemik IdeologiSelepas perang dunia, Perang Dingin melanda. GM muda menolak pemaksaan seni sebagai alat politik, seperti digariskan dalam realisme sosialis. Ia termasuk penandatangan Manifes Kebudayaan, yang kemudian diganyang oleh Lekra. Tapi, puisi GM tahun 60-an ternyata juga menunjukkan solidaritas pada kaum buruh. Apa bedanya dengan realisme sosialis? Podcast ini adalah bagian dari acara "Art Camp: Membaca Goenawan Mohamad" yang akan dilaksanakan pada 25-27 Maret 2022. Informasi selengkapnya kunjungi www.tiket.salihara.org2022-02-1509 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaMenulis dengan Bakat atau Intelektualisme? (Pembacaan petilan esai “Bakat Alam dan Intelektualisme” karya Subagio Sastrowardoyo)“Bakat Alam dan Intelektualisme” adalah esai karya Subagio Sastrowardoyo yang melihat situasi dan perkembangan sastra pada akhir 1960-an. Ia membandingkan karya-karya sastra dari generasi dan majalah Horison dengan generasi dan majalah Kisah. Esai ini kemudian dimuat dalam buku berjudul sama yang terbit pada 1972. Petilan esai ini yang dibacakan oleh Sastiviani Cantika (Kelas Akting Salihara) melengkapi edisi ‘podcast’ "Horison dan Avantgardisme Sastra Indonesia".2022-02-0409 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaHorison dan Avantgardisme Sastra Indonesia bersama Seno Gumira Ajidarma"Horison" adalah sebuah majalah yang berfokus memuat karya-karya sastra Indonesia. "Horison" berperan sebagai etalase sastra Indonesia modern sepanjang Orde Baru. Apa yang melatarbelakangi berdirinya "Horison"? Zen Hae dan Seno Gumira Ajidarma berbincang tentang apa yang membuat majalah "Horison" menjadi penting bagi pertumbuhan dan eksperimentasi sastra Indonesia2022-01-3127 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaHari-Hari yang Mencekam (Pembacaan Petilan “Bawuk” Karya Umar Kayam)“Bawuk” karya Umar Kayam adalah novelet yang diterbitkan pada tahun 1975. Karya ini hendak memahami peristiwa 1965 dari sisi yang lebih luas. Karya lebih lengkap dapat dibaca di buku Sri Sumarah atau Sri Sumarah dan Bawuk karya Umar Kayam. Karya ini dibacakan oleh Sastiviani Cantika (Kelas Akting Salihara). Pembacaan ini melengkapi edisi ‘podcast’ “Peristiwa 65 dalam Sastra Indonesia”.2022-01-2304 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaPeristiwa 65 dalam Sastra Indonesia bersama Soe Tjen MarchingTafsir dominan di dalam masyarakat perihal “Peristiwa 65” adalah yang selama ini dipropagandakan oleh pemerintah Orde Baru. Bagaimana sastra berperan menawarkan interpretasi tentang “Peristiwa 65”? Dalam episode ini Ayu Utami dan Soe Tjen Marching berbincang tentang bagaimana representasi “Peristiwa 65” dalam sastra Indonesia. Soe Tjen Marching adalah pengarang yang kerap mengangkat “Peristiwa 65” dalam karya-karyanya. Ia selalu memegang pernyataan bahwa “dalam fiksi kita menemukan kebenaran.”2022-01-1721 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaNh. Dini dan Dunia Perempuan bersama Ayu Utami dan Rebecca KeziaBagaimana Nh. Dini menyampaikan gagasan tentang keperempuanan di dalam karya sastra? Episode ini berisi percakapan Rebecca Kezia dengan Ayu Utami tentang peran Nh. Dini dalam gelanggang sastra Indonesia pada masa 1950-an dan sesudahnya. Episode ini dibuka dengan pembacaan petikan "Namaku Hiroko", novel karya Nh. Dini oleh Rifqi Akbar (Kelas Akting Salihara).2021-12-2733 minDrama Audio SaliharaDrama Audio SaliharaTeman KamiSeorang lelaki biasa saja tiba-tiba mendapat kejayaan pada masa mudanya. Ia memiliki rumah, mobil mewah, dan seorang istri yang selalu bisa diandalkan. Tapi memasuki masa tuanya, si lelaki dibayang-bayangi oleh "sesuatu". Apa yang sesungguhnya terjadi? Drama Audio Teman Kami dialih-wahanakan dari cerita pendek Dias Novita Wuri yang berjudul sama dalam kumpulan cerpen "Makramé" (2017). Drama Audio ini disutradarai oleh Rangga Riantiarno dan dibintangi oleh Ratna Riantiarno dan Tuti Hartati.2021-12-1728 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaKiri dan Kanan; Seni dan Politik bersama Alexander SupartonoBagaimana mulanya perpecahan orientasi sastra dan kesenian dari generasi sastrawan Indonesia setelah Kemerdekaan? Episode podcast kali ini berisi perbincangan bersama Zen Hae (sastrawan) dan Alexander Supartono (sejarawan seni) tentang situasi kesusastraan di Indonesia sepanjang 1950 sampai 1960-an, ketika terjadi polarisasi antara seniman yang bekerja dengan pedoman realisme sosialis dan humanisme universal. Episode kali ini dibuka dengan pembacaan “Afair Manikebu, 1963-1964” karya Goenawan Mohamad oleh Rifqi Akbar (Kelas Akting Salihara).2021-12-1338 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaPramoedya, Realisme, Revolusi bersama Dhianita Kusuma PertiwiBagaimana kemunculan Pramoedya Ananta Toer sebagai pengarang pada masa Revolusi? Bersama Ayu Utami dan Dhianita Kusuma Pertiwi, kita akan mendengar percakapan tentang peran dan kiprah Pramoedya dalam pusaran sastra dan politik Indonesia masa 1950 dan sesudahnya. Podcast dibuka dengan pembacaan cerita pendek “Gado-gado” karya Pramoedya Ananta Toer oleh Rafika Intania (Kelas Akting Salihara).2021-11-2928 minDrama Audio SaliharaDrama Audio SaliharaKarna episode 02Asal-usul tak dapat dipertandingkan dan tak bisa dinilai lagi. Bagaimana pergulatan batin Karna ketika ia tahu kebenaran tentang dirinya? Apa yang Karna pikirkan ketika ia harus menghadapi kelima Pandawa yang mana adalah adik-adiknya sendiri?Menampilkan Muhammad Khan (Karna), Ruth Marini (Radha), Sita Nursanti (Kunthi), Syam Ancoeamar (Parashurama), Karna disutradarai oleh Landung Simatupang dan diproduksi oleh Komunitas Salihara.2021-11-1751 minDrama Audio SaliharaDrama Audio SaliharaKarna episode 01Orang-orang Kurawa menyukai Radheya dan mereka memberinya nama Karna. Dalam Drama Audio Salihara "Karna" episode pertama, kisah Karna muncul dari monolog Kunthi, Radha, Parashurama dan Karna sendiri. Bagaimana kisah masa kecil Karna atau Radheya yang dibesarkan oleh Radha, ibu angkatnya? Bagaimana kemudian Radheya tumbuh menjadi seorang ksatria?Menampilkan Muhammad Khan (Karna), Ruth Marini (Radha), Sita Nursanti (Kunthi), Syam Ancoeamar (Parashurama), “Karna” disutradarai oleh Landung Simatupang dan diproduksi oleh Komunitas Salihara.2021-11-1745 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaSastra Indonesia 1950-an dan Warna Lokal bersama Martin SuryajayaBagaimana perkembangan kesusastraan Indonesia setelah kematian Chairil Anwar? Apa benar orientasi kepada “budaya dunia” berakhir dan berganti dengan orientasi kepada “kampung halaman”? Bersama Zen Hae dan Martin Suryajaya kita akan mendengar percakapan tentang sastra Indonesia pada era 1950-an. 'Podcast' dimulai dengan pembacaan sajak “Balada Terbunuhnya Atmo Karpo” karya W.S. Rendra dan “Priangan Si Jelita” karya Ramadhan K.H. oleh Rafika Intania (Kelas Akting Salihara).2021-11-1529 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaSurat Kepercayaan Gelanggang dan Budaya DuniaBagaimana perkumpulan Gelanggang Seniman Merdeka merumuskan Surat Kepercayaan Gelanggang? Apa sebenarnya yang dimaksud dengan “budaya dunia” dalam pernyataan yang muncul pada tahun 1950 itu? Di dalam ‘podcast’ ini Zen Hae dan Nirwan Dewanto, dua sastrawan Indonesia, bercakap-cakap tentang sikap dan pandangan kebudayaan dari perkumpulan Gelanggang Seniman Merdeka atau yang kemudian lebih dikenal sebagai Angkatan 45. ‘Podcast’ ini dimulai dengan pembacaan Surat Kepercayaan Gelanggang oleh Arief Sufyan (Kelas Akting Salihara).2021-11-0326 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaJassin sang Penjaga Sastra Indonesia bersama Goenawan MohamadH.B Jassin dikenal sebagai kritikus sastra terkemuka yang menghidupkan ekspresi dalam sastra melalui kritik. Bersama Goenawan Mohamad (sastrawan) dan Ayu Utami (sastrawan), episode kali ini membahas peran H.B Jassin dalam khazanah sastra Indonesia modern dan warisannya bagi generasi sastra yang lebih kemudian. Sebelum itu simak juga pembacaan salah satu surat dari "Kumpulan Surat-Surat H.B Jassin 1943-1983" oleh Arief Sufyan (Kelas Akting Salihara).2021-10-2036 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaSastra Sufi di Indonesia, Suatu Kali bersama AprinusTema-tema sufistik bisa dibaca dalam karya-karya Melayu klasik. Adapun dalam sastra Indonesia modern, tema ini kembali diminati oleh sejumlah sastrawan, khususnya sepanjang 1970-1980-an. Kenapa tema ini kembali muncul? Spesial menyambut Literature and Ideas Festival (LIFEs) 2021: “Arab Asyiq”, simak obrolan Aprinus Salam (peneliti dan penulis) bersama Cep Subhan KM (kurator tamu LIFEs 2021) tentang fenomena sastra sufistik di Indonesia. Simak juga pembacaan petikan cerpen “Rintrik” karya Danarto oleh Marsha Habib (Kelas Akting Salihara).2021-09-1334 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaIslam Populer dalam Sastra: Kasus FLP bersama Faruk H.T.Bagaimana ekosistem dan ekspresi keislaman muncul dalam karya sastra populer di Indonesia? Spesial menyambut Literature and Ideas Festival (LIFEs) 2021: “Arab Asyiq”, mari kita dengarkan diskusi Faruk H.T. (sastrawan) dan Cep Subhan KM (kurator tamu LIFEs 2021) yang membahas geliat para penulis Forum Lingkar Pena (FLP). Episode ini mengupas bagaimana FLP menjalin relasi komunitas, berkarya dan menumbuhkan watak didaktisme Islam dalam sastra Indonesia modern. Sebelum itu, simak petikan cerpen “Ketika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa oleh Marsha Habib (Kelas Akting Salihara).2021-08-2331 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaDinamika Sastra Arab di Pesantren Hari Ini bersama Hairus SalimDi lingkungan pesantren, bagaimana sastra Arab diserap ke dalam kepenulisan sastra berbahasa Indonesia? Di edisi spesial menyambut Literature and Ideas Festival (LIFEs) 2021: “Arab Asyiq”, mari kita simak obrolan menarik antara Hairus Salim (antropolog dan penulis) dan Cep Subhan KM (kurator tamu LIFEs 2021). Mereka membahas perkembangan hingga pengaruh sastra Arab di dalam lingkungan pesantren. Episode ini diawali dengan pembacaan novel "Alkudus" karya Asef Saeful Anwar oleh Marsha Habib (Kelas Akting Salihara).2021-08-0229 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaDjamil Suherman dan Sastra Pesantren bersama Raedu BashaDjamil Suherman menawarkan karya-karya yang mengangkat tentang kehidupan Islam di Jawa Timur, terutama lingkungan pesantren. Dunia pesantren yang ia tulis pun sangat khas dan hampir tidak ditawarkan oleh penulis sebelumnya karena sifat estetik dan kritisnya. Di podcast edisi spesial menyambut Literature and Idea Festival (LIFEs) 2021: “Arab Asyiq” ini ada Raedu Basha (sastrawan) dan Hamzah Muhammad (kurator tamu LIFEs 2021) yang membahas seputar Djamil Suherman dan karya-karyanya. Podcast dibuka dengan pembacaan petikan karya Djamil Suherman, “Main Gambus”, oleh Aziz Azthar (Kelas Akting Salihara).2021-07-1227 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaHamka: Sastra Arab dan Dakwah Literer bersama Deddy ArsyaSpesial menyambut Literature and Ideas Festival (LIFEs) 2021: "Arab Asyiq", di edisi podcast kali ini kita mendengarkan percakapan seputar Hamka dan karya-karyanya bersama Deddy Arsya (penyair & sejarawan) dan Hamzah Muhammad (kurator tamu LIFEs 2021). Bagaimana Hamka menyerap kepustakaan sastra Arab ke dalam kepenulisan sastra berbahasa Indonesia? Simak juga pembacaan petikan novel "Di Bawah Lindungan Kaabah" (1938) karya Hamka oleh Aziz Azthar (Kelas Akting Salihara).2021-06-2338 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaYang Menolak Tunduk di Zaman Jepang bersama Hasan AspahaniKebudayaan menjadi strategi yang dipilih Jepang untuk menguasai Hindia Belanda. Ada seniman-seniman Indonesia yang bergabung dalam propaganda Jepang tersebut, tapi ada pula yang tidak. Podcast kali ini, bersama Hasan Aspahani (penyair) dan Ayu Utami (sastrawan), kita membahas situasi kesusastraan Indonesia pada masa pendudukan Jepang (1942-1945). Sebelum itu mari kita simak pembacaan puisi Chairil Anwar dan Nursjamsu serta cerpen Idrus oleh Eugenia Elina (Kelas Akting Salihara).2021-05-3132 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaPolemik Kebudayaan: “Barat atau Timur?” bersama Wicaksono AdiPada paruh kedua 1930-an, penulis-penulis kita berdebat pendapat dalam menentukan orientasi kebudayaan Indonesia. Sutan Takdir Alisjahbana memilih Barat sebagai acuan kebudayaan, sementara Sanoesi Pane dan sastrawan lainnya memilih Timur. Kenapa polemik ini bisa terjadi? Ikuti perbincangan Zen Hae (sastrawan) dan Wicaksono Adi (kritikus seni) mengenai salah satu polemik penting dalam sejarah pemikiran di Indonesia. Simak juga petikan esai karya Sutan Takdir Alisjahbana dan Sanoesi Pane yang dibacakan oleh Eugenia Elina (Kelas Akting Salihara).2021-05-1031 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaSoewarsih dan Roman Pergerakan bersama Aquarini PriyatnaDi tengah dominasi laki-laki di lingkungan kesusastraan, Soewarsih Djojopoespito tampil sebagai satu-satunya perempuan yang menulis roman dalam bahasa Belanda. Kehadirannya menjadi harapan tak hanya bagi perempuan penulis, tapi juga kaum pergerakan pada dekade akhir zaman kolonial. Dalam rangka memperingati Hari Kartini, ‘podcast’ kali ini berisi bincang-bincang antara Aquarini Priyatna (peneliti) dan Ayu Utami (sastrawan) yang membahas kiprah dan pengaruh karya Soewarsih dalam sastra Indonesia. Sebelum itu kita juga bisa mendengar petikan roman "Manusia Bebas" karya Soewarsih Djojopoespito oleh Anton Effendi Girgis (Kelas Akting Salihara).2021-04-2132 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaBelenggu yang Membebaskan bersama SudibyoRoman "Belenggu" (1940) karya Armijn Pane terbit pada masa pergerakan di mana ketika itu karya sastra kerap digunakan untuk alat pembentukan kesadaran nasionalisme. Tapi roman tersebut bukan hadir sebagai alat perjuangan, melainkan hasil ekspresi pengarang yang bebas. Bersama Sudibyo (akademisi sastra) dan Zen Hae (sastrawan), episode kali ini membahas roman "Belenggu" dan situasi kesusastraan Indonesia pada masa itu. Simak juga pembacaan petikan roman "Belenggu" oleh Anton Effendi (Kelas Akting Salihara).2021-04-1228 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaPuisi Anak Sumatra bersama Nirwan DewantoPara pengarang Sumatra pada 1920-1930-an memperkenalkan jenis “puisi baru” yang memperbaharui penggunaan bahasa Melayu. Bagaimana prosesnya sastra berbahasa Melayu berubah secara politis menjadi sastra Indonesia? Episode podcast kali ini, bersama Nirwan Dewanto dan Ayu Utami, kita membicarakan puisi generasi Mohammad Yamin (1920-an) sampai Amir Hamzah (1930-an). Podcast ini juga disertai pembacaan sajak-sajak penyair Sumatra pada masa itu oleh Putri Ayudya.2021-03-2226 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaPolitik dan Hiburan di Luar Balai Pustaka bersama Koko Hendri LubisDi tengah derasnya penerbitan karya-karya para pengarang Sumatra oleh Balai Pustaka, muncul pula karya-karya lain yang turut memberikan variasi bacaan di luar radar dan politik penerbitan kolonial. Podcast kali ini berisi diskusi menarik bersama Koko Hendri Lubis (peneliti) dan Zen Hae (sastrawan). Mereka membahas karya-karya sastra “Roman Medan” yang terbit di luar Balai Pustaka. Simak juga pembacaan petikan roman detektif "Elang Emas Ketawa" karya Joesoef Sou'yb oleh Putri Ayudya.2021-03-0827 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaDunia Tionghoa dan Peranakan bersama Didi KwartanadaKetika kesusastraan pada 1920-an berada di bawah kontrol pemerintah kolonial dan rezim Balai Pustaka, kemunculan karya-karya sastrawan Tionghoa Peranakan yang ditulis dengan bahasa Melayu Pasar dianggap sebagai “bacaan liar”. Di episode ini Didi Kwartanada (sejarawan) dan Ayu Utami (sastrawan) membahas serba-serbi karya-karya penulis Tionghoa Peranakan yang juga turut membentuk keindonesiaan. Simak juga pembacaan petikan novel Drama di Boven Digoel karya Kwee Tek Hoay oleh Rizal Iwan (Kelas Akting Salihara).2021-02-2234 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaAnak Muda dan Kekangan Adat bersama Faruk H.T.Bagaimana gambaran sastra Indonesia dua dekade sebelum kemerdekaan? Podcast ini berisi diskusi seru tentang roman-roman terbitan Balai Pustaka era 1920-an bersama Faruk H.T. (sastrawan) dan Zen Hae (sastrawan). Sebelum itu kita juga mendengarkan pembacaan roman Salah Asuhan karya Abdoel Moeis, salah satu sastrawan yang berkarya pada era tersebut. Pembaca karya: Rizal Iwan (Kelas Akting Salihara)2021-02-0830 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaSurat-Surat yang Mengubah Hindia bersama Melani BudiantaKartini dikenal besar berkat keluasan dan kekritisan pemikirannya. Surat-surat Kartini menyuarakan ide-ide emansipasi dan demokrasi pada zaman kolonial, serta banyak menginspirasi tokoh-tokoh bangsa. Di episode kali ini, bersama Melani Budianta dan Ayu Utami, kita membicarakan seputar pandangan Kartini di dalam surat-suratnya. Adakah relevansi serta pengaruh pemikiran Kartini dengan situasi kita hari ini? Pembaca karya: Winny Triswandhani (Kelas Akting Salihara)2021-01-2530 minSiniar SaliharaSiniar SaliharaHikayat Perlawanan dari Lebak bersama Sunlie Thomas AlexanderNovel Max Havelaar karya Eduard Douwes Dekker (Multatuli) adalah salah satu novel terpenting yang ditulis pada masa kolonial. Ditulis oleh pengarang berkebangsaan Belanda, novel ini membongkar praktik kolonialisme dan membela kaum bumiputra yang tertindas. Bersama Sunlie Thomas Alexander (kritikus sastra) kita akan membahas bagaimana Max Havelaar mengubah kesadaran para penulis Belanda dan asing di Hindia Belanda, juga para penulis Indonesia di kemudian hari. Pembaca karya: Winny Triswandhani (Kelas Akting Salihara)2021-01-1231 minDrama Audio SaliharaDrama Audio SaliharaJembangan Pecah episode 02Bu Marto dan Darto pun memberikan kesaksian. Bu Marto yang dirundung kejengkelan akhirnya melibatkan Mak Bugis, pengasuh anak perempuannya, sebagai salah satu saksi mata. Ketika persidangan hampir tak menemukan titik terang, Mak Bugis datang dan membawa sebuah bukti penting yang tertinggal di pohon labu Bu Marto. Bukti apakah itu? Dan berhasilkan bukti tersebut mengungkap si pemecah jembangan ini?2020-12-3040 minDrama Audio SaliharaDrama Audio SaliharaJembangan Pecah episode 01Pak Lurah yang tengah terluka sedang kerepotan mencari kupluknya yang hilang. Pada saat yang bersamaan, ia harus mengusut peristiwa pecahnya jembangan (guci) kesayangan Bu Marto dan teka-teki kamar putrinya yang disusupi laki-laki misterius. Akankah Pak Lurah menemukan dalang di balik peristiwa itu?2020-12-2934 minSiniar SaliharaSiniar Salihara050. Umpan Balik Seni Trimatra pada Perkembangan Teknologi bersama Wildan Indra SugaraWildan Indra Sugara adalah seniman yang kerap mengangkat isu residu teknologi dan konsumerisme melalui medium semen, besi, found object dan readymade. Di episode ini ada obrolan kami bersama Wildan Indra Sugara, juara satu Kompetisi Karya Trimatra Salihara 2019. Episode ini membahas seputar proses kreatif, gagasan berkarya, serta pembacaan si seniman mengenai situasi seni rupa Indonesia hari ini.2020-12-2723 minDrama Audio SaliharaDrama Audio SaliharaJembangan Pecah (Trailer)Pak Lurah yang sedang kehilangan kupluk harus mengusut sebuah kasus tentang pecahnya jembangan Bu Marto dan penyusupan misterius di kamar putrinya. Siapakah penyusup badung ini? Diangkat dari mahakarya Heinrich von Kleist, dengarkan #DramaAudioSalihara “Jembangan Pecah” mulai Selasa, 29 Desember 2020.2020-12-2601 minSiniar SaliharaSiniar Salihara049. Inspirasi dan Ekspresi Seksual Remaja bersama Nael SumampouwKenapa persoalan seksualitas remaja di Indonesia sering dianggap hal yang meresahkan? Bukankah itu hal yang wajar? Di episode kedua, Nael Sumampouw (dosen psikologi Universitas Indonesia) membahas hubungan sisi seksualitas dengan aspek psikologi. Bagaimana saja para remaja mengungkapkan problem seksual mereka? Apakah semua ini melahirkan subkultur baru? (Serambi Salihara, 14 November 2012)2020-12-1331 minSiniar SaliharaSiniar Salihara048. Inspirasi dan Ekspresi Seksual Remaja bersama Wendi PutrantoMasa remaja atau pubertas kerap dipenuhi hasrat pencaharian akan hal baru, tak terkecuali persoalan seksual. Di episode pertama, Wendi Putranto (editor majalah Rolling Stone Indonesia) membahas fenomena ini dari sudut pandang dunia musik. Ia membahas peran musik dalam memunculkan kebiasaan remaja: perkembangan era Rock and Roll serta fenomena groupies di Amerika Serikat dan Inggris. (Serambi Salihara, 14 November 2012)2020-12-1333 minSiniar SaliharaSiniar Salihara047. Pastiche dan Apropriasi Budaya Pop dalam Berkarya bersama Argya DhyaksaBagaimana fenomena sosial media dan budaya populer mempengaruhi proses kreatif seni rupa kita hari ini? Dalam episode ini kami berbincang bersama Argya Dhyaksa, salah satu pemenang Kompetisi Karya Trimatra Salihara 2019. Kita akan mendengar bahasan seputar proses kreatif, gagasan serta tantangan berkarya yang dihadapi seniman muda saat ini.2020-11-2830 minSiniar SaliharaSiniar Salihara046. Historiografi Indonesia dalam Perspektif Sejarah oleh Taufik AbdullahDi episode kedua, Taufik Abdullah (sejarawan) membahas perkembangan penulisan sejarah Indonesia pada era Orde Baru. Ceramah ini mengupas lebih lanjut perdebatan sekaligus semangat baru penulisan kesejarahan Indonesia melalui konteks cakupan wilayah, keberagaman studi sejarah dan pengalaman internasional. Lantas bagaimana para sejarawan berhadapan dengan kekuasaan di depan mereka? (Teater Salihara, 26 Januari 2016)2020-11-1424 minSiniar SaliharaSiniar Salihara045. Historiografi Indonesia dalam Perspektif Sejarah oleh Taufik AbdullahKapankah sejarah Indonesia mulai dipersoalkan? Bagaimana hubungan penulisan sejarah dengan kekuasaan? Bersama Taufik Abdullah (sejarawan), ceramah ini mengulas perkembangan penulisan sejarah Indonesia sebelum dan setelah kemerdekaan. Ceramah ini melihat historiografi Indonesia berdasarkan tokoh-tokoh penting dalam penulisan dan kritik sejarah kita kala itu. (Teater Salihara, 26 Januari 2016)2020-11-1428 minSiniar SaliharaSiniar Salihara044. Orisinalitas dan Internet sebagai Ruang Publik bersama Andrita YunizaBagaimana seniman memaknai orisinalitas jika pada era internet orisinalitas tak lagi dipertanyakan? Lalu, bagaimana seniman menyikapi internet sebagai ruang publik? Dalam episode kali ini, Andrita Yuniza, salah satu pemenang Kompetisi Karya Trimatra Salihara 2019, mengulik lebih jauh bagaimana internet mempengaruhi seniman dalam proses kreatif dan memberikan pengalaman akan ruang.2020-10-2537 minSiniar SaliharaSiniar Salihara043. Pembaruan Islam dan Film bersama Putut WidjanarkoDi episode kedua, Putut Widjanarko (produser film) melanjutkan bahasan dengan berbagi sudut pandang dan pengalamannya di balik industri film. Diskusi ini membahas lebih lanjut tentang wacana Islam dan pembaharuan Islam yang dipotret dalam film-film Islam di Indonesia. (Serambi Salihara, Rabu 10 Agustus 2011)2020-10-1224 minSiniar SaliharaSiniar Salihara042. Pembaruan Islam dan Film bersama Eric SasonoKepopuleran film Islam telah menjadi tren baru di tengah industri perfilman Indonesia. Tetapi bagaimana wacana Islam digambarkan dalam film? Di episode pertama, Eric Sasono (kritikus film) membahas persoalan tersebut berdasarkan perkembangan konteks Islam dalam sejarah perfilman Indonesia. Diskusi ini mengulas secara teoritis perkembangan agenda serta karakter Islam dalam perfilman Indonesia. (Serambi Salihara, Rabu 10 Agustus 2011)2020-10-1225 minSiniar SaliharaSiniar Salihara040. Erotika Nusantara: Serat Centhini bersama Elizabeth InandiakKetika kita membahas hal-hal yang berbau sensual, kenapa kita sering kali meminjam istilah-istilah dari Barat? Di episode pertama, Elizabeth Inandiak mengupas pemaknaan erotika yang terekam dalam karya sastra asal Keraton Solo, Serat Centhini. Kuliah ini mengulas kembali tembang-tembang dalam Serat Centhini untuk menggali makna erotika yang tumbuh dalam khasanah sastra nusantara. (Serambi Salihara, 10 Maret 2012)2020-08-3122 minSiniar SaliharaSiniar Salihara041. Erotika Nusantara: Serat Centhini bersama Elizabeth InandiakDi episode kedua, Elizabeth Inandiak mengupas lebih banyak lagi tembang-tembang Serat Centhini untuk melihat pemaknaan erotika dalam khazanah sastra Nusantara. Kuliah ini melihat bagaimana penggunaan istilah erotika tidak hanya dimaknai sebagai tindakan tetapi juga khayalan dan ajaran. (Serambi Salihara, 10 Maret 2012)2020-08-3125 minSiniar SaliharaSiniar Salihara038. Jakarta Street Photography bersama Irma ChantilyFotografi jalanan atau street photography kerap menjadi tren yang menuai kontroversi. Mengapa demikian? Di episode pertama, Irma Chantily (pengamat dan pengajar fotografi) mengupas tentang praktik fotografi berdasarkan kesejarahan dan tokoh-tokoh penting di dalam perkembangannya, mulai dari Louis Daguerre, Henri Cartier-Bresson, sampai Robert Frank. Diskusi ini melihat hubungan fotografi jalanan dengan seni lukis serta perkembangannya di sisi visual. (Galeri Salihara, 10 Juni 2014)2020-08-2320 minSiniar SaliharaSiniar Salihara039. Jakarta Street Photography bersama Erik PrasetyaBagaimana fotografi jalanan diterapkan di Indonesia? Di episode kedua, Erik Prasetya (fotografer) membahas praktik fotografi jalanan dengan melihat hubungan fotografi jalanan dengan ruang publik. Diskusi ini membahas lebih dalam mengenai sisi estetika, emosi dan pendekatan dalam praktik fotografi jalanan berdasarkan karya-karya fotografer seperti Sebastião Salgado, W. Eugene Smith dan lain-lain. (Galeri Salihara, 10 Juni 2014)2020-08-2322 minDrama Audio SaliharaDrama Audio SaliharaPinangan episode 03Rukmana Kholil pun turut tersulut emosinya setelah mendengar adu mulut Agus Tubagus dan Ratna Rukmana yang seakan tak kunjung usai. Apa yang hendak dilakukan Rukmana Kholil? Juga Agus dan Ratna, mau kawin atau masih mempertahankan gengsi atas kehebatan anjing peliharaan masing-masing?2020-08-2216 minSiniar SaliharaSiniar Salihara036. Pemikiran Indonesia dalam Sastra (Laut, Bangsa, Puisi) bersama Arif B. PrasetyoKongres Pemuda Kedua (27-28 Oktober 1928) menghasilkan Sumpah Pemuda yang mendeklarasikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Sejak itu pemikiran tentang kebangsaan dan kemerdekaan mulai dituliskan dalam sastra-sastra Indonesia. Di episode pertama, dalam rangka Hari Kemerdekaan ke-75 RI, Arif B. Prasetyo mengupas semangat kebangsaan dan nasionalisme melalui karya-karya para penyair pra dan pasca kemerdekaan. (Serambi Salihara, 05 Oktober 2011)2020-08-1633 minSiniar SaliharaSiniar Salihara037. Pemikiran Indonesia dalam Sastra (Laut, Bangsa, Puisi) bersama Arif B. PrasetyoBahasa dan sastra Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pemikiran mengenai keindonesiaan. Episode kedua, Arif B. Prasetyo membahas kelanjutan peran narasi puisi dalam memaknai nilai keindonesiaan. Diskusi ini meninjau lebih lanjut perkembangan puisi Indonesia yang mulai memikul beban modernisme. ‘Podcast’ ini dalam rangka Hari Kemerdekaan ke-75 RI. (Serambi Salihara, 05 Oktober 2011)2020-08-1633 minDrama Audio SaliharaDrama Audio SaliharaPinangan episode 02Adu mulut tentang kepemilikan tanah hampir membuat Agus Tubagus pergi dari rumah Rukmana Kholil. Ketika Agus Tubagus dan Ratna Rukmana hendak merajut kembali niat menikah, mereka justru terjebak dalam adu mulut lain perihal anjing peliharaan mereka. Dengan mempertahankan gengsi masing-masing, apakah mereka jadi menikah?2020-08-1517 minDrama Audio SaliharaDrama Audio SaliharaPinangan episode 01Agus Tubagus bertamu ke rumah Rukmana Kholil dengan niat hendak melamar Ratna Rukmana. Tapi mereka malah terjebak di tengah pertikaian mulut yang dipicu oleh kepemilikan tanah. Siapa yang harus mengalah meredam gengsi dan berhasilkah Agus meminang Ratna?2020-08-0820 minDrama Audio SaliharaDrama Audio SaliharaPinangan (Trailer)Ketika cinta tapi gengsi, inilah kisah permulaan antara Agus Tubagus dan Ratna Rukmana yang kepingin menikah.  Drama audio 'Pinangan' dapat didengar mulai Sabtu, 08 Agustus 2020. Jangan sampai terlewatkan!2020-08-0401 minSiniar SaliharaSiniar Salihara035. Lebah Madu Kecurian oleh Ria dan LunangPada suatu hari seekor lebah kecil yang lucu kehilangan madunya. Hmm siapa ya kira-kira pencurinya? Dalam rangka Hari Anak Nasional, episode kali ini menghadirkan pembacaan Lebah Madu Kecurian oleh Ria dan Lunang. Dongeng ini adalah karya Lunang (berusia empat tahun) yang dibuat dalam proses pementasan Papermoon Puppet Theatre mendatang.2020-08-0210 minSiniar SaliharaSiniar Salihara033. Titik Tengah: Kilas Balik Peringatan 70 Tahun Sapardi Djoko Damono bersama Nirwan DewantoSajak-sajak Sapardi Djoko Damono bisa dimaknai dan dibahas dengan beragam perspektif. Di dalam perkembangan perpuisian Indonesia, bagi Nirwan Dewanto, karya-karya Sapardi berdiri sebagai “titik tengah” di antara konvensi dan avantgardisme. Di episode ini kita mengenang Sapardi Djoko Damono melalui pembahasan atas sajak-sajaknya yang menginspirasi perkembangan sastra Indonesia.  (Teater Salihara, 26 Maret 2010)2020-07-2627 minSiniar SaliharaSiniar Salihara034. Titik Tengah: Kilas Balik Peringatan 70 Tahun Sapardi Djoko Damono bersama Nirwan DewantoSajak-sajak Sapardi Djoko Damono bisa dimaknai dan dibahas dengan beragam perspektif. Di dalam perkembangan perpuisian Indonesia, bagi Nirwan Dewanto, karya-karya Sapardi berdiri sebagai “titik tengah” di antara konvensi dan avantgardisme. Di episode ini kita mengenang Sapardi Djoko Damono melalui pembahasan atas sajak-sajaknya yang menginspirasi perkembangan sastra Indonesia.  (Teater Salihara, 26 Maret 2010)2020-07-2620 minSiniar SaliharaSiniar Salihara032. Perempuan dan Ruang Publik oleh Nong Darol MahmadaMengapa perempuan seringkali dibebani oleh aturan dan stigma masyarakat? Episode kali ini, bertepatan dengan Hari Keadilan Internasional, Nong Darol Mahmada (aktivis perempuan) membahas posisi ketubuhan perempuan yang kerap diobyektifikasi di ruang publik. Melalui kacamata tafsir Islam, diskusi ini mengulas persoalan ketimpangan yang muncul dari aturan normatif terhadap perempuan. (Serambi Salihara, 07 Desember 2011)2020-07-1931 minSiniar SaliharaSiniar Salihara031. Pemikiran A. Teeuw di Seputar Sastra oleh Hasif AminiA. Teeuw adalah kritikus, pengkaji dan akademisi sastra Indonesia asal Belanda. Ide-idenya sangat penting dalam perkembangan kesusastraan Indonesia. Di episode ketiga, Hasif Amini (sastrawan) menelaah pemikiran A. Teeuw yang melakukan kritik sastra menggunakan sudut pandang berbeda dan belum pernah dikaji oleh para sastrawan pada masa itu. (Serambi Salihara, 28 September 2013)2020-07-1227 minSiniar SaliharaSiniar Salihara029. Pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana di Seputar Sastra oleh Zen HaeSutan Takdir Alisjahbana adalah tokoh penting dalam perkembangan sastra Indonesia modern pada awal abad ke-20. Ia adalah salah satu sosok di balik berdirinya majalah Pujangga Baru pada 1930-an. Di episode pertama ini Zen Hae (sastrawan) mengupas pemikiran Sutan Takdir mengenai kesusastraan pada masa itu yang sedang beralih ke zaman modern. (Serambi Salihara, 28 September 2013)2020-07-1220 minSiniar SaliharaSiniar Salihara030. Pemikiran H.B. Jassin di Seputar Sastra oleh Arif B. PrasetyoH.B. Jassin adalah kritikus dan dokumentator kesusastraan Indonesia. Di episode kedua, Arif B. Prasetyo (sastrawan) membahas pemikiran H.B. Jassin, termasuk kewibawaan dan produktivitasnya mengkritik sastra Indonesia. Pemikiran apa yang ditawarkan H.B. Jassin dan sebenarnya apa peran kritikus dalam perkembangan sastra? (Serambi Salihara, 28 September 2013)2020-07-1219 minSiniar SaliharaSiniar Salihara028. Keindonesiaan dalam Pemikiran Sastrawan Perempuan bersama Manneke BudimanDi episode kedua, Manneke Budiman melanjutkan bahasan narasi keindonesiaan dengan meninjau cerita pendek “Laluba” (2005) karya Nukila Amal dan “Lelaki Beraroma Kebun” (2004) oleh Linda Christanty. Melalui dua cerita itu ia menggali lebih dalam dimensi segar dari imaji keindonesiaan yang lebih beragam. (Galeri Salihara, 28 September 2011)2020-07-0522 minSiniar SaliharaSiniar Salihara027. Keindonesiaan dalam Pemikiran Sastrawan Perempuan bersama Manneke BudimanBagaimana kita menemukan nilai keindonesian jika geliat sastra hanya dilihat dari ukuran estetika ibu kota? Di episode pertama, Manneke Budiman membahas persoalan tersebut dengan mengupas novel Pertarungan (2002) karya Hanna Rambe melalui perspektif unik yang mengimajinasikan kembali tanah air dan kenusantaraan. (Galeri Salihara, 28 September 2011)2020-07-0528 minSiniar SaliharaSiniar Salihara026. Patung di Ruang Publik bersama Yuswadi SaliyaSeiring perkembangan zaman, keberadaan patung di sudut-sudut kota tak semata menyuguhkan nilai estetik dan artistik tapi juga upaya memberi rupa baru dalam membangun wajah kota. Di episode kedua, Yuswadi Saliya melanjutkan perbincangan eksistensi patung di ruang publik dengan melihat hubungannya dengan lanskap perkotaan. Bagaimana patung, sebagai medium representasi, mengadaptasi nilai artistik terhadap nilai yang ada di ruang publik? (Serambi Salihara, 21 September 2016)2020-06-2836 minSiniar SaliharaSiniar Salihara025. Patung di Ruang Publik bersama Nyoman NuartaBagaimana seni patung menempatkan diri di ruang publik? Di episode pertama, Nyoman Nuarta membahas posisi patung di dalam ruang publik berdasarkan perspektif pematung. Berangkat dari pengalaman personalnya ketika membangun patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali, diskusi ini mengangkat pergulatan komersial seni patung di Indonesia sekaligus posisinya yang kerap termarjinalkan. (Serambi Salihara, 21 September 2016)2020-06-2822 minSiniar SaliharaSiniar Salihara024. Akar Kekerasan bersama Sulistyowati IriantoKelompok intoleran dan anti-demokrasi kian “canggih” menyiasati agenda mereka melalui argumentasi hukum. Di episode kedua ini Sulistyowati Irianto, melalui perspektif hukum, membahas apakah hukum berkontribusi terhadap potensi kekerasan? Bagaimana hukum menggerakan keadilan jika ia berpihak pada kepentingan tertentu, sehingga netralitas dan objektivitasnya kerap dipertanyakan? (Teater Salihara, 08 Juni 2011)2020-06-2128 minSiniar SaliharaSiniar Salihara023. Akar Kekerasan bersama Thamrin Amal TomagolaAksi kekerasan dan terorisme kerap bersembunyi di balik agama. Di episode pertama ini Thamrin Amal Tomagola mengupas persoalan akar kekerasan melalui perspektif sosiologi. Bagaimana tingkat kelas di masyarakat, terutama di perkotaan, menciptakan kesenjangan dan ketegangan, lalu saling berkait dengan tumbuhnya kekerasan dan radikalisme? (Teater Salihara, 08 Juni 2011)2020-06-2139 minSiniar SaliharaSiniar Salihara022. Keindonesiaan dan Ketionghoaan bersama Andi AchdianApakah keabsahan peranakan Tionghoa sebagai warga Republik hanya dinilai terkait sejauh mana “kontribusi” yang mereka berikan? Di episode kedua, Andi Achdian menawarkan perspektif mengenai keindonesiaan dan ketionghoaan melalui penelitiannya di kota Surabaya. Seperti apa cita-cita kemajuan dan dunia intelektual komunitas Tionghoa di Surabaya? Serta bagaimana dinamika hubungan budaya Jawa dan Tionghoa pada masa kolonial? (Serambi Salihara, 18 Oktober 2018)2020-06-1424 minSiniar SaliharaSiniar Salihara021. Keindonesiaan dan Ketionghoaan bersama Didi KwartanadaKongres Pemuda Kedua di Batavia (27-28 Oktober 1928) melahirkan Sumpah Pemuda. Peristiwa itu melibatkan kaum pemuda dari pelbagai organisasi etnis di Indonesia, termasuk pemuda peranakan Tionghoa. Di episode pertama, Didi Kwartanada membahas peran pemuda peranakan Tionghoa di masa Pergerakan Nasional dan bagaimana mereka turut memperjuangkan Indonesia yang merdeka. (Serambi Salihara, 18 Oktober 2018)2020-06-1433 minSiniar SaliharaSiniar Salihara019. Hate Speech: Antara Kebebasan Berbicara dan Potensi Kekerasan bersama AsfinaUjaran kebencian dilakukan untuk menyudutkan dan mendiskriminasi kelompok minoritas agama, etnis dan ras tertentu. Praktiknya diperbuat atas nama kebebasan berekspresi dan berpendapat. Di episode pertama, Asfina membahas konteks kebebasan berbicara berdasarkan tinjauan hak asasi manusia (HAM) dan hukum internasional. Apa yang sebenarnya dimaksud dengan ujaran kebencian? Perlukah kita membatasi kebebasan untuk menghadapi hal itu? (Serambi Salihara, 16 Maret 2011)2020-06-0727 minSiniar SaliharaSiniar Salihara020. Hate Speech: Antara Kebebasan Berbicara dan Potensi Kekerasan bersama Sidney JonesDi episode kedua, Sidney Jones mempertajam bahasan kebebasan berbicara dengan mengurai fakta keterkaitan ujaran kebencian dengan kasus kekerasan di Indonesia. Diskusi ini akan melihat kembali sejarah diskriminasi dan intoleransi di Indonesia serta faktor-faktor yang mendorong tumbuhnya perilaku tersebut. (Serambi Salihara, 16 Maret 2011)2020-06-0719 minSiniar SaliharaSiniar Salihara018. Seni sebagai Peristiwa bersama Hendro WiyantoDi episode kedua, Hendro Wiyanto mempertanyakan kembali apa itu subyek dalam kesenian, khususnya seni rupa. Berangkat dari hal tersebut, ia mengemukakan beragam contoh karya para seniman sejak 1970-an yang menerobos batas-batas medium, dan perdebatan yang melingkupi hal itu. Sebenarnya, apa yang ingin dicapai oleh karya-karya tersebut? (Serambi Salihara, 05 Februari 2013)2020-05-3129 minSiniar SaliharaSiniar Salihara017. Seni sebagai Peristiwa bersama St. SunardiKesenian kerap dipandang sebagai “benda” yang dibatasi oleh mediumnya, tapi tak selamanya demikian. Di episode pertama, St. Sunardi membicarakan kesenian dari perspektif psikoanalisa. Ia mengatakan bahwa seni adalah peristiwa “evakuasi subyek (manusia)”. Tapi peristiwa apa? Dan kenapa perlu mendekati seni sebagai peristiwa? (Serambi Salihara, 05 Februari 2013)2020-05-3128 minSiniar SaliharaSiniar Salihara016. “Soekarno dan Islam” bersama Goenawan MohamadPada episode kedua, Goenawan Mohamad mengurai pemikiran Soekarno dengan melihat hubungan Islam dan negara. Bagaimana pemikiran Islam mampu memberikan energi pembebasan di tengah kolonialisme kala itu? Ada juga bahasan ketertarikan Bung Karno dengan Marxisme dan melihat pertautan tafsir Islam dengan rasionalitas dan pragmatis. (Teater Salihara, 04 September 2010)2020-05-2425 minSiniar SaliharaSiniar Salihara015. “Soekarno dan Islam” bersama Goenawan MohamadApakah arti Islam bagi Soekarno? Di episode pertama, Goenawan Mohamad membahas pemikiran Islam oleh Bung Karno yang mempertemukan narasi Islamisme, Nasionalisme dan Marxisme. Kuliah ini juga menelaah narasi keislaman Bung Karno dalam kacamata sejarah intelektual Indonesia. (Teater Salihara, 04 September 2010)2020-05-2424 minSiniar SaliharaSiniar Salihara014. “20 Tahun Reformasi: Majukah Rasionalitas dan Budaya Ilmiah Kita?” oleh Karlina SupelliPada episode kedua, Karlina Supelli melanjutkan bahasannya lebih dalam mengenai rasionalitas dan konsekuensinya, serta melihat irisannya dalam konteks budaya ilmiah. Bagaimana budaya ilmiah mempengaruhi cara kita berpikir dan bertindak? Apakah setelah Reformasi perkembangan budaya ilmiah kian menjernihkan kehidupan sosial kita? (Teater Salihara, 15 Mei 2018)2020-05-1727 minSiniar SaliharaSiniar Salihara013. “20 Tahun Reformasi: Majukah Rasionalitas dan Budaya Ilmiah Kita?” oleh Karlina SupelliApakah kita lebih demokratis setelah Reformasi 1998? Di episode pertama, Karlina Supelli membahas pemaknaan Reformasi dan melihat persinggungannya dengan rasionalitas. Bagaimana rasionalitas hadir sebagai sarana berpikir di tengah kerasnya gema intoleransi? Diskusi ini kembali menjadi perenungan dalam Hari Peringatan Reformasi. (Teater Salihara, 15 Mei 2018)2020-05-1729 minSiniar SaliharaSiniar Salihara012. Agama dan Sekularisme di Ruang Publik bersama Trisno S. SutantoPada episode kedua, Trisno S. Sutanto (akademisi filsafat) membahas persoalan agama dan sekularisme melalui dialog antara Jürgen Habermas dan Joseph Ratzinger (sebelum menjadi Paus Benedict XVI). Adakah titik pertemuan antara agama dengan sekularisme agar tidak terjadi konflik? Diskusi ini ditaja oleh Hivos. (Serambi Salihara, 02 Desember 2010)2020-05-1023 minSiniar SaliharaSiniar Salihara011. Agama dan Sekularisme di Ruang Publik bersama Ioanes RakhmatKenapa perdebatan agama dengan sekularisme selalu hangat dan relevan? Apa itu sebenarnya sekularisme? Episode pertama, Ioanes Rakhmat mengangkat teori-teori sekularisasi yang pernah dicetuskan sejak abad ke-20 dan hubungannya dengan modernisasi dan tradisi keagamaan di tengah masyarakat. Diskusi ini ditaja oleh Hivos. (Serambi Salihara, 02 Desember 2010)2020-05-1026 minSiniar SaliharaSiniar Salihara010. Membaca Kembali Chairil Anwar bersama Zen HaePada episode kedua, Zen Hae (kritikus sastra) lebih dalam membahas karya-karya Chairil Anwar dengan metode “pembacaan dekat”. Zen Hae menelisik hubungan karya-karya Chairil dengan berbagai tradisi puisi yang ada di Nusantara maupun dunia, sebelum dan sesudahnya. Diskusi ini mengajak kita melihat sumbangan Chairil Anwar terhadap perkembangan puisi dan bahasa Indonesia, sekaligus memperingati Hari Pendidikan Nasional. (Teater Salihara, 02 Mei 2018)2020-05-0331 minSiniar SaliharaSiniar Salihara009. Membaca Kembali Chairil Anwar bersama Hasan AspahaniDiskusi ini tak membicarakan mitos-mitos Chairil Anwar, melainkan membahas ia sebagai sastrawan yang menyumbangkan banyak hal untuk bahasa dan sastra Indonesia. Pada episode pertama, Hasan Aspahani (sastrawan), mengulik Chairil Anwar dari buku-buku bacaannya, yang kemudian digunakan sebagai “acuan” berkarya. Diskusi ini mengajak kita melihat sumbangan Chairil Anwar terhadap perkembangan puisi dan bahasa Indonesia, sekaligus memperingati Hari Pendidikan Nasional. (Teater Salihara, 02 Mei 2018)2020-05-0318 minSiniar SaliharaSiniar Salihara008. Desakan Agama di Ruang Publik Bersama Wicaksono AdiEpisode kedua, Wicaksono Adi (kurator dan kritikus seni) melanjutkan pembahasan secara lebih spesifik mengenai persinggungan seni visual di tradisi Islam dan Kristen dengan narasi keagamaan. Bagaimana sejarah seni visual dan perkembangan sisi simboliknya mempengaruhi perwujudan praktik keagamaan? (Teater Salihara, 15 Mei 2019)2020-04-2633 minSiniar SaliharaSiniar Salihara007. Desakan Agama di Ruang Publik bersama Haidar BagirBagaimana kita menyikapi praktik keagamaan yang mendesakkan diri di ruang publik? Di episode pertama, Haidar Bagir (pengkaji pemikiran Islam dan Tasawuf) mendiskusikan posisi agama terhadap budaya di ruang publik melalui perspektif mistisisme Islam dan tasawuf. (Teater Salihara, 15 Mei 2019)2020-04-2634 minSiniar SaliharaSiniar Salihara006. Perempuan Pencipta Narasi bersama Ruth Indiah RahayuPada episode kedua, Ruth Indiah Rahayu (peneliti feminis, aktif di Institut Kajian Kritis dan Studi Pembangunan Alternatif) membahas narasi perempuan melalui pendekatan historiografi atau metode penulisan sejarah. Ada juga perbincangan tentang sejarah pergerakan perempuan pada masa revolusi dan mitos-mitos yang melingkupinya. Diskusi ini dimoderatori oleh Bonnie Triyana, sejarawan Indonesia. (Serambi Salihara, 09 April 2013)2020-04-1940 minSiniar SaliharaSiniar Salihara005. Perempuan Pencipta Narasi bersama Aquarini PriyatnaDiskusi ini membicarakan dan menelaah karya dari tokoh perempuan yang berpengaruh pada pemikiran di Indonesia. Episode pertama, Aquarini Priyatna (pengajar Sastra Inggris Universitas Padjajaran) membedah novel karya Suwarsih Djojopuspito yaitu Manusia Bebas yang membuka perspektif baru tentang perempuan. (Serambi Salihara, 09 April 2013)2020-04-1936 minSiniar SaliharaSiniar Salihara003. Peran Negara, Harapan dan Kekecewaan bersama Mochtar Mas’oedKetika berada di situasi yang genting, bagaimana seharusnya negara berperan? Bersama Mochtar Mas’oed, dosen Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, kita mendiskusikan kembali pengertian dan relevansi negara, serta hubungannya terhadap kekuasaan dan politik, hingga kehadirannya ke sendi-sendi kehidupan kita. (Serambi Salihara, 9 Mei 2012)2020-04-1225 minSiniar SaliharaSiniar Salihara004. Peran Negara, Harapan dan Kekecewaan bersama Poltak HotraderoEpisode kedua bersama Poltak Hotradero, peneliti Bursa Efek Indonesia (BEI). Lanjutan dari episode sebelumnya, kita berdiskusi lebih jauh tentang ekonomi. Dari mana kekuatan ekonomi berasal dan terbentuk? Bagaimana hal itu kemudian relevan ke dalam otoritas suatu negara. (Serambi Salihara, 9 Mei 2012)2020-04-1230 minSiniar SaliharaSiniar Salihara002. Pengalaman Pribadi Mengoleksi Seni Rupa bersama Maya SujatmikoEpisode kedua adalah obrolan bersama Maya Sujatmiko, seorang kolektor, pengamat seni dan pengelola galeri. Ia membicarakan sejarah perkembangan kolektor seni rupa di Indonesia melalui perspektif seorang pengelola galeri dan peran kurator di dalamnya.  (Serambi Salihara, 15 April 2014)2020-04-0430 minSiniar SaliharaSiniar Salihara001. Pengalaman Pribadi Mengoleksi Seni Rupa bersama Syakieb SungkarPasar telah mengubah perilaku para kolektor seni rupa. Episode pertama ini adalah obrolan bersama Syakieb Sungkar, seorang kolektor karya seni. Ia membahas sejarah dan perkembangan tren koleksi seni di Indonesia, kebiasaan para kolektor dalam mengoleksi seni, serta kegemaran mengoleksi karya seni rupa karena nilai investasi, yang selain meningkatkan apresiasi, laku ini ternyata juga mendorong tumbuhnya bisnis lukisan palsu. (Serambi Salihara, 15 April 2014)2020-04-0338 min