Look for any podcast host, guest or anyone

Shows

Cerita Rempah BarusCerita Rempah BarusEpisode 2 Dari riak jadi arus: Ingatan Warga dan Sejarah Barus: Bersama Kresno BrahmantyoIni adalah beberapa hal yang tampil dan terus berulang dari aneka publikasi tentang Barus: Kapur Barus, digunakan pada proses mumifikasi, peribadatan dalam tradisi Hindu-Buddha, dan obat kesehatan, yang artinya sejarah Barus ini merentang dari ribuan tahun sebelum Masehi. Lalu kedatangan Islam di nusantara. Bahkan Presiden Joko Widodo meresmikan tugu nol kilometer peradaban Islam di nusantara. Dan betapa maju perdagangan dan cosmopolitan kotanya—paling tidak lima ratus sampai seribu tahun yang lalu. Tiga hal pokok itulah yang menegaskan skala dan bobot betapa pentingnya warisan Barus.Tapi untuk apa semua itu? Bagaimanakah publik menerima dan memanfaatkan catatan dan warisan it...2021-03-2542 minTergantung Pada KataTergantung Pada Katatestes2020-12-0500 minTergantung Pada KataTergantung Pada KataKECAPProduser program tak mau ketinggalan. Bersembunyi di balik kata-kata yang baunya ilmiah dan dipenuhi kajian kebudayaan, sebenarnya dia sedang menulis surat cintanya pada kecap. Kecap, tak cuma katanya saja yang dipinjam-pinjam dari China, ke Nusantara lalu ke Eropa dan Amerika. Tapi bentuk dan rasanya juga ikut bermetamorfosa. Inilah kata kecap bersama Hilman Handoni.   2020-11-1706 minKata BendaKata BendaDiponegoro dalam empat babak, Cerita dari Jakarta - Bagian 2Di episode kali ini kami mengajak Anda berpetualang mencari jejak Diponegoro di Jakarta. Ada yang terang-terangan tapi ada juga yang sembunyi-sembunyi. Dari manuskrip kuno sampai ke penjara buangan, dari pusaka di ruang berpenjaga sampai patung di ruangan terbuka. Apa saja jejak Diponegoro di Ibukota, kenapa figur yang nyaris membangkrutkan Belanda ini patut kita kenang? Apa makna benda-benda peninggalannya buat kita semua? Saya mengajak Anda berpetualang mencari jejak Diponegoro di Ibukota bersama sejarawan ulung yang telah menguliti sejarah Diponegoro lebih dari tiga dekade, Peter Carey. Kami menyebut petualangan ini: Diponegoro dalam empat babak, Cerita dari Jakarta.2020-10-1128 minKata BendaKata BendaDiponegoro dalam empat babak: Cerita dari Jakarta - Bagian 1Di episode kali ini kami mengajak Anda berpetualang mencari jejak Diponegoro di Jakarta. Ada yang terang-terangan tapi ada juga yang sembunyi-sembunyi. Dari manuskrip kuno sampai ke penjara buangan, dari pusaka di ruang berpenjaga sampai patung di ruangan terbuka. Apa saja jejak Diponegoro di Ibukota, kenapa figur yang nyaris membangkrutkan Belanda ini patut kita kenang? Apa makna benda-benda peninggalannya buat kita semua?Saya mengajak Anda berpetualang mencari jejak Diponegoro di Ibukota bersama sejarawan ulung yang telah menguliti sejarah Diponegoro lebih dari tiga dekade, Peter Carey. Kami menyebut petualangan ini: Diponegoro dalam empat babak, Cerita dari...2020-10-1139 minKata BendaKata BendaAirlangga dan Raja-Raja KitaAda begitu banyak hal yang menghubungkan raja-raja kita dan Airlangga. Eh maksudnya pemimpin-pemimpin kita. Mantra kerja-kerja-kerja dan pembangunan infrastruktur misalnya adalah juga milik Airlangga. Dia membangun bendung dan irigasi. Bikin perdagangan dan produksi persawahan terkoneksi. Dia pindah ibukota sampai tiga kali. Di masanya bermekaran tradisi literasi (pada masa pemerintahannya tiga puluhan prasasti dikeluarkan—paling tidak yang berhasil ditemukan). Beberapa di antaranya dimanfaatkan sebagai legitimasi. Oh ya, dia juga membawa-bawa “wartawan” bahkan dalam situasi perang!Tapi, ini yang menarik, sejarah Airlangga juga adalah sejarah mereka yang kecil. Agama-agama minoritas tetap diikutkan dalam prosesi kenegaraan. Keraga...2020-10-1132 minKata BendaKata BendaMenambang Uang dari Yang TerbuangSekarang zamannya ekonomi kreatif. Sumber daya alam habis, tinggallah sumber daya budaya yang jadi gantinya. Sah-sah saja komodifikasi ini. Toh, warisan budaya juga milik publik yang harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan pubik.Ya kita tahu Borobudur telah menghasilkan bermiliar-miliar pendapatan dari sektor pariwisata. Begitu juga candi-candinya. Tapi apa cuma warisan budaya yang gigantik dan monumental macam itu yang bisa menghasilkan manfaat buat ekonomi publik? Bagaimana dengan warisan budaya yang kecil-kecil, yang remeh dan tak kelihatan? Bagaimana kita menambang uang dari kumpulan yang terbuang?Di episode ini, Kata Benda menghadirkan...2020-10-1134 minKata BendaKata BendaWarisan Kolonial dan Membaca Label-label di Museum KitaDi episode kali ini kita akan memeriksa bagaimana warisan budaya kita di museum lewat label-labelnya. Kita akan mendengarkan cerita bagaimana pola pandang, perspektiif kolonialisme bertahan di museum-museum kita, bahkan berpuluh-puluh tahun setelah merdeka dari Belanda. Apa yang diceritakan benda dan label-label museum kita dan apa yang mesti dilakukan?Perbincangan Kata Benda episode ini menghadirkan Ajeng Ayu Arainikasi, dosen arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia yang juga kandidat doktor dari Leiden University di Belanda.2020-10-1135 minKata BendaKata BendaSemua salah rok perempuan?! Pelajaran feminisme dalam empat bendaAdalah keliru menganggap benda-benda ikonik, adiluhung, langka, semacam arca dan prasasti misalkan, adalah satu-satunya sumber informasi atau makna atau dokumen sosial dan budaya. Benda sehari-hari yang melimpah, yang kita buang juga bisa bermakna. Dari stroller, dorongan bayi kita belajar kontradiksi atau malah rekonsiliasi bahwa membesarkan anak nggak mesti di rumah terus. Jadi orang tua juga bisa mobile, dong!Dari kantong kresek atau kemasan plastik yang cepat sekali umurnya kita dapat menandai pola pikir manusia modern yang maunya serba cepat, praktis, dan nyaman, namun abai dengan dampak lingkungannya. Dalam konteks yang lebih luas, sampah-sampah plastik...2020-10-1138 minKata BendaKata BendaNenek Moyang Kita Membuahi Para NagaKadang penemuan luar biasa diperoleh dari hal-hal sederhana. Dari kedai kopi atau kantin di kampus misalnya--tentu saja ini tidak bermaksud untuk mengecilkan kerja keras di laboratorium, menelisik arsip, dan meneliti data di lapangan. Tapi, inilah yang terjadi pada penemuan kembali dan akhirnya pengkajian pada apa yang kita sebut sebagai Batu Naga. Batu Naga adalah menhir, sebuah batu tegak dari masa prasejarah yang ditemukan kembali di daerah Kuningan Jawa Barat yang berbatasan dengan Brebes dan Cilacap.Lantas apa yang diungkap batu yang berasal dari abad lima sebelum masehi ini? Bisa jadi mitologi: Bahwa kehidupan di...2020-10-1125 minKata BendaKata BendaMenara, bedug, dan kentongan: kontestasi di masjid-masjid nusantaraDari warisan masa pra-Islam, beduk dan kentongan masuk ke ruang suci umat Islam di nusantara. Dari tanda bahaya atau sesuatu yang istimewa, beduk dan kentongan mendampingi lantunan azan nan suci untuk mengajak umat Islam sembahyang—menggantikan atau melengkapi menara-menara yang datang kemudian. Di Sumatera Barat interaksi dan tegangan antara kekuatan politik, sosial, dan kebudayaan, berpuncak pada bentuk atap masjid yang menyerupai bentuk atap rumah gadang. Di Jawa, bentuk limasan, sebagian menafsirkan sebagai tradisi Jawa kuna yang menghormati roh leluhur dan kekuatan yang bersamayam di gunung-gunung menjadi atap yang dominan di masjid-masjid. Tapi kenapa bentuk kubah yang datang belakangan malah ja...2020-10-1123 minKata BendaKata BendaBorobudur: Cerita Kecerdikan Lokal dan Bagaimana Nenek Moyang Kita Mengelola GlobalisasiSinkretisme itu ada di DNA kebudayaan kita. Jauh sebelum Islam Nusantara atau Sunan Kalijaga berdakwah gunakan rasa dan budaya Jawa, Borobudur (dan prasasti serta candi-candi sezaman) telah menunjukkan bagaimana nenek moyang orang nusantara mengolah budaya-budaya global (Hindu dan Buddha) menjadi sesuatu yang pas dengan cita rasa dan kebutuhan lokal. Dua atau lebih tradisi keagamaan bisa bersemayam damai dan berdampingan, sekat kasta dijinakkan, cerita dan wajah lokal disisipkan, tradisi dan kebudayaan disuburkan hingga para empu dan guru merasa mesti ke sini untuk menimba ilmu. Di episode kali ini Profesor Nurhadi Magetsari, guru besar arkeologi...2020-10-1118 minTergantung Pada KataTergantung Pada KataNenek Moyangku Orang Pelaut!Berbeda dengan bahasa Inggris yang memerlukan dua kata niece/nephew atau brother/sister, bahasa Indonesia cuma butuh kakak/adik dan keponakan untuk konsep yang sama. Non-diskriminan dan efisien! Tak perlu ada pembeda atau keterangan yang mesti diimbuhkan. Totok Suhardijanto, pakar linguistik dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia mengajak Anda menjelajahi aneka kamus, menelusuri sejarah kata nenek sambil bernyanyi riang: Nenek moyangku orang pelaut.....  2020-10-0907 minTergantung Pada KataTergantung Pada Kata(Jangan) Panggil Kami TuliTak ada niat merendahkan atau intensi hendak menghina, ketika ilmuwan di tahun 50-an menulis kata "tuli" dalam judul penelitian. Tapi belakangan kata itu berkembang jadi semacam amplas nomor 100 yang kasarnya minta ampun.  Apa hubungan fenomena ini dengan Orde Baru atau sopan santun berbahasa, berbangsa, dan bernegara? Silva Isma  pengajar bahasa isyarat di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia menguraikan salah satu atau salah banyak penyebabnya... Tapi tidak. Tidak dalam bahasa isyarat.  2020-10-0906 minTergantung Pada KataTergantung Pada KataTerkait (daripada yang mana ndasmu!)Telah ratusan purnama Uu Suhardi  meringkas dan meringkus kata-kata  sebagai editor bahasa di Majalah TEMPO. Sepanjang itu pula dia menemukan banyak keteledoran, kemalasan, dan ketergesa-gesaan yang bersembunyi di balik kata-kata. Menyamarkan diri sebagai siasat dan ekonomi kata, yang kadang malah bikin bingung pembaca. Kata terkait adalah salah satu cerminannya.2020-10-0905 minTergantung Pada KataTergantung Pada KataGardu-gardu S.E.N.D.UGardu adalah perangkat mata-mata efektif. Juga ruang indoktrinasi yang tak habis-habis. Meski pada kebanyakan malam ruang sekira dua kali tiga meter ini lebih banyak jadi saksi kaum peronda bermain gaple sambil menghabiskan malam. Bagaimana metamorfosis gardu menjadi ruang mati? Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Fitria Sis Nariswari berusaha menjawabnya. 2020-10-0906 minTergantung Pada KataTergantung Pada KataK#NC#$NG!Penyair dan dosen Fakultas Ilmu Budaya UI, Ibnu Wahyudi menceritakan pengalamannya yang tragis tapi juga jenaka mengenai kata makian. Salah meluncur, kata itu segera menerbitkan rona merah di pipinya. Bukan. Bukan karena malu.  Kata makian, semacam anjay yang bikin heboh hari-hari ini cuma satu dari puluhan atau bahkan ratusan kata-kata  di nusantara yang tabu tapi juga bikin seru. Mengakrabkan bagi yang satu, tapi bagi yang lain bikin marah dan ngilu. Tergantung Pada Kata edisi kali mengajak Anda nimbrung dalam tongkrongan Ibnu Wahyudi sambil meneropong dan menimbang-nimbang kata makian dan hubungannya dengan kita.    2020-10-0805 minTV DesaTV DesaTalk with Arvin #08 | Seni Budaya Daerah Memperkuat Daya Saing Global* TALK WITH ARVIN * ...   (Setiap Selasa)    Live on Free to Air Satellite TV Desa   - Satelit Nusantara Satu  - Satelit Merah Putih/Telkom 4  Juga Live YouTube "TV DESA on TERUS*  dan aplikasi KUGO dan  GENFLIX Live    edisi #8 :Selasa 29 Sept 2020, Jam 12-14 WITA (11-13 WIB)   TEMA  :   Seni Budaya Daerah Memperkuat Daya Saing Global   Tamu-tamu spesial :   1.Dr.(HC) Setyono Djuandi Darmono, Founder of Tidar Heritage Foundation   2020-09-292h 41Tergantung Pada KataTergantung Pada KataDUKUNDari pengobatan alami yang memasukkan aspek sufistik, dukun atau perdukunan sekarang telah turun derajat. Tereduksi jadi hanya dan semata-mata praktik klenik dan mistisisme. Bagaimana jalan panjang kata dukun hingga turun kasta? Nazaruddin, M.A, dosen jurusan Sastra Indonesia di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia membawa kita berpetualang dari Persia hingga nusantara untuk menyelidiki kata "dukun".  Podcast ini diproduksi Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Didukung oleh Pusat Penelitian Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2020-09-2406 min